Ilmu Bagaikan Neraca

Ilmu bagaikan neraca. Dengannya ditimbang segala perkara. Dengannya diketahui mana yang halal dan mana yang haram.

Dengannya pula dibedakan berbagai hukum, diketahui kebenaran dari kebatilan dan petunjuk dari kesesatan.

Oleh sebab itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa setiap hari seusai salat Subuh,

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا صَالِحًا» ، وفي رواية: «مُتَقَبَّلًا» رواه أحمد وغيره
“Ya Allah, aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, serta amal yang saleh.” Dalam versi lain, “…amal yang diterima.” (HR. Ahmad dan selainnya)


Ilmu Bagaikan Neraca
Beliau memulai dengan ilmu yang bermanfaat disebabkan dengan ilmulah seorang insan dapat membedakan antara rezeki yang baik dan yang buruk,

antara amal yang saleh dan yang jelek. Apabila seseorang insan tidak memiliki ilmu,

bagaimana ia mampu membedakan antara yang halal dan yang haram, baik dan buruk, saleh dan jelek?

Diterjemahkan secara bebas dari tulisan Syekh Abdurrazzaq al-Badr –hafizhahullah– yang berjudul العلم ميزان dalam website resminya, al-badr.net.

link kristalilmu.com

Tidak ada komentar: