Bagaimana sikap seorang muslim terhadap bahaya virus CORONA


بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

  • Ustadz DR.Firanda Andirja,MA
  • Kamis, 13 Februari 2020
  • Masjid Al-Azhar Summarecon Bekasi
  • Bagaimana sikap seorang muslim terhadap bahaya virus CORONA
- Sifat seorang muslim terhadap suatu musibah senantiasa mengkaitkannya dengan apa yg telah diperbuat dan sebab² syar'i

- Musibah ada yg menjadi Rahmat dari Alloh dan ada yg menjadi malapetaka.

Menjadi Rahmat apabila turun musibah tersebut menjadikan seseorang kembali dan senantiasa mengingat Alloh, dan menjadi malapetaka apabila diturunkan musibah tersebut namun kita justru lalai dari mengingat Alloh

- Didalam Hadits Riwayat Imam Muslim tentang kisah Umar bin Khattab yang hendak pergi ke Syam 

Dari 'Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah,

"Suatu ketika Umar bin Khatthab pergi ke Syam. Setelah sampai di Saragh, dia mendengar bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di Syam. Maka 'Abdurrahman bin 'Auf mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, maka janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri darinya.' Maka Umar pun kembali dari Saragh. Dan dari Ibnu Syihab dari Salim bin Abdullah; bahwa Umar kembali bersama orang-orang setelah mendengar Hadits Abdurrahman bin Auf".

Dari hadits diatas kita dapat mengambil faedah diantaranya:

1. Dianjurkan untuk mengadakan yang namanya Isolasi, tidak ada yang datang ke wilayah tersebut dan tidak ada yang boleh keluar dari wilayah tersebut karena dr niat lari dari wabah/takdir yang telah ditentukan

2. Keputusan isolasi hanya ditetapkan oleh penguasa di negara (pemerintah)

3. Islam menetapkan adanya penyakit menular. Namun, kita wajib meyakini bahwa penyakit tersebut akan menular atau tidak atas kehendak Alloh.

4. Tawakkal kepada Alloh tidak menghalangi dari ikhtiar.

✔ Sikap seorang muslim terhadap musibah yang sedang melanda :

1. Wajib meyakini bahwa segala penyakit datangnya hanya dari Alloh.

2. Memperbanyak berdoa kepada Alloh. Terutama dzikir pagi Dan petang serta membacanya dengan penuh keyakinan karena disana banyak sekali doa² permohonan perlindungan dari segala keburukan dan kejelekan

3. Membaca 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah

4. Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas

5. Senantiasa membaca doa agar terhindar dari fitnah dan aib kita ditutupi oleh Allah. Dengan do'a ;
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنَ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Allahumma inni as-alukal ‘afwa wal ‘afiyata fid dunya wal akhiroh. Allahumma inni as-alukal a’fwa wal ‘afiyata fi dini wa dunyaya wa ahli wa mali. Allahummastur ‘auroti wa amin row’ati. Allahummahfadzni min baini yadayya wa min kholfi wa min yamini wa ‘an syimali wa min fauqi wa a’uzubika bi ‘adzamatika an ughtala min tahti.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan kesehatan yang prima di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan kesehatan yang prima dalam urusan agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan kejelekan) dan tenangkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, jagalah aku dari arah muka, belakang, kanan, kiri dan dari atasku, dan aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak dihancurkan dari bawahku.”

Adapun secara tindakan bisa melakukan

6. Senantiasa memakan 7 buah kurma Ajwa di setiap pagi.

7. Jangan mendatangi tempat/lokasi yang sedang terkena musibah tersebut.

8. Senantiasa menjaga kebersihan.

9. Tidak membuang hajat disembarang tempat.

10. Memperhatikan adab pada saat bersin, karena ketika Rasulullah bersin beliau menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya atau menggunakan bajunya dan tidak beliau membesarkan suaranya.

11. Dilarang memakan sembarangan. Yang dimana didalamnya tidak menjaga kebersihan dan menyembelih nya dgn atas nama Alloh serta memakan makanan yg di haramkan.

Wallohu a'lam bishowab..

Tidak ada komentar: