-->
Ahlan wa Sahlan di situs dakwahpost.com | menebar ilmu dan menyaring berita yang layak dikonsumsi dll
Iman Kepada Takdir Rahasia Dibalik Kekuatan Seorang Mukmin

Iman Kepada Takdir Rahasia Dibalik Kekuatan Seorang Mukmin

Iman Kepada Takdir Adalah Rahasia Dibalik Kekuatan & Keberanian Seorang Mukmin

Iman kepada takdir akan menumbuhkan kekuatan dan keberanian pada diri anda.
Tatkala anda meyakini takkan ada yang dapat menimpa anda kecuali yang telah ditakdirkan oleh Allah,maka tak ada yang perlu ditakutkan kecuali Allah.

 Nabi pernah berwasiat kepada Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu:

، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ}. رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ، وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Ketahuilah! Andai seluruh makhluk bersatu untuk memberikan manfaat untukmu, mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali sebatas yang telah Allah tuliskan untukmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali sesuatu yang telah Allah tulis akan mengenaimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering. (H.R. At-tirmidzy)

Segala sesuatu ditangan Allah,lalu atas dasar apa kita takut sama manusia?apa yang dimiliki oleh manusia?

Sa'id bin Jubair tatkala dihadapkan kepada pemimpin bengis bernama Hajjaj bin Yusuf untuk dibunuh,Dia tidak menampakkan rasa takut sedikitpun kepdanya;

Hajjaj: siapa kamu?
Said: Said bin jubair (said = orang bahagia)
Hajjaj: bukan justru kamu adalah syaqi bin kusair (syaqiy= sengsara)
Said: aku tidak ingin mengubah nama pemberian dari ayahku
Hajjaj: Aku ingin membunuhmu,maka pilihlah dengan cara apa aku harus membunuhmu 
Said: pilihlah sendiri cara apa yang kau inginkan,karna kelak pasti akan ada qishos untukmu.
Hajjaj: Aku ingin menyegrakanmu ke Neraka
Said: kalaulah Neraka berada ditanganmu maka sejak dulu aku telah menyembahmu.
Lalu hajjajpun membunuhnya.

Lihatlah betapa situasi yang genting itu,tidak membuat Said ciut dan takut,justru dia menunjukkan keberaniannya,karna pada hakikatnya semua manusia itu lemah dan menjadi kuat karna pertolongan Allah.

Demikian pula Nabi Nuh,ancaman dan cibiran dari kaumnya tidak membuatnya takut dan berhenti dari dakawahnya,justru nabi Nuh tetap tegar dan kokoh bahkan dengan lqntang dan penuh keberanian beliau menantang mereka beserta seluruh sekutu mereka,sebagaimana dikisahkan dalam Alquran;

۞ وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ نُوْحٍۘ اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَّقَامِيْ وَتَذْكِيْرِيْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَعَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْتُ فَاَجْمِعُوْٓا اَمْرَكُمْ وَشُرَكَاۤءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ اَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوْٓا اِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُوْنِ
Bacakanlah (sampaikanlah wahai Nabi Muhammad) kepada mereka berita penting (tentang) Nuh ketika dia berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, jika terasa berat bagi kamu keberadaanku tinggal (bersamamu) dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah, kepada Allahlah aku bertawakal. Oleh karena itu, bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku), selanjutnya janganlah keputusanmu itu dirahasiakan. Kemudian, bertindaklah terhadap diriku dan janganlah kamu tunda-tunda (tindakan itu) kepadaku. (Yūnus [10]:71)

Dan benar mereka tidak mampu membinasakan nabi Nuh,justru merekalah yang dibinasakan oleh Allah subhanahu wataala.

Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa diantara kelebihan yang Allah berikan kepada Nabi Nuh adalah ahli dalam memberikan tantangan.

Demikianlah,seorang hamba ketika dia benar-benar beriman kepada takdir dia takkan pernah takut sama siapapun dan tidak mengantungkan harapan kepada siapapun,tidak mencari muka dan menjilat kepada siapapun.

Iman kepada takdir akan memberikanmu kenyamanan dan ketentraman hati yang sempurna.

Iman kepada takdir akan membuatmu tegar menerima kenyataan dan tidak terlampau sedih ketika ditimpa oleh cobaan
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ
Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauhulmahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.(Al-Ḥadīd [57]:22)

لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ
(Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Al-Ḥadīd [57]:23)

Faedah dari Syekh DR.Utsman Alkhamis
Diterjemahkan secara makna oleh:Mustaan Abu Nabilah
Kota Batu,Malang.
Read more »
Dai berdakwah harus berilmu

Dai berdakwah harus berilmu

Asy Syeikh Dr. Utsman Al Khamis hafizhahullah ditanya:

🖋Pertanyaan
Pertanyaan ini berkaitan dengan pentingnya berdakwah, dan telah lalu penjelasannya bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak mengutus duat kecuali sahabat yang berilmu, banyak hadits tentang ini, akan tetapi di sana ada hadits, 

بلغوا عني ولو آية
Sampaikan dariku meskipun satu ayat. 

Sebagian asatidzah berpegang dengan hadits pertama dan melarang santri-santrinya untuk menyampaikan ilmu meskipun dengan menggunakan sarana medsos. Waktu berdakwah sampai lulus dari pesantren, sebagian membolehkan berdakwah ilmu yang didapat di kelas dan menshare di medsos.

Bagaimana jalan keluar dari masalah ini? 

🖋Jawaban :

Perlu dibedakan menyampaikan ayat atau hadits dengan menegakkan dakwah ilallah. 

Apabila menjadi dai untuk dakwah, menyampaikan agama Allah Ta'ala maka harus dai yang memiliki bekal ilmu, tidak semua orang.

Apabila menyampaikan ayat atau hadits maka, kita semua, semua orang dituntut menyampaikannya, menyampaikan ayat atau hadits. 

Adapun yang mengemban dakwah adalah para ulama, sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wasallam mengutus ulama dari kalangan sahabat untuk menyampaikan agama. Maka perlu dibedakan antara menyampaikan dakwah dengan mengemban dakwah.

🖊️ Diterjemahkan secara bebas oleh Agus Santoso Klaten
Batu, 11 Dzulqa'dah 1444
Read more »
4 Perkara Yang Menjadikan Wajah Cerah

4 Perkara Yang Menjadikan Wajah Cerah


Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata :

أربعة تزيد في ماء الوجه وبهجته : المروءة، والوفاء، والكرم، والتقوى

“Empat perkara yang mencerahkan wajah dan membuatnya semakin elok: 

1) Menjaga kehormatan
2) Menjaga amanah
3) Dermawan
4) Ketaqwaan.”

Zaadul Ma’ad, jilid 2, hlm. 216.
Read more »
Anak-anak, Emak-emak dan Suami zaman now

Anak-anak, Emak-emak dan Suami zaman now


ANAK-ANAK ZAMAN NOW
Alangkah indahnya mengenang masa kanak-kanak kita yang telah berlalu. masa ikatan yang begitu kuat mengingat hubungan kita dengan orang sekitar. Keakraban keluarga, hubungan antara orang tua dan anak-anaknya, antara sesama teman di sekolah, dan tetangga sekitar begitu kokoh terjalin.

Di rumah bila tiba jam makan selalu ngumpul bersama, satu meja dan saling bertatap muka bercerita tentang segala hal yang membuat semua bahagia.

Main di luar rumah juga betapa asyiknya, berjalan bareng teman-teman, membuat mainan sendiri, main tak umpetan, main loncat karet, patok lele, galasin, mencari ikan cupang di sawah, menyuluh ikan di diwaktu malam…dst yang penuh keindahan dan kenangan.

Namun kini ,keindahan masa kanak-kanak kita dimasa dulu, sepertinya pupus direnggut arus gelombang globalisasi dan digitalisasi. Zaman milenial sekarang menggerus habis nilai-nilai kebersamaan dan keakraban antar manusia.

Smart Handphone dengan segala perangkat jejaring sosial telah berhasil menggantikan segala macam peran orang tua,keluarga, sahabat dan tetangga bagi manusia. Zaman now membuat manusia tak butuh lagi dengan orang-orang terdekat 

Kau masih bisa melihat anggota keluarga berkumpul bersama di meja makan walaupun jarang, atau duduk bersama di ruang keluarga dan semacamnya, namun jangan berharap banyak kau temukan keakraban dalam berbicara dan bertegur sapa, karena kau lihat setiap orang sibuk dengan perangkat Hp nya.

Orang tua kesulitan untuk dapat bertatap muka dengan anak-anaknya yang betah di kamar seharian, tidak keluar kecuali untuk makan, mandi, buang hajat, beli paket untuk kemudian masuk kembali ke kamar? Tenggelam dalam lautan dunia maya, bak samudera yang tak bertepi. 

Anak-anak zaman now tak tau lagi berbenah di rumah, bantu ortu memasak, mencuci dan menyetrika baju sendiri, apalagi membantu orang tua untuk cari tambahan nafkah…

Perkara yang paling kental diketahui “anak milenial” tak lebih dari sekedar: paket data habis, wifi terputus, power Hp tinggal satu balok, signal lemah, blue tooth menyala, power bank droop.

Bila dulu kita eksis menghadapi segala kesulitan, tegar dan kokoh dengan segala beban hidup, maka kini “anak zaman now” lemah dalam segala hal, fisik lemah, hubungan dan interksi sosial lemah, etos kerja lemah dst. 

Eksisnya mereka hanya dalam tik-tok, IG, FB, Twitter, Youtube. Kepandaian mereka lebih kentara dalam hal berjoget-joget, menggerak-gerakkan badan, menggeleng-gelengkan kepala, berbicara sendiri bak orang gila, tak acuh karena sibuk dengan game-game on linenya.

Anak sekarang menghabiskan uang untuk membeli aplikasi game guna membuat karakter dirinya yang jago, hebat, kaya raya, punya mobil mewah, pasangan kencan yang cantik, berbelanja keliling dunia, menyewa hotel mewah , namun sayangnya semua  hanya dalam hayaladalam dunia maya. 

Dalam dunia nyata, kerja apapun tidak, bisa apapun tidak-kecuali orang-orang yang dirahmati Allah.

Dengan smat Handphone, ibadah lenyap, ukhuwwah hilang, Bacaan Quran lewat, menimba ilmu malas, bahkan kemaksiatan merajela, mulai dari perselingkuhan, perzinahan, pelecehan dan penyimpangan seksual, hingga terseretnya generasi pada paham-paham radikal,liberal,ateis,dan sebagainya.

EMAK-EMAK ZAMAN NOW
Emak-emak zaman now, banyak yang tak acuh lagi dengan rumahnya sendiri, tidak berkemas, tidak membersihkan dan menata rumah, tidak peduli dengan anak-anaknya, tenggelam dalam dunia mayanya.

Bila dulu ayah ibu kita senantiasa mengajarkan makan di rumah saja, ibu kita ahli memasak dan ahli dalam menghemat uang belanja karena memasak  menu makanan sendiri, maka keahlian emak-emak era milenial sekarang pun luar biasa meski dalam bidang lain.

Bila emak-emak dulu jagonya merajut, menenun, menjahit, mengurus suami dan anak-anaknya, maka emak-emak sekarang jagonya selfi, jagonya buat status, jagonya up load segala kegiatan hidupnya, jago memberi komen, jago belanja on line, jagonya joget-joget, kecuali yang dirahmati Allah.

Kau lihat banyak rumah yang terbaikan bak kapal pecah, makanan suami terlantar karena tak siap masak, malas masak , malas mencuci, malas menyetrika, malas berbenah. 

Dengan kecanggihan alat komunikasi sekarang, mudah pasangan suami istri berselingkuh  dengan teman kerjanya, tetangganya. Rumah tangga hancur, anak tercerai-berai, karir terancam dan laknat Allah serta azabnya pun sudah menunggu.

SUAMI ZAMAN NOW
Bencana Hp dan gadged tidak hanya menghantam anak-anak dan emak-emak, lebih dari itu badai Tsunami  era digital juga menyeret suami-suami zaman now menjadi robot-robot kaku yang lupa dengan anak istri sekitanya.

Jangankan bermesraan dan bercanda tawa, bahkan sebagian suami rela meninggalkan istri dan anaknya di rumah, terbang ke dunia maya dengan game-gamenya, tontonan you tube nya.

Hp tidak sedikit membuat suami malas bekerja, malas mencari nafkah, bahkan malas bergerak meninggalkan hp nya, melupakan hak keluarganya, anak istrinya, bahkan hak Tuhannya. Allahul musta’an.

Kawan, semoga Allah melindungi kita, keluarga, Istri dan anak-anak dari beratnya fitnah hand phone ini. Allahul musta’an.

Jakarta, 10 Zulqa’dah 1444/ 30 Mei 2023

Abinya Zubair Ahmad Ridwan MY
Read more »
 Nasehat Asatizah STDI Imam Syafii jember pada jeda Daurah Syariyyah ke-22 di Batu Malang

Nasehat Asatizah STDI Imam Syafii jember pada jeda Daurah Syariyyah ke-22 di Batu Malang


Ramah Tamah Keluarga STDI Imam Syafi'i Jember jeda Daurah Syariyyah ke-22 di Batu Malang.

Bersama teman-teman seperjuangan kami mendapat wejangan dan nasihat dari para guru kami asatidzah tercinta hafizhahumullah.

Dimulai dari Ust. Syafiq Basalamah, Ust. Musyaffa, Ust. Abdullah Roy, Ust. Misbah Zulam, dan diakhiri oleh ketua STDI Ust. Arifin Badri hafizhahumullah.

Di antara poin nasihat tsb: 
Tetap istiqamah berdakwah tauhid dan sunah. Semangat memberikan apa yang dibutuhkan umat bukan apa yang diinginkan. Semangat memberikan inspirasi kalimat kebaikan meski sederhana.

Taawun dengan asatidzah setempat. Perbaiki kekurangan diri. Belajar manajemen pengelolaan pesantren.

Semakin waktu makin besar maka tetap rendah hati dan jangan sombong. Tetap ikhlas dalam berdakwah. Jangan bersedih jika ada kajian dai lain di waktu yang sama dan lebih banyak jamaahnya.

Kisah syaikh kajian di masjid Nabawi yang jamaahnya hanya satu dua atau hanya kameramennya saja dan kajian syaikh lain di waktu yang sama lebih ramai. Wafat saat salat di masjid Nabawi. Semoga tanda keikhlasan dalam dakwah.

Hati hati dari hasad sesama dai: penyakit hati yang terakhir dicabut dari hati ahli surga. Belajarlah menerima kritik. Belajarlah menerima pendapat yang berbeda.

Semoga Allah selalu menjaga guru kita dan teman kita sesama pejuang dakwah. 

(Roni Nuryusman syah)
Read more »
SUKA TELAT DI SHAF PERTAMA

SUKA TELAT DI SHAF PERTAMA

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :

(A). "Selalu suatu kaum terlambat untuk berada di shaf yang "pertama", sehingga Allah nanti akan "mengakhirkan" mereka (dari rahmat-Nya)" (HR.Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, hadits dari 'Aisyah, lihat Shahiihut Targhiib no. 510)

(B). "Senantiasa suatu kaum "terlambat" untuk berada di shaf pertama, sehingga Allah akan "melamakan" (masa tinggal) mereka di Neraka" (HR.Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, hadits dari 'Aisyah, lihat Shahiihul Jaami' no. 7699)

Abu Sa’id al-Khudri رضي الله عنه berkata :

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى فِي أَصْحَابِهِ تَأَخُّرًا فَقَالَ لَهُمْ : تَقَدَّمُوا فَأْتَمُّوا بِي، وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ، لَا يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمُ اللهُ
"Bahwa Rasulullah ﷺ melihat sebagian pada sahabatnya berlambat-lambat dari "shaf awal". Kemudian beliau bersabda : "Majulah kalian dan ikutilah shalatku ini. Hendaklah orang2 yg di belakang kalian (mengikuti shalatku) dengan mencontoh shalatnya kalian. Senantiasa suatu kaum "terlambat" dari shaf-shaf yg di depannya hingga Allah pun menunda (rahmat-Nya) untuk mereka" (HR. Muslim no. 438)

Ibrahim at-Taimi رحمه الله berkata :

إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَتَهَاوَنُ فِي التَّكْبِيرَةِ الْأُولَى فَاغْسِلْ يَدَكَ مِنْهُ
"Apabila engkau melihat seseorang yg suka "meremehkan" pada takbir shalat yang pertama (takbiratul ihram), maka cucilah tanganmu darinya" (Siyar V/84). Maksudnya jauhilah orang yang seperti itu dan jangan berteman dengannya.

Wakii' bin al-Jarraah رحمه الله berkata :
"Barangsiapa yang "tidak mendapatkan" takbir pertama, maka janganlah engkau "harapkan" akan kebaikannya" (Syu'abul Iman III/74 oleh Imam al-Baihaqi)

Imam al-'Utsaimin رحمه الله berkata :

إن الإنسان كلما تأخر عن الصف الأول والثاني أو الثالث ( أي في الصلاة ) ألقى الله في قلبه محبة التأخر في كل عمل صالح والعياذ بالله
"Sesungguhnya setiap kali seorang itu terlambat dari shaf pertama, kemudian juga pada (shalat berikutnya) terlambat lagi shaf "kedua", kemudian shaf ketiga (apalagi sengaja terlambat), maka Allah akan "tanamkan" di dalam hatinya cinta keterlambatan dalam melakukan setiap amal shalih, dan kita berlindung kepada Allah" (Syarah Riyadush Shalihin V/111)

✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
Read more »
PARA IMAM MADZHAB BENCI TAQLID BUTA

PARA IMAM MADZHAB BENCI TAQLID BUTA


Imam Abu Hanifah berkata:

لا يحل لأحد أن يأخذ بقولنا؛ ما لم يعلم من أين أخذناه
“Tidak halal bagi siapapun mengambil pendapat kami, selama ia tidak tahu darimana kami mengambilnya (dalilnya)” (Diriwayatkan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Al Intiqa 145, Hasyiah Ibnu ‘Abidin 6/293)

Imam Ahmad bin Hambal berkata:

لا تقلدني، ولا تقلد مالكاً، ولا الشافعي، ولا الأوزاعي، ولا الثوري، وخذ من حيث أخذوا
“Jangan taqlid kepada pendapatku, juga pendapat Malik, Asy Syafi’i, Al Auza’i maupun Ats Tsauri. Ambilah darimana mereka mengambil (dalil)” (Diriwayatkan oleh Ibnul Qayyim dalam Al I’lam 2/302)

Imam Asy Syafi’i berkata:

أجمع الناس على أن من استبانت له سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يكن له أن يدعها لقول أحد من الناس
“Para ulama bersepakat bahwa jika seseorang sudah dijelaskan padanya sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak boleh ia meninggalkan sunnah demi membela pendapat siapapun” (Diriwayatkan oleh Ibnul Qayyim dalam Al I’lam 2/361)

Imam Malik berkata:

إنما أنا بشر أخطئ وأصيب، فانظروا في رأيي؛ فكل ما وافق الكتاب والسنة؛ فخذوه، وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة؛ فاتركوه
“Saya ini hanya seorang manusia, kadang salah dan kadang benar. Cermatilah pendapatku, tiap yang sesuai dengan Qur’an dan Sunnah, ambillah. Dan tiap yang tidak sesuai dengan Qur’an dan Sunnah, tinggalkanlah..” (Diriwayatkan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Al Jami 2/32, Ibnu Hazm dalam Ushul Al Ahkam 6/149).

📑 @fawaid_kangaswad
Read more »
Beranda