Bolehkah Mencium dan Mengusap Kuburan ?

Bolehkah Mencium dan Mengusap Kuburan ?

Imam Nawawi رحمه الله تعالىٰ menjelaskan : “Barangsiapa terbetik dalam benaknya bahwa mengusap dengan tangan dan semisalnya lebih mendatangkan barakah, maka keyakinan itu tidak lain bersumber dari kebodohan dia dan kelalaiannya sebab keberkahan itu hanya bisa didapat dengan melaksanakan syariat. Bagaimana mungkin keutamaan diupayakan dengan perbuatan yang bertolak belakang dengan kebenaran ?! (Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab:VIII/275)

Imam al-Ghazali رحمه الله تعالىٰ (w.505H) berkata : “Sesungguhnya mengusap dan mencium kuburan merupakan adat kaum yahudi dan nasrani ”. (Ihya’ Ulumuddin I/254).

Al-Maqrizi asy-Syafi’i (w. 845 H) berkata: “ Syirik dalam bentuk perbuatan seperti sujud kepada selain Allah, Thawaf bukan di Baitullah (Ka’bah), mencukur rambut dalam rangka beribadah dan tunduk kepada selain Allah (ini banyak dilakukan oleh kaum sufi ghulat/ekstrem), mencium batu selain hajar aswad yang ia sebelah kanan Allah di bumi (hadits tentang hajar aswad sebelah kanan Allah adalah dhaif bahkan palsu), mencium kuburan atau mengusapnya dan sujud kepadanya”. (Tajridut Tauhid al-Mufid hal. 31)

Umar bin Al-Khotthob radhiallahu ‘anhu tatkala mencium hajar aswad beliau berkata :

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ
“Demi Allah, aku sungguh-sungguh mengetahui bahwasanya engkau hanyalah sekedar batu, engkau tidak bisa memberi kemudorotan dan tidak juga kemanfaatan. Dan kalau bukan karena aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu maka aku tidak akan menciummu” (HR Al-Bukhari no 1597 dan Muslim no 1270)

Imam Al Baihaqi berkata : “Amirul Mukminin Umar –semoga Allah meridhoinya- dahulunya menyembah batu. Maka tatkala beliau tunduk ke hajar aswad (untuk menciumnya) maka seakan-akan beliau khawatir tentang kondisinya dahulu tatkala di masa jahiliyah. Maka beliaupun berlepas diri dari segala sesuatu selain Allah dan iapun mengabarkan kepada hajar aswad bahwasanya ia hanyalah sekedar batu yang tidak bisa memberi kemudhorotan dan tidak juga kemanfaatan -maksud beliau status hajar aswad sebagai batu-. Dan Umar hanyalah mencium hajar aswad karena mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa ” (Syu’abul Iman 3/451)

(Dirangkum dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: