Adakah Anjuran Puasa 9, 10 dan 11 Muharram

Adakah Anjuran Puasa 9, 10 dan 11 Muharram

Pada awalnya dianjurkan berpuasa tanggal 10 Muharram, dan keutamaannya sangat besar, yaitu terhapus dosa selama 1 tahun.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Dan puasa hari ‘Asyuro (10 Muharram), aku harap kepada Allah dapat menghapuskan dosa tahun sebelumnya.” [HR. Muslim dari Abu Qotadah radhiyallahu’anhu]

Kemudian dianjurkan berpuasa 9 Muharram demi menyelisihi Yahudi.

Sahabat yang Mulia Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma menceritakan,

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِع قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berpuasa pada hari ‘Asyuro (10 Muharram) dan beliau memerintahkan untuk berpuasa padanya, maka para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ‘Asyuro adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Kalau begitu tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa pada hari kesembilan (juga).” Ibnu ‘Abbas berkata, belum sampai tahun depan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam wafat.” [HR. Muslim]

Maka dianjurkan berpuasa 9 dan 10 Muharram berdasarkan dua hadits di atas.

Apakah ada dalil khusus berpuasa 11 Muharram?

Jawabannya: Tidak ada dalil khusus yang shahih, namun terdapat dalil umum anjuran memperbanyak puasa di bulan Muharram, sehingga sangat baik berpuasa 11 Muharram

Dalil umum tersebut adalah sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَان شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah; Muharram, dan sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu]

Simak #Video_Pendek On YouTube: https://youtu.be/r-w_8AEGXQQ


SYARAT MENGGAPAI AMPUNAN DOSA SETAHUN DENGAN PUASA 10 MUHARRAM

Syarat mendapatkan penghapusan dosa setahun yang disebutkan dalam hadits di atas adalah: Menjauhi dosa-dosa besar atau bertaubat kepada Allah ta’ala dari dosa-dosa besar tersebut.

Dan Muharram adalah bulan yang Allah muliakan, maka lebih tidak patut bagi seorang hamba untuk melakukan dosa atau menunda-nunda taubat.

Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,

قال جمهور أهل العلم إن أداء الفرائض وترك الكبائر يكفر السيئات الصغائر، أما الكبائر فلا يكفرها إلا التوبة إلى الله سبحانه وتعالى
“Jumhur ulama berkata: Sesungguhnya mengamalkan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan dosa-dosa besar dapat menghapus dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar tidak dapat dihapus kecuali dengan taubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.” [Nur ‘alad Darb, 6/64]

Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu Baz rahimahullah juga berkata,

وهكذا قوله في صوم يوم عاشوراء «إنه يكفر السنة التي قبله» يعني عند اجتناب الكبائر لقوله سبحانه وتعالى: {إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ}، ولقوله صلى الله عليه وسلم: «الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان كفارات لما بينهن مالم تغش الكبائر» إذا اجتنب الكبائر، ما اجتنبت الكبائر كلها ألفاظ جاءت في الحديث عن النبي صلى الله عليه وسلم

“Demikian pula sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tentang puasa ‘Asyuro,

إنه يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Sesungguhnya puasa ‘Asyuro menghapus dosa tahun sebelumnya.” [HR. Muslim dari Abu Qotadah radhiyallahu’ahu]

Maknanya adalah ketika dosa-dosa besar dijauhi.

• Berdasarkan firman Allah ta’ala,

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil).” (An-Nisa: 31)

• Dan berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
“Sholat yang lima waktu, sholat Jum’at sampai Jum’at berikutnya, dan puasa Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya, adalah penghapus-penghapus dosa di antara waktu-waktu tersebut, selama dosa besar tidak dilakukan.”(HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)

• Dalam lafaz yang lain,

إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“…Apabila ia menjauhi dosa-dosa besar.”

• Dalam lafaz yang lain,

مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
“…Apabila dosa-dosa besar dijauhi.”

Semua ini adalah lafaz yang datang dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.” [Nur ‘alad Darb, 6/65-66]

Telegram: http://t.me/taawundakwah
WAG: wa.me/628111833375
wa.me/628111377787

#Yukbantushare. Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
"Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya." [HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori radhiyallaahu'anhu]

Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

Tidak ada komentar: