Salafiyyin Di Tuduh Nyembah Kubur Ustadz Yazid Jawas Rahimahullah⁉️

Ada dua model orang ketika mendengar berita 

1. Model yang pertama selalu mencari tau atau memastikan kebenaran berita

2. Model yang kedua adalah pendengki, para pembenci, sehingga berita tersebut ia jadikan bahan olok-olok untuk menjatuhkan orang yang ia benci

     Seperti kasus yang akan penulis bahas, terkait ustadzuna Yazid rahimahullah yang kemarin ramai manusia yang menyolatkannya setelah beliau dimakamkan. Setelah viral gambar/video proses pemakaman al-ustadz rahimahullah, maka para pembenci beliau seperti biasanya mencari celah untuk mengobarkan api fitnah. Fitnah yang tersebar lumayan banyak, fitnah tersebut akan saya bahas 2 diantaranya, adalah sebagai berikut:

1. Akhirnya wahabi jadi kuburiyyun juga, mereka sholat di kuburan yazid jawas.

2. Ternyata wahabi khawarij tuh suka meramaikan kuburan dan menyepikan masjid

     Munculnya dua fitnah ini karena mereka melihat gambar orang-orang yang sedang menyolatkan ustadz Yazid rahimahullah setelah beliau dikebumikan. Sehingga, bagi mereka ini tidak ada bedanya dengan mereka yang juga sering disebut "Kuburiyyun", yang suka meninggikan kubur, ngalap berkah dibatu nisan, mencipok makam kyai dan seterusnya. Bagi mereka tidak ada bedanya antara wahabi dengan kuburiyyun, sama-sama sholat di kuburan, padahal itu dilarang dan sama saja menyembah namanya.

👉JAWABAN👇

     Hadakumullah kalian wahai para pengekor hawa nafsu! Kalian tidak henti-hentinya menyebar fitnah dikalangan manusia diakibatkan oleh kebencian kalian terhadap dakwah salaf. Kalian seolah-olah berada diatas kebenaran, padahal kalian baru saja membuat fitnah yang amat besar, yang bisa memprovokasi ummat islam.

Apa yang kalian sering kerjakan itu tidak seperti yang salafiyyin lakukan. Adapun sholatnya jemaah di pemakaman ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas Rahimahullah kemarin itu adalah sholat jenazah, yang dilakukan oleh jemaah yang belum sempat mensholati beliau.

     ❕Kesimpulannya, sholat tersebut adalah sholat jenazah, bukan sholat untuk ngalap berkah, cium-cium nisan, ngambil tanah kubur, minta syafaat. 

     ❗Adapun kalian? Bersama kyai kalian, habaib kalian malah sholat dan sujud mengarah ke kubur wali-wali, tak jarang diantara kalian ada yang meminta keselamatan, berkah dan kelapangan kekubur-kubur orang sholeh, itukah yang kalian anggap sama wahai manusia-manusia jahil?

     ❗Lebih parahnya, ada diantara habaib kalian yang ngigo, “Nabi keluar dari kubur untuk berjumpa dengan cucunya(yakni si habaib yang lagi ngigo). Kalo ngigo sih mungkin kami maklumi, kan lagi gak sadar aliyas ngantuk.

     Adapun syubhat kalian yang mengatakan: “Bukankah ada hadits yang melarang sholat di kuburan dan sholat menghadap ke kubur? Kok wahabi malah sholat di kuburan?"

     ❕Jawaban saya, benar bahwasanya Nabi melarang untuk duduk diatas kuburan dan juga melarang ummatnya untuk sholat menghadapnya. Tapi sholat yang dimaksud dalam hadits tersebut bukanlah sholat jenazah, akan tetapi sholat yang umum kaum muslimin lakukan; yakni, ada rukuk, sujud, duduk. Sholat yang seperti inilah yang dimaksud oleh hadits tersebut, dan tidak boleh seseorang sujud kepada kuburan. Sangat jelas perbedaannya, sehingga sebagian kalian yang suka sujud kepada kubur alangkah baiknya untuk tidak menyama-nyamakan sesuatu yang tak sepantasnya disamakan, hadakumullah.

Dalil akan bolehnya sholat jenazah di kuburan apabila belum sempat mensholatinya sebelum mayit dikebumikan adalah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

أَنَّ أَسْوَدَ رَجُلًا – أَوِ امْرَأَةً – كَانَ يَكُونُ فِي المَسْجِدِ يَقُمُّ المَسْجِدَ، فَمَاتَ وَلَمْ يَعْلَمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَوْتِهِ، فَذَكَرَهُ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ: «مَا فَعَلَ ذَلِكَ الإِنْسَانُ؟» قَالُوا: مَاتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «أَفَلاَ آذَنْتُمُونِي؟» فَقَالُوا: إِنَّهُ كَانَ كَذَا وَكَذَا – قِصَّتُهُ – قَالَ: فَحَقَرُوا شَأْنَهُ، قَالَ: «فَدُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ» فَأَتَى قَبْرَهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ
“Bahwasanya seorang laki-laki atau wanita yang paling hitam kulitnya dahulu menjadi tukang sapu masjid. Kemudian dia meninggal dunia dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengetahui tentang kamatiannya. Suatu hari, beliau teringat tentang orang tersebut. Maka, beliau bersabda, ‘Apa yang telah terjadi dengan orang itu?’ Mereka (para sahabat) menjawab, ‘Dia telah meninggal, wahai Rasulullah.’ Lalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Mengapa kalian tidak memberitahu aku?’ Mereka menjawab, “Kejadiannya begini, begini … “ Lalu, mereka menjelaskan. Kemudian beliau bersabda, ‘Tunjukkan kepadaku makamnya.’ Maka, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi makam orang itu, kemudian menyalatinya.” (HR. Bukhari no. 1337 dan Muslim no. 956)

Di dalam riwayat Muslim terdapat tambahan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ
“Sesungguhnya makam-makam ini telah dipenuhi kegelapan bagi penghuninya. Dan sesungguhnya Allah akan memberikan mereka cahaya karena salat yang aku kerjakan atas mereka.”

Hadits diatas sangat jelas menunjukkan bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam sholat dikuburan, dimakam orang yang belum sempat beliau sholatkan.

     ❗Hadits tersebut juga sebagai bantahan untuk kalian yang menyamakan sholat kalian dikuburan dengan sholat jenazah dimakam ustadz yazid kemarin. Sholatnya jemaah kemarin tidak seperti sholatnya kalian yang rukuk dan sujud kepada makam, yang jelas-jelas itu adalah pengantar kepada kesyirikan! Semoga Allah memberi hidayah kepada kalian.

Lebih jelas lagi, dari dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَجُلٍ بَعْدَ مَا دُفِنَ بِلَيْلَةٍ، قَامَ هُوَ وَأَصْحَابُهُ وَكَانَ سَأَلَ عَنْهُ، فَقَالَ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالُوا: فُلاَنٌ دُفِنَ البَارِحَةَ، فَصَلَّوْا عَلَيْهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan salat jenazah untuk seorang laki-laki yang telah dikebumikan pada malam hari. Beliau mengerjakannya bersama dengan para sahabat. Ketika itu, beliau bertanya tentang jenazah tersebut, ‘Siapakah orang ini?’ Mereka pun menjawab, ‘Si fulan, yang telah dikebumikan kemarin.’ Maka, mereka menyalatkannya.” (HR. Bukhari no. 1340)

Demikian pula, diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى قَبْرٍ
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alahi wasallam salat di sisi makam (setelah jenazah dimakamkan, pent.).” (HR. Muslim no. 955)

Kesimpulan:

1. Sholat jenazah bagi seseorang di kuburan diperbolehkan berdasarkan hadits-hadits yang telah disebutkan. Kondisinya apabila belum sempat mensholatinya sebelum dikebumikan, maka boleh sholat di sisi makamnya. Ada pula pendapat yang membolehkan sholat jenazah lebih dari satu kali, tapi ini adalah pendapat yang lemah, wallahu a'lam.

2. Sholat yang dilarang oleh hadits:.

 لَا تَجْلِسُوا عَلَى الْقُبُورِ وَلَا تُصَلُّوا إِلَيْهَا
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kalian duduk di atas makam (kuburan), dan jangan pula kalian salat dengan menghadap ke arahnya”(HR. Muslim no. 972). Itu maksudnya adalah sholat yang umum dikerjakan seperti sholat 5 waktu, sholat sunnah rawatib dan semisalnya, maka inilah yang terlarang, karena otomatis seseorang aoan rukuk dan sujud menghadap kekuburan dan itu merupakan wasilah yang akan mengantarkan kepada kesyirikan, wal'iyadzubillah.

Tidak ada kontradiksi antara hadits sholatnya Nabi di kuburan dengan hadits larangan sholat menghadap ke kuburan, karena yang dimaksud oleh hadits larangan tersebut adalah sholat yang ada rukuk, sujudnya. Adapun sholat jenazah tidak punya rukuk dan sujud, sehingga itu perlu dibedakan. Itupun sudah dibedakan dengan adanya hadits-hadits shahih yang menerangkan bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam sholat jenazah dikuburan.

Semoga tulisan ini sudah cukup meruntuhkan fitnah para pengekor hawa nafsu yang sengaja memercikkan api fitnah ke tengah-tengah kaum muslimin. Akan tetapi kita wajib mendoakan mereka agar diberi hidayah oleh Allah, kita tidak tau apakah mereka akan terus berada dalam kesesatannya ataukah besoknya dia bisa saja banting stir menuju manhajus-salaf. Kitalah yang seharusnya mengkhawatirkan diri kita sendiri, apakah sekarang kita istiqomah dan besoknya masih bisa istiqomah? Mari perbanyak belajar, semoga Allah membantu setiap urusan kita dan memberi hidayah dan taufiq kepada saudara dan saudari kita sesama muslim seluruhnya, aamiin.

Ahad, 14 juli 2024

Oleh : Abu Abdillah Resa Al-Makassary Al-Bugisy

Tidak ada komentar: