Bagaimana seorang istri bisa merasakan manisnya iman ?

◾ SEORANG ISTRI TDK AKAN MAMPU MERASAKAN MANISNYA IMAN SAMPAI DIA MENUNAIKAN HAK2 SUAMINYA ◾

Seorang wanita telah bertanya kepada Syaikh al-Albani رحمه الله : 

يا شيخ قبل زواجي كنتُ فتاةً صوّامة قوّامة ..أجدُ لذةً للقرآن عجيبة .. والآن فقدتُ حلاوة الطاعات
"Wahai Syaikh ! Dulu "Sebelum" Menikah saya seorang Pemudi yg Rajin Berpuasa, Shalat Malam serta ibadah yang lainnya. Saya juga Merasakan Kelezatan yg "Luar Biasa" dari Al-Qur'an. Tapi sekarang saya (Setelah Menikah) Kehilangan Manisnya Ketaatan-Ketaatan itu"

قال : ما هي أخبارُ اهتمامك بزوجك ؟
Syaikh al-Albani menjawab : "Seperti apa perhatianmu terhadap suamimu ?"

قالت : يا شيخ أنا أسألك عن القرآن والصوم والصلاة وحلاوة الطاعة ..وأنت تسألني عن زوجي ؟
Wanita itu pun Berkata : "Wahai Syaikh, saya ingin bertanya kepadamu tentang al-Qur'an, puasa, shalat serta manisnya ketaatan, namun engkau "menanyakan" kepadaku tentang suamiku ?"

قال : نعم يا أختي .. لماذا لا تَجدُ بعض النساء حلاوة الإيمان ولذَّة الطاعة وأثر العبادة
Jawab Syaikh : "Benar, Wahai Saudariku. Inilah sebabnya kenapa sebagian wanita itu tidak merasakan manisnya iman, dan lezatnya ketaatan serta pengaruh positif dari ibadah"

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :

ولا تَجدُ المرأة حلاوة الإيمان حتَّى تؤدِّي حقَّ زوجها
"Dan seorang Istri Tidak akan Merasakan manisnya iman sampai dia "Menunaikan" hak suaminya" (HR. Al-Hakim, hadits dari Mu'aadz bin Jabal, Shahiihut Targhiib no. 1939) https://t.me/atymn/6024

✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar

Tidak ada komentar: