Mulailah detik-detik sakratulmaut. Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam berada di pangkuan Aisyah.
Dia berkata:“ Termasuk nikmat yang diberikan kepadaku adalah bahwa Rasulullah wafat dirumahku, di antara perut dan tenggorokanku, Allah mengumpulkan ludahku dengan ludah beliau pada saat kematiannya. Saat itu Abdurrahman -bin Abu Bakar- datang , ditanganya membawa sepotong siwak. Sedangkan Rasulullah bersandar pada tubuhku, aku melihat Rasulullah memandang ke siwak tersebut. "Maukan aku ambilkan untukmu?", tanya Aisyah kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam kerena dia tau Rasulullah gemar bersiwak.
Rasulullah menganggukkan kepalanya. Kemudian aku berikan siwak tersebut kepadanya, akan tetaapi siwak tersebut sangat keras baginya, sehingga aku bertanya kepadanya,“Mau kah aku lunakkan untukmu?“ beliau mengisyaratkan dengan kepalanya bertanda mengiyakan, maka akupun melunakkanya. Kemudia Rasulullah menggosokkanya pada giginya. (Dalam sebuah riwayat lain disebutkan bahwa beliau bersiwak dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang beliau biasa lakukan)
Di depan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam terdapat bejana berisi air. Beliau memasukkan kedua tangannya dalam wadah tersebut dan mengusapnya ke wajahnya seraya berkata:
Di depan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam terdapat bejana berisi air. Beliau memasukkan kedua tangannya dalam wadah tersebut dan mengusapnya ke wajahnya seraya berkata:
لا إله إلا الله إن للموت سكرات
"Tiada Tuhan selain Allah, sesungguhnya setiap kematian itu ada sakaratnya."
Persis setelah beliau selasai bersiwak, beliau mengangkat tangannya dan jarinya. Matanya memandang ke langit-langit. Bibirnya bergerak-gerak. Aisyah berusaha mendengarkannya, beliau sedang mambaca surat an-Nisa' ayat 69 :
Persis setelah beliau selasai bersiwak, beliau mengangkat tangannya dan jarinya. Matanya memandang ke langit-langit. Bibirnya bergerak-gerak. Aisyah berusaha mendengarkannya, beliau sedang mambaca surat an-Nisa' ayat 69 :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
" Dan siapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin , orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui."
Selanjutnya beliau berdo'a:'
Selanjutnya beliau berdo'a:'
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ
"Ya Allah, ampunilah dan kasihilah aku, pertemukan aku dengan teman-teman yang tinggi (kedudukannya di sisi-Mu), ya Allah pertemukan aku dengan teman-teman yang tinggi (kedudukannya di sisi-Mu)." (Shahih Bukhari no 5242)
(adapun jawaban yang disampaikan syeikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin merujuk pada riwayat yang lain Aisyah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika beliau masih sehat: “Tidaklah seorang nabi diambil nyawanya, hingga di perlihatkan terlebih dahulu tempat duduknya di surga. Lalu di suruh memilihnya.” Tatkala beliau sakit dan ajal menjemputnya, yang pada waktu itu kepala beliau berada di paha Aisyah, beliau pingsan. Setelah beliau sadar, beliau mengalihkan pandangannya ke atap rumah kemudian bersabda: “Ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi.” (Allahumma fii Rafiiqi Al-A’laa) Aku berkata; ‘kalau begitu beliau tidak akan bersama kita. Maka aku pun mengerti bahwa ucapanya itu adalah perkataan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat.’ . . . (Shahih Bukhari no.4083))
Beliau mengulangi doa tersebut sebanyak tiga kali.
Kemudian... tangan beliau lemas dan akhirnya ruh terpisah dari tubuhnya, menuju keharibaan Rabbnya. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
Beliau berpulang pada waktu Dhuha sudah meninggi (ada yang mengatakan waktu tergelincirnya matahari)
[sumber referensi buku shahih sirah nabawiyah]
(adapun jawaban yang disampaikan syeikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin merujuk pada riwayat yang lain Aisyah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika beliau masih sehat: “Tidaklah seorang nabi diambil nyawanya, hingga di perlihatkan terlebih dahulu tempat duduknya di surga. Lalu di suruh memilihnya.” Tatkala beliau sakit dan ajal menjemputnya, yang pada waktu itu kepala beliau berada di paha Aisyah, beliau pingsan. Setelah beliau sadar, beliau mengalihkan pandangannya ke atap rumah kemudian bersabda: “Ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi.” (Allahumma fii Rafiiqi Al-A’laa) Aku berkata; ‘kalau begitu beliau tidak akan bersama kita. Maka aku pun mengerti bahwa ucapanya itu adalah perkataan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat.’ . . . (Shahih Bukhari no.4083))
Beliau mengulangi doa tersebut sebanyak tiga kali.
Kemudian... tangan beliau lemas dan akhirnya ruh terpisah dari tubuhnya, menuju keharibaan Rabbnya. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
Beliau berpulang pada waktu Dhuha sudah meninggi (ada yang mengatakan waktu tergelincirnya matahari)
[sumber referensi buku shahih sirah nabawiyah]
Tidak ada komentar: