Tips Memilih Guru agar tidak tersesat

Guru yg baik harus mengajarkan aqidah yg lurus dari 3 aspek: rububiyah, uluhiyah, dan asma wa shifaat.

Penyimpangan biasanya terjadi di 2 aspek terakhir ... entah karena mengajarkan hal yg berbau klenik, akrab dgn kuburan, atau meyakini bahwa Allah ada dimana-mana (omnipresent), yg jelas merupakan penyimpangan akibat pengaruh kepercayaan2 nenek moyang atau bahkan agama2 lain (yahudi). Ustadz begini harus dihindari betapun enak, lucu dan menarik saat menyampaikan materi, karena tauhid yg lurus adalah inti dari dakwah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Tips Memilih Guru agar tidak tersesat

Guru yg baik tentunya bukan ustadz parpol atau gerakan/ormas dgn motif politik. Ustadz yg rajin demo atau kampanye ketimbang duduk mengajar di majelis ilmu termasuk katagori ini. Lha gimana seorang ustadz akan konsisten dan tegas mengajarkan agama jika ia terbelenggu kepentingan kelompok atau parpolnya?
( Apakah AnTas and the gank masuk golongan ustadz seperti ini? ... )

Guru yg baik adalah guru yg tdk membawa murid2nya taqlid patuh berlebihan pada satu figur tertentu (tmasuk dirinya sendiri). Karena beragama itu dibangun atas dasar dalil dan bukannya baper. Bagaimana orang bisa menerima kebenaran jika dirinya dibelenggu kebaperan, semisal: 'hidup mati manut kyai'? Guru2 sufi dan juga ustadz parpol pasti gagal di kriteria ini.

Meyakini betul bahwa islam akan terpecah menjadi banyak (73) golongan yg kesemuanya diancam neraka, kecuali satu. Artinya? Jika kita masuk mengikuti satu golongan tertentu, maka pastikan dan selalu cek&ricek agar kita termasuk golongan yg satu yg selamat itu.

Demikian tips sederhana diatas semoga bermanfaat bagi siapapun (tmasuk diri saya) yg bermaksud memperdalam agama.

(mator salangkong akhy Katon Kurniawan)

Tidak ada komentar: