Yang diucapkan Salaf, ketika Memasuki Setiap Awal Bulan Hijriyyah, termasuk Awal Tahun
1️⃣. Dikalangan Sahabat Nabi
قال أبو القاسم البغوي في معجم الصحابة (3/ 543): حدثني إبراهيم بن هانئ (عن) أصبغ قال: أخبرني ابن وهب, عن حَيْوة, عن أبي عقيل, عن جده عبد الله بن هشام قال:
Imam Abul Qasim Al-Bagowi dalam Mu'jam Ash-Shahabah (3/543): telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Hani' bin Asbagh, telah mengabarkan kepadaku dari Ibnu Wahb, dari Haywah, dari Abu Uqail, Dari ‘Abdullah bin Hisyam radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
كَانَ أَصحَابُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَتَعَلَّمُونَ هَذَا الدُّعَاءَ كَمَا يَتَعَلَّمُونَ القُرآنَ إِذَا دَخَلَ الشَّهرُ أَو السَّنَةُ:
“Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa sebagaimana mengajarkan Al-Qur’an di mana doa ini dibaca saat memasuki awal bulan atau tahun:
اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ، وَجِوَارٍ مِنَ الشَّيطَانِ، وَرِضوَانٍ مِنَ الرَّحمَنِ
"Ya Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan rasa aman, keimanan, keselamatan, dan Islam, juga lindungilah kami dari gangguan setan, dan meraih rida Allah (Ar-Rahman)."
(HR. Al-Baghawi dalam Mu’jam Ash-Shahabah, sanadnya shahih dengan jalur khusus diatas. Imam Ibnu Hajar mensahihkan hadits ini dalam Al-Ishabah, 6:407-408. Hadits ini mawquf termasuk perkataan sahabat sesuai syarat kitab shahih).
Disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid:
فالحاصل؛ أن هذا الدعاء له أصل؛ ويحسن بالمسلم أن يقوله عند دخول الهلال
“Doa ini ada riwayatnya. Seorang muslim sangat bagus sekali mengamalkan doa ini ketika masuk awal bulan (terlihat hilal).” (Fatawa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 322345)
--------
2️⃣. Dikalangan sebagian Kibarut Tabi'in
Syeikh Usamah bin Athaya Al-Utaibi menerangkan:
كما يشرع أن يقول عند رؤية الهلال: ربي وربك الله.
"Sebagaimana disyari'atkan juga untuk mengucapkan (ketika melihat hilal awal bulan): Robbi warobbukallah".
(ditulis dalam risalah di Mawqi' webnya, dengan judul madza yuqolu innda rukyatul hilal Ramadhan (ditulis: akhir Sya'ban 1437 H).
------
Syeikh Usamah bin Athaya Al-Utaibi menyebutkan:
فقد ورد هذا عن علي رضي الله عنه بسند قوي عند ابن أبي شيبة بلفظ: " إذا رأى أحدكم الهلال، فلا يرفع به رأسا، إنما يكفي من أحدكم أن يقول: ربي وربك الله". وصح عن إبراهيم النخعي أنه قال: " إذا رأيت الهلال، فقل: ربي وربك الله ". رواه ابن أبي شيبة.
"Sungguh telah diriwayatkan hal ini dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu dengan sanad kuat dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan lafadz: apabila salah seorang melihat hilal (bulan sabit) maka janganlah (kalian) mengangkat kepala, sesungguhnya cukup bagi kalian untuk mengucapkan: "Robbi Warobbikallah". Dan sungguh telah shahih dari Ibrohim An-Nakho'i, bahwa ia (Ibrohim An-Nakho'i) berkata: apabila engkau melihat hilal maka ucapkanlah: "Robbi Warobbukallah."
(Disebutkan oleh Usamah bin Athaya Al-Utaibi dalam mauqi' webnya dengan judul risalah: Madza Yuqolu Inda Rukyati Hilali Ramadhan, ditulis: akhir Sya'ban 1437 H).
--------
Dasarnya adalah disebutkan dalam Al-Mushonnaf, Ibnu Abi Syaibah (7/121) dengan sanad shahih: Telah menceritakan kepada kami Husein bin Ali, dari Za'idah, dari Mughiroh, dari Ibrohim An-Nakho'i Rahimahullah berkata:
كان يعجبهم إذا رأى الرجل الهلال أن يقول: (رَبِّي وربُّكَ اللّه)
"Yang membuat takjub mereka (yaitu Ashab Ibnu Mas'ud) kepada seseorang yang apabila melihat hilal awal bulan, lalu orang itu berkata: Robbi wa robbukalloh (Robku dan Robbmu adalah Allah)".
-------
Yang membuat takjub mereka (yaitu Ashab Ibnu Mas'ud) dikalangan penduduk Kufah dimasa Kibarut Tabi'in (mereka muridnya sahabat Ibnu Mas'ud).
-------
Ucapan kalimat yang semisal diatas, juga diketahui oleh Atho' (kibarut tabi'in) yang pernah ia dengar dari sebagian orang islam yang hidup dimasanya. Dan Atho' bin Abi rabbah menghafalnya, dan menceritakannya kepada Ibnu Juraij (muridnya).
Dalam Al-mushannaf, Ibnu Abi Syaibah (7/121) dengan sanad shahih sampai Atho':
حدثنا حسين بن علي قال: سألت ابن جريج فذكر عن عطاء أن رجلا أهل هلالا بفلاة من الأرض، قال: فسمع قائلا يقول: (اللهم أهله علينا بالأمن والايمان والسلامة والإسلام والهدى والمغفرة والتوفيق لما ترضى والحفظ مما تسخط، ربي وربك الله)، قال: فلم يتمهن حتى حفظتهن ولم أر أحدا.
"Telah menceritakan kepada kami Husein bin Ali, saya bertanya kepada Ibnu Juraij, dan Ibnu Juraij menyebutkan sebuah cerita dari gurunya (Atho' bin Abi rabbah, kibarut tabi'in): (dalam ceritanya) bahwa ada seorang lelaki yang melihat hilal awal bulan di lapangan luas (padang sahara), lelaki ini mendengar sebuah suara orang (diwaktu awal malam / maghrib) dengan ucapan:
اللهم أهله علينا بالأمن والايمان والسلامة والإسلام والهدى والمغفرة والتوفيق لما ترضى والحفظ مما تسخط، رَبِّي وَرَبُّكَ اللّه
Allahumma Ahallahu Alaina bil Amni Wal iman, wassalamati Wal islam (dan seterusnya hingga): Rabbi warobbukallah."
Lalu laki-laki yang berada dilapangan luas ini mengatakan: maka tidaklah kalimat itu diucapkan secara sempurna sehingga akupun dapat menghafalnya. dan saya juga tidak melihat seorangpun saat itu".
--------
3️⃣. Atsar Ibnu Abbas. Yaitu dengan Ucapan Takbir dan Tahmid (saat melihat hilal diawal bulan).
Sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma pernah mengatakan (secara mauquf):
«الله أكبر, والحمد لله الذي أذهب هلال كذا وكذا، وجاء بهلال كذا وكذا».
"Allahu Akbar, Alhamdulillahil ladzi adzhaba hilal kadza wa kadza, wa ja'a bihilal kadza wa kadza." "Allahu Akbar, Alhamdulillah yang telah pergi hilal (bulan sabit) sebelumnya, dan telah datang hilal berikutnya."
(Atsar hasan, HR. Ibnu Abi Syaibah (2/343), sanad-sanadnya semua tsiqah kecuali Hajjaj bin Dinar, dinilai tsiqah oleh kebanyakan para peneliti hadits, di shahihkan oleh Syeikh Al-Ulwan, Al-Utaibi, dan lainnya).
-------
Hanya saja untuk riwayat dari nabi Terkait dzikir/ doa saat memasuki bulan baru dan tahun baru - semuanya sanad-sanadnya lemah, tidak ada yang shahih dari segi sanad-. Hanya saja terdapat dalam riwayat Mauquf / perkataan Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma.
Syeikh Sulaiman bin Nashir Al-Ulwan Hafidzahullah menerangkan:
"ويحتمل أن يكون لقول ابن عباس حكم المرفوع فمثله لا يقال بالرأي..."
"Dan ada ihtimal (kemungkinan) bahwa perkataan (mauquf) dari Ibnu Abbas itu dihukumi marfu' (sampai ke nabi), karena yang seperti ini tidak mungkin dikatakan sebagai ro'yu/ pendapat beliau...," (Arsyif multaqo Ahlil Hadits (43/483))
---------
Referensi:
- Fatawa Islam Sual Wa Jawab, dibawah bimbingan Syeikh Al-Munajjid
- Al-Mushannaf, Imam Ibnu Abi Syaibah
Oleh: Dr. (can) Lilik Ibadurrahman, M.Pd
Tidak ada komentar: