Sudah Siapkah Kita Meninggalkan Dunia?

Sudah Siapkah Kita Meninggalkan Dunia?

Sesuatu yang pasti di dunia ini hanya satu yakni KEMATIAN.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ 
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah: 8).

Adapun selainnya belum pasti, harus diupayakan. Itu pun hasilnya belum pasti dan tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Namun demikian, kebanyakkan dari kita mati-matian mengejar yang belum pasti dan mengabaikan sesuatu yang sudah pasti yakni kematian.

Kematian tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, SEDIKIT yang mau mempersiapkan diri menghadapinya dan kebanyakan dari mereka tertipu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَاِ نَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَـنَّةَ فَقَدْ فَازَ  ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 185)

Islam tidak melarang umatnya menjadi kaya dan sukses di kehidupan dunianya asalkan mereka dapat menunaikan hak hartanya dan menggunakan nikmat yang diterimanya di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ingatlah … Tak mungkin seorang pun lari dari kematian …

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ 
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa’: 78)

Jadilah mukmin yang cerdas …

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ». 
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhumaa, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “ Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik ? ” Beliau bersabda, “ Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas ? ”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “ Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas. ” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

Persiapan Apa Untuk Menyambut Kematian?

Kematian datang kepada siapa pun orangnya, tanpa pandang jabatan dan pangkat, umur maupun status sosial.

Kematian menjadi rahasia abadi bagi manusia (perkara ghaib) yang tahu hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala agar mendorong manusia selalu berusaha dan memperbaiki diri untuk menjemput kematian itu dalam keadaan husnul khatimah.

Kematian datang setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu seiring dengan berjalannya waktu dan jika telah datang tidak dapat diundurkan atau dimajukan sedikit pun.

Begitu urgennya (penting dan mendesak) bagi keselamatan dan kebahagiaan yang abadi manusia di akherat kelak, maka bagi orang yang berakal harus siap siaga dalam menjemput kematian itu, tanpa melewatkan kesempatan dan waktunya sedikit pun.

Lalu kiat/cara apa yang mesti dilakukan dengan sedikitnya waktu dan kesempatan, serta begitu hebatnya fitnah dunia yang menipu manusia hingga kita kehilangan banyak kesempatan?

Kematian itu datang hanya pada dua keadaan yakni di waktu pagi (siang) atau malam. Pada kedua waktu ini kita harus selalu siap siaga menjemputnya.

Ada 5 Cara Mempersiapkan Bekal Yang 'Ringan' Untuk Menjemput Kematian

1. Menjaga iman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hari kiamat serta berperilaku baik kepada orang lain.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash – radhiyallahu ‘anhuma –, Rasulullah – shallallâhu `alaihi wa sallam – bersabda,

فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِى يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ
“Barang siapa ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya kematian mendatanginya sedang dia dalam keadaan beriman kepada Allah, dan hendaknya dia berperilaku kepada orang lain sebagaimana dia senang diperlakukan oleh orang lain.” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1844]

Ini pokok penting dan utama dalam mendapatkan jaminan surga. Dengan cara ini mendorong manusia agar selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan berhati-hati dalam niat, berbicara dan berbuat, selalu berprasangka baik kepada Allah serta mendorong manusia berakhlaq mulia (karimah) yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain.

2. Mengucapkan sayyidul istighfar di waktu pagi dan sore (menjaga dzikrulloh).

Dari Syaddad bin Aus – radhiyallahu ‘anhu –, Nabi – shallallâhu `alaihi wa sallam – bersabda,

سَيِّدُ الاِسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ
“Sayyidul istighfar, adalah kamu mengucapkan:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِى ، اغْفِرْ لِى ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Engkau, Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku menetapi perjanjian dengan-Mu sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang ku perbuat, aku mengakui kepada-Mu seluruh nikmat-nikmat Mu kepadaku, dan aku mengakui dosa-dosaku, ampunilah aku, karena tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Rasulullah – shallallâhu `alaihi wa sallam – bersabda,

وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Barang siapa mengucapkannya dengan yakin di waktu pagi lalu dia mati pada hari itu sebelum masuk waktu sore, maka dia termasuk penduduk surga. Dan barang siapa mengucapkan dengan yakin di waktu sore lalu dia mati sebelum masuk waktu subuh, maka dia termasuk penduduk surga.” [Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 6306]

Dzikir kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala adalah amalan ringan yang dapat memasukkan ke dalam surga, hingga Allah Subhanahu wa Ta'ala memanggil hamba-hambaNya yang berjiwa tenang ke dalam surga karena istiqomahnya dalam melakukan dzikrulloh.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يٰۤاَ يَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ۖ ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَا ضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَا دْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى ۙ وَا دْخُلِيْ جَنَّتِى
"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS. Al-Fajr 89: Ayat 27-30)

Dan jiwa yang tenang itu hanya dapat diperoleh dengan melakukan taubat nasuha dan banyak mengingat Allah dengan berdzikir kepada-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ۗ 
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28)

3. Membaca Ayat Kursi Setiap Selesai Shalat Fardhu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةَ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ
“Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat, maka tidak ada yang dapat menghalanginya untuk masuk Surga kecuali jika dia mati.” [HR an-Nasaa’i Shahih].

Imam al-Munawi rahimahullah mengatakan :

وَقَالَ التَّفْتَازَانِيُّ: مَعْنَى الْحَدِيثِ أَنَّهُ لَمْ يَبْقَ مِنْ شَرَائِطِ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا الْمَوْتُ، فَكَأَنَّ الْمَوْتَ يَمْنَعُ وَيَقُولُ: لَا بُدَّ مِنْ حُضُورِي أَوَّلًا لِيَدْخُلَ الْجَنَّةَ
“Berkata At-Taftazani: makna hadits ini adalah tidak tersisa dari syarat-syarat untuk masuk ke Surga kecuali kematian, seakan-akan kematian mencegahnya dan mengatakan: engkau harus melewatiku terlebih dahulu kemudian masuk ke dalam Surga.” [Faidhul Qadir 2/6].

4. Berdoa kepada Allah Ta'ala untuk dimasukkan ke dalam Surga dan dijauhkan dari neraka masing-masing 3 kali.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ الْجَنَّةُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ اسْتَجَارَ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ النَّارُ: اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنَ النَّارِ
”Siapa yang meminta surga 3 kali, maka surga akan berkata: ’Ya Allah, masukkanlah dia ke dalam surga.’ Dan siapa yang memohon perlindungan dari neraka 3 kali, maka neraka akan berkata: ’Ya Allah, lindungilah dia dari neraka.” (HR. Ahmad 12585, Nasai 5521, Turmudzi 2572 dan yang lainnya. Hadis ini dinilai hasan oleh Syuaib al-Arnauth dan dinilai shahih oleh al-Albani).

5. Menjaga shalat dan tidak menyia-nyiakannya sedikit pun, terutama shalat bardain (sholat shubuh dan ashar).

Dari Ubadah bin Shamit – radhiyallahu ‘anhu –, Rasulullah – shallallâhu `alaihi wa sallam – bersabda,

خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللَّهُ عَلَى الْعِبَادِ فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ وَإِنْ شَاءَ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ
“Lima kali shalat yang Allah wajibkan atas hamba-hamba Nya, barang siapa melaksanakannya tanpa menyia-nyiakan sedikit pun darinya karena meremehkan haknya, maka dia memiliki perjanjian di sisi Allah bahwa Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Dan orang yang tidak melaksanakannya maka tidak ada perjanjian di sisi Allah untuknya. Jika Allah berkehendak, maka Dia akan menghukumnya dan jika Allah berkehendak maka Dia akan memasukkannya ke dalam surga.” [HR. Abu Daud no. 1420, Ibnu Majah no. 1401, dan yang lainnya. Dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3243]

Masih banyak cara yang mudah untuk mendapatkan surga di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah diterangkan dalam hadits-hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam seperti berbakti kepada kedua orangtua, ketaatan seorang istri kepada suaminya karena Allah Ta'ala, menyingkirkan gangguan untuk kemaslahatan manusia, menjenguk orang sakit dan mengunjugi saudaranya karena Allah, menyebarkan salam, menjaga mulut dan kemaluan agar tidak jatuh kepada dosa dan lain-lain.

Semua perbuatan tersebut harus dilandasi iman yang benar kepada Allah Ta'ala dan hari akherat sehingga akan mendorong ikhlas hanya karena Allah Subhanahu wa Ta'ala dan istiqomah dalam mengamalkannya.

Ya Allah.... masukkan kami ke dalam surga-Mu, ampunilah dosa dan kesalahan kami, terimalah amalan ibadah kami, jadikan akhir kehidupan kami dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin.

Semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam bishowab.

Tidak ada komentar: