Muslim Haram Ikut Merayakan Tahun Baru


Sebuah do’a yang selalu kita panjatkan, sepanjang hari; pagi, siang, petang, dan malam. Bagi seorang muslim minimalnya tujuh belas kali ia haturkan do’a ini, di dalam setiap raka’at dalam shalatnya. Yaitu do’a dalam surat al-Fatihah:

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus. (QS. al-Fatihah: 6)

Pernahkah kita menggali lebih dalam lagi jalan siapakah, jalan yang lurus itu? Ternyata jawabnya ada pada ayat berikutnya. Jalan yang lurus itu adalah:

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. (QS. al-Fatihah: 7)

Orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, mereka adalah para Nabi dan Rasul, orang-orang yang jujur, syuhada’ dan orang-orang shalih. Jalan merekalah yang kita selalu pinta. Sebagaimana firman Allah:

وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisa’: 69)

Adapun orang yang Engkau murkai, mereka adalah Yahudi. Sedang orang yang tersesat adalah Nasrani. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

اليَهُوْدُ مَغْضُوْبٌ عَلَيْهِمْ، وَالنَّصَارَى ضُلَّالٌ
“Yahudi adalah umat yang dimurkai dan Nasrani adalah umat yang tersesat.” (HR. Tirmidzi: 2954, Shahih al-Jami’: 8202)

Itu artinya setiap hari kita meminta agar dapat menempuh jalannya para Nabi dan Rasul, para shiddiq, syuhada’, dan orang-orang shalih. Kemudian dijauhkan dari jalannya umat Yahudi dan Nasrani.

Sehingga dari sini, sungguh sangat mengherankan jika ada umat Islam yang setiap kali shalat meminta dijauhkan dari jalan orang-orang Yahudi dan Nasrani, namun kenyataannya dia sendiri yang menempuh jalan mereka.

Peringatan tahun baru adalah jalannya orang-orang Yahudi dan Nasrani. Di sana ada terompet, lonceng serta kemaksiatan lain yang merupakan budaya mereka. Maka sangat disayangkan ketika ada seorang yang berstatus muslim membaca “ihdinash shirathal mustaqim” setiap hari namun ikut merayakan tahun baru.

Oleh sebab itu, seorang muslim dan muslimah tidak boleh ikut merayakan tahun baru, agar tidak bertentangan antara do’anya dengan kenyataan yang ia perbuat. Ingat ! kita ini muslim, pantang mengikuti jalan kaum yang dimurkai dan kaum yang tersesat.

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh: Zahir al-Minangkabawi
artikel maribaraja.com

Tidak ada komentar: