Hakekat kekayaan adalah kekayaan hati

Hakekat kekayaan adalah kekayaan hati

Ada seseorang berkata' kepada Ibrahim bin Adham, "Aku berharap engkau mau menerima jubah ini sebagai hadiah dariku."

Ibrahim menjawab, "Kalau engkau kaya, aku mau menerimanya, namun kalau engkau miskin, aku tidak mau menerimanya."

Dia berkata, "Aku kaya."

Ibrahim bertanya, "Berapa uang yang engkau miliki?"

Dia menjawab, "dua ribu (dinar)."

Ibrahim bertanya lagi, "Apakah engkau ingin menjadi empat ribu?"

Dia menjawab, "Ya."

Maka Ibrahim berkata, "Engkau miskin, aku tidak mau menerima (jubah) darimu."

Sesungguhnya jiwa orang yang diajak bicara oleh Ibrahim bin Adham adalah jiwa yang miskin, karena kalau jiwanya merasa puas, maka akan dikenyangkan dengan rasa kaya.

Yahya bin Muadz berkata, "Barangsiapa kekayaannya ada di sakunya, maka dia akan selalu miskin, dan barang siapa yang kekayaannya ada di dalam hatinya, maka dia selalu kaya."

Rasulullah bersabda, "Bukanlah kaya itu karena banyaknya harta, tetapi kaya itu adalah kekayaan hati." (HR. Muslim).

(Tarbiyah Ruhiyah ala Tabi'in, Asyraf Hasan Thabal, hal. 212)

Tidak ada komentar: