Memuji dan Berprasangka Baik kepada Allah dalam Berdoa

Berprasangka Baik kepada Allah dalam Berdoa

Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du.

Dalam berdoa kepada Allah ada beberapa adab yang perlu perhatikan, di antaranya memuji Allah dan berprasangka baik kepada Allah. Berikut ini penjelasan ringkasnya.

Mengucapkan pujian kepada Allah terlebih dahulu sebelum berdoa dan diakhiri dengan mengucapkan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hal itu karena engkau memohon kepada Allah suatu pemberian rahmat dan ampunan, maka pertama kali yang harus dilakukan olehmu adalah memberikan sanjungan dan pengagungan sesuai dengan kedudukan Allah Yang Maha Suci.

Dari Fadhalah bin Ubad radhiallahu 'anhu, ia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan duduk-duduk, masuklah seorang laki-laki. Orang itu kemudian melaksanakan shalat dan berdoa: "Ya Allah, ampunilah (dosaku) dan berikanlah rahmatMu kepadaku." Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّيْ إِذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدِاللهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ وَصَلِّ عَلَيَّ ثُمَّ ادْعُهُ 
"Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang tengah berdoa. Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat lalu engkau duduk berdoa, maka (terlebih dahulu) pujilah Allah dengan puji-pujian yang layak bagiNya dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdoalah."

Kemudian datang orang lain, setelah melakukan shalat dia berdoa dengan terlebih dahulu mengucapkan puji-pujian dan bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:

أَيُّهَا الْمُصَلِّي ادْعُ تُجَبْ
"Wahai orang yang tengah berdoa, berdoalah kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan doamu." [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (no. 3476) dan Abu Dawud (no. 1481). Dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah dalam Shahiihul Jaami’ (no. 3988)]

Husnudzon (berbaik sangka) kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa.” [QS. Al-Baqarah/2: 186]

Allah dekat dengan kita dan Allah bersama kita dengan ilmuNya (pengetahuanNya), pengawasanNya dan penjagaanNya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada kita untuk menyerahkan masalah pengabulan doa hanya kepada Allah dan harus merasa yakin dengan terkabulnya doa.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اُدْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ.
"Berdoalah kepada Allah dalam keadaan engkau merasa yakin akan dikabulkannya doa." Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Sunannya (no. 3479). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah (no. 594)]

Maksud hadits ini adalah kalian harus merasa yakin dan percaya bahwa Allah dengan kemurahanNya dan karuniaNya yang agung tidak akan mengecewakan seseorang yang berdoa kepadaNya, apabila dipanjatkan dengan penuh pengharapan dan ikhlas yang sebenar-benarnya. Hal ini disebabkan apabila seseorang yang berdoa tidak percaya dan yakin akan terkabulnya doa yang ia panjatkan, maka tidaklah mungkin ia memanjatkan doanya dengan bersungguh-sungguh.

والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Sumber: • Diringkas dari Kitab Aadaab Islaamiyyah. Judul dalam Bahasa Indonesia 'Adab Harian Muslim Teladan.' Penerjemah Zaki Rahmawan. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Bogor.

• Artikel almanhaj.or.id
Penulis: Abdul Hamid bin Abdirrahman As-Suhaibani

Tidak ada komentar: