Puasa Arafah Di Hari Sabtu

Puasa Arafah Di Hari Sabtu

Mengkhususkan puasa hari sabtu, banyak para ulama menghukuminya makruh. Mereka berpendapat berdasarkan hadits berikut.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا تَصُومُوا يَوْمَ السَّبْتِ إِلا فِيمَا افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلا لِحَاءَ عِنَبَةٍ ، أَوْ عُودَ شَجَرَةٍ فَلْيَمْضُغْهُ
Janganlah kalian berpuasa hari sabtu, kecuali untuk puasa yang Allah wajibkan. Jika kalian tidak memilliki makanan apapun selain kulit anggur atau batang kayu, hendaknya dia mengunyahnya. (HR. Turmudzi, Abu Daud, Ibnu Majah. Berkata Syeikh al-Albani : Hadits Shahih).

Namun jika tidak dikhususkan, maka menurut pendapat para ulama ini boleh.

Berkata Ibnu Qudamah Alhanbali rahimahullah di dalam Al Mughni :

قال أصحابنا: يُكْرَه إفراد يوم السبت بالصوم ... والمكروه إفراده، فإن صام معه غيره، لم يكره; لحديث أبي هريرة وجويرية، وإن وافق صومًا لإنسان, لم يُكْرَه ". اهـ. 
Ulama madzhab kami (hambali), dimakruhkan puasa hari sabtu saja… hukum makruh jika hanya puasa sabtu saja. Jika diiringi dengan puasa di hari yang lain, tidak makruh. Berdasarkan hadis Abu Hurairah dan Juwairiyah Radhiyallahu ‘anhuma. Juga ketika bertepatan dengan hari puasa wajib, tidak makruh. Sumber : http://iswy.co/e48j9

Berkata Al Kasanii Al Hanafi rahimahullah :

ويُكْرَهُ صَوْمُ يوم السَّبت بانفراده، لأَنَّهُ تَشَبُّهٌ باليَهود.
Dan makruh puasa hari sabtu saja, karena sesungguhnya ini menyerupai yahudi. Sumber : http://iswy.co/e48j9

Berkata An Nawawi Asy Syafi'i rahimahullah di Al Majmu' :

يُكْرَهُ إفرادُ يومِ السبتِ بالصَّوم، فإن صام قَبْلَهُ أو بعده معه لم يُكره..
Makruh puasa hari sabtu saja, maka jika sebelumnya atau sesudahnya berpuasa, ini tidak makruh... Sumber : http://iswy.co/e48j9

Berkata At Tirmidzi rahimahullah tantang hadist di atas :

هو حديث حسن، قال: ومعنى النهي أن يختصه الرجل بالصيام; لأن اليهود يُعَظِّمُونه..
Dia hadits hasan. Dan makna larangan disini adalah seseorang mengkhususkan puasa (hari sabtu), karena sesungguhnya Yahudi mereka mengagungkannya. Sumber : http://iswy.co/e48j9

Syeikh Utsaimin rahimahullah merinci tentang puasa di hari sabtu dengan berapa keadaan :

الحال الأولى: أن يكون في فرضٍ، كرمضان أَدَاءً، أو قضاءً، وكصيام الكَفَّارَةِ، وبدل هدي التَّمَتُّع، ونحو ذلك؛ فهذا لا بأس به ما لم يخصه بذلك مُعتَقِدًا أن له مزية.
Pertama, puasa wajib di hari sabtu, seperti puasa ramadhan, atau qadha ramadhan, atau puasa nadzar, atau kaffarah, atau puasa pengganti hadyu bagi yang melakukan haji tamattu’. Hukum puasa ini dibolehkan, selama tidak dia lakukan dalam rangka memuliakan hari sabtu, karena diyakini memiliki keistimewaan.

الحال الثانية: أن يصوم قبله يوم الجمعة؛ فلا بأس به.
Kedua, dia berpuasa sebelumnya, di hari jumat. Maka ini tidak mengapa.

الحال الثالثة: أن يُصَادِف صيام أيام مشروعة؛ كأيام البيض، ويوم عرفة، ويوم عاشوراء، وستة أيام من شَوَّال - لمن صام رمضان - وتسع ذي الحجة؛ فلا بأس؛ لأنه لم يصمه لأنه يوم السبت، بل لأنه من الأيام التي يُشْرَع صومها.
Ketiga, puasa di hari sabtu karena bertepatan dengan waktu puasa sunah, seperti ayyam al-bidh, puasa Asyura, 6 hari di bulan Syawal bagi yang telah puasa ramadhan dan 9 Dzulhijjah, maka dibolehkan. Orang ini melakukan puasa bukan karena hari sabtu, namun dia puasa di hari sabtu karena bertepatan dengan hari anjuran puasa.

الحال الرابعة: أن يُصادِف عادةً، كعادة من يصوم يومًا وَيُفْطِر يَوْمًا فَيُصَادِف يوم صومِهِ يوم السبت؛ فلا بأس به، كما قال النبي صلى الله عليه وسلم لما نهى عن تقدم رمضان بصوم يوم أو يومين: «إلا رجلاً كان يصوم صوما فليصمه»، وهذا مثله.
Keempat, puasa hari sabtu karena bertepatan dengan puasa rutinitasnya. Misalnya orang yang melakukan puasa daud. Dan ketika hari sabtu, bertepatan dengan hari dia berpuasa. Hukumnya dibolehkan.

Dalilnya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melarang untuk mendahului ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali bertepatan dengan hari puasa sunah seseorang.

الحال الخامسة: أن يَخُصَّهُ بصوم تَطَوُّع؛ فيفرده بالصوم؛ فهذا محل النَّهي إن صَحَّ الحديثُ في النهي عَنْهُ ". انتهى.
Kelima, orang yang mengkhususkan puasa sunnah, lalu menyendirikannya dengan berpuasa (hari sabtu), maka ini keadaan yang terlarang, jika hadis yang melarang statusnya shahih.

(Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, 20/57).Sumber : http://iswy.co/e48j9

Dengan memperhatikan penjelasan dan pendapat ulama di atas, bolehnya berpuasa pada hari sabtu yang bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah.

Al Lajnah Ad Daimah ditanya tentang puasa di hari sabtu yang bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah, mereka menjawab :

يجوز صيام يوم عرفة مستقلا سواء وافق يوم السبت أو غيره من أيام الأسبوع لأنه لا فرق بينها؛ لأن صوم يوم عرفة سنة مستقلة وحديث النهي عن يوم السبت ضعيف لاضطرابه ومخالفته للأحاديث الصحيحة.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاءعضو ... نائب رئيس اللجنة ... الرئيسعبد الله بن غديان ... عبد الرزاق عفيفي ... عبد العزيز بن عبد الله بن باز

Boleh berpuasa Arofah pada hari Sabtu atau hari lainnya, walaupun tidak ada puasa pada hari sebelum atau sesudahnya, karena tidak ada beda dengan hari-hari lainnya. Alasannya karena puasa Arofah adalah puasa yang berdiri sendiri. Sedangkan hadits yang melarang puasa pada hari Sabtu adalah hadits yang lemah karena mudhtorib dan menyelisihi hadits yang lebih shahih.

Hanya Allah yang memberi taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Yang menandatangani fatwa ini: ‘Abdullah bin Ghodyan sebagai anggota, ‘Abdur Rozaq ‘Afifi sebagai Wakil Ketua, ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz sebagai Ketua.

Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’ no. 11747, juz 10, hal. 397. Sumber : http://iswy.co/e48j9

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Tidak ada komentar: