Muslim India Ditindas, Zakir Naik: Diam Berarti Meninggalkan Mereka

Zakir Naik: Diam Berarti Meninggalkan Mereka

Dr. Zakir menegaskan bahwa penindasan terhadap umat Islam di India sangat tidak bisa dibenarkan. Namun, jauh lebih parah jika kekerasan tersebut didiamkan.

“Kekejaman India telah membentuk bekas luka di wajah umat manusia. Tetapi apa yang jauh lebih mengerikan daripada penindasan India atas minoritas muslim adalah kita sebagai umat Muslim yang mendiamkan penderitaan tersebut,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kiblat.net pada Kamis (27/02/2020).

Ia lantas mengutip sabda Nabi Muhammad SAW yang menegaskan bahwa perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga.

Dr. Zakir juga menekankan bahwa Nabi Muhammad bersabda, seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lain. Jangan menzhaliminya, juga jangan meninggalkannya (ketika dia sedang ditindas).

“Maka, tetap diam saat saudara-saudara kita dianiaya berarti meninggalkan mereka. Hanya menonton saat itu terjadi adalah menjadi mitra dalam kejahatan,” tegasnya.

Kepada para pemimpin Muslim, kata dia, dengan kekuasaan datang bersama dengan tanggung jawab. Ia mengingatkan, jangan lupa bahwa kita masing-masing akan bertanggung jawab kepada Allah untuk bagaimana kita memanfaatkan kekuatan yang telah Dia berikan kepada kita.

“Kita masing-masing harus melakukan apa pun yang sesuai dengan kemampuan kita untuk membela yang tertindas. Mari kita tidak melupakan prinsip keadilan kita, dan jangan menjual akhirat kita dengan harga murah di dunia ini,” ucapnya.

Terakhir, ia juga mengutip Surat Al-Hajj ayat 40-41 yang menyebutkan bahwa, Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. \)Dr. Zakir menegaskan bahwa penindasan terhadap umat Islam di India sangat tidak bisa dibenarkan. Namun, jauh lebih parah jika kekerasan tersebut didiamkan.

“Kekejaman India telah membentuk bekas luka di wajah umat manusia. Tetapi apa yang jauh lebih mengerikan daripada penindasan India atas minoritas muslim adalah kita sebagai umat Muslim yang mendiamkan penderitaan tersebut,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kiblat.net pada Kamis (27/02/2020).

Ia lantas mengutip sabda Nabi Muhammad SAW yang menegaskan bahwa perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga.

Dr. Zakir juga menekankan bahwa Nabi Muhammad bersabda, seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lain. Jangan menzhaliminya, juga jangan meninggalkannya (ketika dia sedang ditindas).

“Maka, tetap diam saat saudara-saudara kita dianiaya berarti meninggalkan mereka. Hanya menonton saat itu terjadi adalah menjadi mitra dalam kejahatan,” tegasnya.

Kepada para pemimpin Muslim, kata dia, dengan kekuasaan datang bersama dengan tanggung jawab. Ia mengingatkan, jangan lupa bahwa kita masing-masing akan bertanggung jawab kepada Allah untuk bagaimana kita memanfaatkan kekuatan yang telah Dia berikan kepada kita.

“Kita masing-masing harus melakukan apa pun yang sesuai dengan kemampuan kita untuk membela yang tertindas. Mari kita tidak melupakan prinsip keadilan kita, dan jangan menjual akhirat kita dengan harga murah di dunia ini,” ucapnya.

Terakhir, ia juga mengutip Surat Al-Hajj ayat 40-41 yang menyebutkan bahwa, Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (kiblat.net)

Tidak ada komentar: