Kenali Ciri-Ciri Dajjal lalu Segera Menghindar sejauh mungkin Dari-nya


Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah berkata tentang Dajjaal:

وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لأَعْرَابِيٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَبُّكَ ؟ فَيَقُولُ : نَعَمْ . فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِي صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَقُولانِ يَا بُنَيَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ
"Dan sesungguhnya termasuk diantara fitnah Dajjaal adalah ia berkata kepada seorang A'rabiy : 'Bagaimana pendapatmu apabila aku bangkitkan ayah dan ibumu untukmu, apakah engkau akan bersaksi bahwa aku adalah Rabbmu ?'. Ia menjawab : 'Ya'. Maka dua orang setan (pembantu Dajjaal) menjelma untuknya dalam bentuk ibu dan bapaknya seraya keduanya berkata : 'Wahai anakku, ikutilah dirinya (Dajjaal), karena sungguhnya ia adalah Rabbmu...." [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah; shahih].

Jelas bukan jenis fitnah ecek-ecek. Jangan pernah dibayangkan jenis fitnah Dajjaal ini sekelas permainan syirik jalangkung yang sering kita lihat di TV. Penjelmaan yang disebutkan dalam hadits adalah penjelmaan fisik yang menyerupai ayah dan ibu si A'rabiy yang mampu bercakap-cakap dengannya - dengan izin Allah ta'ala.

Sehebat apapun keimanan seseorang, jangan pernah berharap dan tertantang untuk bertemu Dajjal. Dajjaal adalah fitnah terbesar bagi manusia semenjak penciptaannya hingga hari kiamat sebagaimana sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam:

مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةٌ أَكْبَرُ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
"Tidak ada fitnah yang lebih besar semenjak diciptakannya Adam hingga tegak hari kiamat daripada fitnah Dajjaal" [Diriwayatkan oleh Ahmad; shahih].

Kita dianjurkan untuk berdoa agar dijauhkan dari fitnah Dajjaal setiap akhir shalat sebelum salam:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ "
"Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabi jahannama wa min ‘adzaabil-qabri, wa min fitnatil-mahyaa wal-mamaati, wa min syarri fitnatil-masiihid-dajjaal (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam,adzab kubur, fitnah kehidupan dan sesudah mati, serta kejelekan fitnah Al-Masiih Ad-Dajjaal)” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 588].

Kenali ciri-cirinya agar kita bisa MENGHINDARI-nya. Saya tulis dengan huruf kapital sebagai penekanan bahwa menghindari fitnah Dajjaal bukan sekedar menghindari secara maknawi, akan tetapi benar-benar menghindar secara fisik. Lari menjauh darinya, sebagaimana sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَمَا يُزَالُ بِهِ حَتَّى يتبعهُ لِمَا يَرَى مَعَهُ مِنَ الشُّبُهَات
“Barangsiapa yang mendengar tentang Dajjaal, hendaklah ia lari darinya sejauh-jauhnya. Sesungguhnya kelak ada seorang laki-laki yang menyangka dirinya dalam keadaan beriman – dan keadaannya terus demikian – hingga kemudian ia mengikuti Dajjal dikarenakan berbagai syubhat yang ia temui pada dirinya (Dajjal)” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan lain-lain; shahih].

Tidak ada yang akan memberikan ucapan selamat ketika ada seseorang yang memberanikan dirinya sebagai bumper penahan serangan fitnah Dajjaal. Bukannya menjadi penyelamat orang lain, malah dia akan terfitnah dan menjadi sebab orang lain terfitnah.

Diambil ibrah dari hadits di atas,..... seseorang tidak boleh berhusnudhdhan pada dirinya sendiri mampu menghadapi fitnah, terlebih fitnah dalam agama. Senantiasa berdoa agar diberikan kekuatan iman, terhindar dari fitnah, tutup mata dan telinga, lari. Tak mengapa kita dianggap sebagai pecundang, karena keselamatan bukan dibuat sebagai ajang taruhan pujian.

sumber : Dony Arif wibowo

Tidak ada komentar: