Merasa aman padahal Terus melakukan dosa

Ismail bin Rafi' berkata, "Diantara (bentuk) rasa aman dari azab Allah adalah seorang hamba melakukan dosa terus-menerus dan berharap Allah mengampuninya." Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya, 5/1529

Dijelaskan oleh Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Seorang mukmin tidak boleh bersandar kepada rasa takut saja, sehingga dia berputus asa dari rahmat Allah, tidak boleh juga bersandar kepada harapan saja, sehingga merasa aman dari azab Allah, sebaliknya dia takut sekaligus berharap, takut karena dosa-dosanya, senantiasa beramal shalih dan berharap rahmat Allah, sebagaimana Allah berfirman tentang para nabi-Nya,

إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ
"Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami." (Al-Anbiya: 90)

Terus melakukan dosa

Bila rasa takut dan berharap terkumpul, maka keduanya mendorong hamba untuk beramal dan melakukan sebab-sebab yang berguna; bila dia berharap, dia melakukan amal shalih karena berharap pahalanya, bila dia takut, dia meninggalkan dosa-dosa karena takut hukuman atasnya. Bila dia berputus asa dari rahmat Allah, maka dia tidak melakukan amal shalih. (Sebaliknya) bila dia merasa aman dari azab Allah, maka dia terdorong melakukan dosa-dosa.

[sumber referensi buku "Panduan Lengkap Membenahi Akidah Berdasarkan Manhaj Ahlussunnah wal Jamaah" ]

semoga bermanfaaat

Tidak ada komentar: