Terkadang orang tua merasa lepas dari tanggung jawab menasihati anaknya ketika anak sudah menikah. Ini adalah kesalahan. Karena anak, di manapun berada tetap berharap bimbingan dan nasihat dari orang tuanya, terutama anak perempuan yang kurang akal dan agamanya, walaupun dia sudah lama menikah. Apalagi anak yang baru menikah, tentu akan dihadapkan dengan masalah keluarga yang belum pernah dialami sebelumnya.
Perhatikan kisah yang sangat mulia, bagaimana Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mendidik putrinya sekalipun ia sudah menikah, dan bagaimana sikap beliau terhadap anaknya Fatimah dan menantunya Ali bin Abi Thalib tatkala terjadi perselisihan dalam rumah tangga mereka. (Lihat HR. Bukhari: 430)
Membantu menantu berarti berbuat baik kepada anak. Tidaklah diingkari bahwa ketika anak menikah, beban orang tua menjadi ringan. Karena ketika anak sudah menikah, kedua pasangan suami istri akan saling membantu dalam semua urusan. Namun dalam kehidupan berkeluarga, tentu anak yang baru menikah tidak lepas dari kekurangan dan problematika rumah tangga, sebagaimana orang tua pada masa mudanya dahulu, bahkan ketika sudah lanjut usia. Karena manusia memang punya sifat kekurangan dan butuh bantuan.
Tatkala orang tua berbuat baik dan mau membantu menantunya, tentu menantu sangat berbahagia, karena merasa dibantu urusan hidupnya. Itu akan menjadi sebab dia berbuat baik kepada istri dan anaknya. Adapun membantu menantu bisa dengan harta, jika orang tua memiliki kelebihan harta, kemudian ikut memecahkan persoalan keluarganya, memudahkan urusan pekerjaannya, atau menyayangi cucunya. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam senantiasa mencintai dan memperhatikan keadaan cucunya, dan berbuat baik lainnya.
Maka, jadilah mertua yang baik. Tatkala anak kita bermasalah dengan menantu, sebaiknya orang tua segera terjun menyelami keadaan anak dan menantunya, dan tidak terburu-buru menyalahkan menantu serta membela anaknya. Apalagi anaknya perempuan yang biasanya kurang akal dan kurang ibadahnya. Bahkan bila mungkin, selalu menasihati anaknya, karena orang yang membantu keluarga di tengah kesulitan, Allah Subhanahu wata'ala akan memudahkan urusannya. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim." (HR. Muslim: 7028)
Jika kita harus berbuat baik kepada sesama muslim karena mereka saudara kita seiman, maka bagaimana dengan menantu yang telah berbuat baik kepada anak kita? Bukankah kita harus berbuat lebih baik kepadanya?
Perhatikan kisah mertua mulia yang senantiasa berbuat baik kepada mantunya. Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin Khoththob Radhiallahu'anhuma, tatkala kedua putrinya, yaitu Aisyah binti Abu Bakar dan Hafshah binti Umar ada masalah dengan suami mereka. (Lihat HR. Muslim: 3763)
Semoga Allah Azza wajalla senantiasa memberkahi hidup kita agar menjadi orang yang selalu berbuat baik kepada anak dan menantu, serta dikumpulkan kita semua di surga-Nya yang mulia. Aamiin...
Semoga bermanfaat.
Diterbitkan oleh: Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja
artikel maribaraja.com
artikel maribaraja.com
Tidak ada komentar: