Sikap Seorang Muslim Dalam Fitnah Akhir Zaman

Sikap Seorang Muslim Dalam Fitnah Akhir Zaman

I. MENJAUHKAN DIRI DARI FITNAH

Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim :

وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي عَسَىٰ أَلَّا أَكُونَ بِدُعَاءِ رَبِّي شَقِيًّا
“Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Rabb-ku" Surah Maryam : 49)

عن حُذَيْفَةَ بْنَ اليَمَانِ رضي الله عنه يَقُولُ :
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الخَيْرِ ، وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ ، مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي ،

فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ ، فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الخَيْرِ ، فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ ؟ قَالَ : نَعَمْ
قُلْتُ : وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، وَفِيهِ دَخَنٌ
قُلْتُ : وَمَا دَخَنُهُ ؟ قَالَ : قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي ، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ

قُلْتُ : فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ ، مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا
قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا ، قَالَ : هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا ، وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا

قُلْتُ : فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ ؟ قَالَ : تَلْزَمُ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ : فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ ؟
قَالَ : فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الفِرَقَ كُلَّهَا ، وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ ، حَتَّى يُدْرِكَكَ المَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Diriwayatkan dari hadits Hudzaifah bin al-Yaman radhiallahu ‘anhu, beliau berkata :
“Adalah para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebaikan, sementara saya bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena khawatir keburukan tersebut menimpaku.

Saya bertanya : Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami ini dahulu berada di zaman jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah ta’ala mendatangkan kebaikan ini kepada kami. Apakah setelah kebaikan ini akan terdapat keburukan ?
Beliau menjawab : Iya, benar.

Saya bertanya : Dan apakah setelah keburukan tersebut akan terdapat kebaikan ?
Beliau mennjawab, “Iya benar. Dan pada kebaikan tersebut terdapat dakhan (yatu fasad dan silang pendapat/ikhtilaf)”

Lalu saya bertanya : Dan apakah fasad dan silang pendapat itu ?
Beliau menjawab : Suatu kaum yang mengambil petunjuk selain petunjuk dariku, engkau akan mengenali mereka dan mengingkarinya.

Saya bertanya : Dan apakah setelah kebaikan tersebut terdapat keburukan ?
Beliau menjawab : Benar, para da’i kepada pintu-pintu neraka Jahannam, siapa saja yang menyambut seruan mereka, mereka akan menjerumuskannya ke dalam Jahannam.

Saya bertanya : Wahai Rasulullah, sampaikanlah ciri mereka kepada kami.
Beliau mengatakan : Mereka ini dari kulit (kaum) kita dan mereka berbicara dengan lisan kita.

Saya bertanya : Dan apakah yang akan engkau perintahkan kepada kami bilamana kami menjumpai mereka ?
Beliau bersabda : Engkau harus berkomitmen dengan jamaah kaum muslimin dan imam/pemimpin mereka.

Saya bertanya : Dan jika saat itu kaum muslimin tidak memiliki jamaah dan tidak pula imam/pemimpin ?
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Maka jauhkan diri kalian dari setiap kelompok/sekte tersebut, walau engkau harus menggigit akar pohon hingga kematian mendatangimu sementara -keadaanmu- tetap seperti itu.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari no, 7084 dan selainnya)

II. BERDIAM DIRI TIDAK MENJERUMUSKAN DIRI DALAM FITNAH

Diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

سَتَكُوْن فِتَنٌ القاعدُ فيها خَيْرٌ من القائِم والقائمُ فيها خيرٌ مِن الماشِي والماشِيْ فيها خيرٌ مِن السَّاعي. من تَشَرَّفَ لها تَسْتَشْرِفُهُ ومَنْ وَجَدَ فيها مَلْجأً فَلْيَعُذْ بِه
“Akan datang ragam fitnah, dimana seseorang yang duduk pada fitnah tersebut lebih baik dari pada yang berdiri. Dan seorang yang berdiri lebih baik dari pada seseorang yang berjalan. Seorang yang berjalan pada fitnah lebih baik dari pada seseorang yang berlari -di dalam fitnah-. Barang siapa yang menyertakan diri pada fitnah, niscaya fitnah tersebut akan membinasakannya. Dan barang siapa yang mendapatkan jalan keluar dari fitnah, maka hendaklah dia menjauhkan dirinya -dari fitnah-.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 3601 dan Muslim no. 2886.

Dan pada riwayat Muslim dari hadits Abu Bakrah rahimahullah terdapat riwayat lainnya yang menafsirkan hadits diatas :

فإذا نَزَلَت فمن كان له إبل فليلحق بإبله - وذكر الغنم والأرض - .
قال رجل : يا رسول الله ! أرأيت من لم يكن له ؟ قال : يعمد إلى سيفه فيدق على حده بحجر ثم لينج إن استطاع."
“Apabila fitnah telah turun, maka barang siapa yang memiliki unta hendaklah dia menyertai untanya -dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga menyebutkan perihal kambing dan lahan tanah-. Lalu seseorang berkata : Wahai Rasulullah, bagaimanakah jika seseorang tidak memilikinya ?
Beliau bersabda : “Maka dia mengambil pedangnya lalu membenturkan bilahnya ke batu kemudian dia mencari keselamatan yang semampu dia.”
Lihat di dalam Syarh Muslim 13/30 dan Fathul Bari 9/18

Diceritakan oleh Utsman asy-Syahhaam, dia berkata : Saya bersama dengan Farqad as-Sabakhiy meranjak menuju Muslim bin Abi Bakrah di kampung beliau. Lalu kami masuk menemuinya. Dan kami berkata : “Saya telah mendengar ayah anda menceritakan suatu hadits tentang perihal fitnah ?”
Beliau berkata : Benar. Saya telah mendengar Abu Bakrah menceritakan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنَّهَا سَتَكُونُ فِتَنٌ ، أَلَا ثُمَّ تَكُونُ فِتْنَةٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِي فِيهَا ، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي إِلَيْهَا ، أَلَا فَإِذَا نَزَلَتْ أَوْ وَقَعَتْ ، فَمَنْ كَانَ لَهُ إِبِلٌ فَلْيَلْحَقْ بِإِبِلِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ لَهُ غَنَمٌ فَلْيَلْحَقْ بِغَنَمِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَلْحَقْ بِأَرْضِهِ
“Sungguh akan datang beragam fitnah. Dan ketahuilah akan terdapat fitnah dimana seseorang yang duduk lebih baik dari seseorang yang berjalan -di dalam fitnah-. Dan seseorang yang berjalan lebih baik dari seorang yang berlari -di dalam fitnah-. Ketahuilah jika fitnah tersebut telah datang atau telah terjadi, maka barang siapa yang memiliki unta hendaklah dia menyertai untanya, barang siapa yang memiliki kambing hendaklah dia menyertai kambingnya dan barang siapa yang memiliki lahan tanah, maka hendaklah dia menyertai lahannya.”

قَالَ : فَقَالَ رَجُلٌ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْتَ مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ إِبِلٌ وَلَا غَنَمٌ وَلَا أَرْضٌ ؟
قَالَ : يَعْمِدُ إِلَى سَيْفِهِ فَيَدُقُّ عَلَى حَدِّهِ بِحَجَرٍ ، ثُمَّ لِيَنْجُ إِنِ اسْتَطَاعَ النَّجَاءَ ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ
“Seseorang lalu bertanya : Wahai Rasulullah, bagaimanakah jika dia tidak memiliki unta dan tidak memiliki kambing dan lahan ?
Beliau bersabda : “Maka dia mengambil pedangnya dan membenturkan bilah pedangnya kebatu. Kemudian dia mencari keselamatan yang mampu dia lakukan. Wahai Allah, Apakah Saya sudah sampaikan ? Wahai Allah, Apakah Saya sudah sampaikan ?

قَالَ : فَقَالَ رَجُلٌ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْتَ إِنْ أُكْرِهْتُ حَتَّى يُنْطَلَقَ بِي إِلَى أَحَدِ الصَّفَّيْنِ أَوْ إِحْدَى الْفِئَتَيْنِ ، فَضَرَبَنِي رَجُلٌ بِسَيْفِهِ أَوْ يَجِيءُ سَهْمٌ ، فَيَقْتُلُنِي
قَالَ : " يَبُوءُ بِإِثْمِهِ وَإِثْمِكَ وَيَكُونُ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ " 
Beliau berkata : Lalu seseorang bertanya : Wahai Rasulullah bagaimanakah pandangan anda jika saya dipaksa hingga saya digiring kesalah satu dari dua kelompok atau salah satu dari dua pasukan -yang sedang berperang-. Kemudian seseorang menebasku dengan pedangnya ataukah sebuah anak panah mengenaiku dan membinasakanku ?
Beliau bersabda : “Maka dia akan memikul dosanya dan dosamu, dan dia akan menjadi penghuni neraka.”
Diriwayatkan oleh Muslim no. 2891

Dan dari hadits Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

يُوْشِكُ أَنْ يَكُوْنَ خيرَ مالِ المُسْلمِ غَنَمٌ يَتَّبِعُ بِهاَ شَعَفَ الجِباَلِ وَمَواَقِعِ القَطْرِ يَفِرُّ بِدِيْنِهِ مِن الفِتَن
“Dikhawatirkan bahwa sebaik-baik harta seorang muslim adalah ternak kambing yang dia gembalakan dipuncak-puncak gunung dan di lereng-lereng turunnya hujan. Dia lari dengan agamanya dari semua fitnah.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 3600 dan selainnya.

Dan juga dari hadits Ummu Malik al-Bahziyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyinggung tentang fitnah dan menyebutkan perihal dekatnya fitnah.

Saya bertanya : Wahai Rasulullah siapakah sebaik-baik manusia pada saat fitnah tersebut ?
Beliau bersabda :

رَجلٌ في ماشِيَتِهِ يُؤَدِّي حقَّها وَيَعْبُدُ ربَّه ورجلٌ أَخَذ بِرَأْسِ فَرَسِه يُخِيْفُ العدوَّ وَيُخِيْفُوْنَهُ
“Seseorang yang berada pada hewan-hewan ternaknya, menunaikan hak ternaknya serta beribadah kepada Rabb-nya. Dan seseorang yang mengambil -tali kekang- kudanya untuk memerangi musuh dan musuhnya memerangi dirinya.”

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2177 dan Imam Ahmad di dalam al-Musnad 1/419, lihat penjelasan maknanya di Syarh ath-Thibiy 10/66

III. BERSABAR DAN MEMPERBANYAK IBADAH KEPADA ALLAH TA’ALA

Pada hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu beliiau berkata : Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

يَأْتِيْ عَلى النَّاسِ زَمانٌ الصَّابِرُ فِيْهم عَلىَ دِيْنِه كالقَابِضِ عَلى الجَمْرِ
“Akan tiba suatu zaman kepada kaum manusia, dimana seseorang yang bersabar di antara mereka pada agamanya layaknya menggenggam bara api yang menyala.”
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2260 dan Imam Ahmad di dalam al-Musnad dari hadits Abu Huraiah 2/390

Juga pada hadits ‘Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu, beliau berkata :

قُلْتُ : يا رَسولَ الله ما النَّجاةُ ؟ قال : أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلى خَطِيْئَتِكَ
“Saya bertanya : wahai Rasulullah, apakah itu keselamatan ? Beliau mengatakan : engkau menahan lisanmu, dan engkau lapangkan rumahmu -untuk dirimu- dan tangisi kesalahan-kesalahanmu.”
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2406 dan Imam Ahmad di dalam al-Musnad 5/158

Dan dari Ma’qil bin Yasar radhiallahu ‘anhu yang beliau sandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda :

العِباَدَةُ فِي الهَرَجِ كالهِجْرَةِ إِليَّ
“Ibadah di zaman perang (fitnah al-haraj) setara dengan hijrah kepada-ku.” Diriwayatkan oleh Muslim no. 2948 dan selainnya)

@manarulilmi

Tambahan

Benar, menjauhkan diri dari fitnah "yang tidak diketahui mana yang haq atau bathilnya" adalah jalan selamat dari fitnah..

Adapun fitnah "yang terang dan jelas mana yang haq dan bathil" maka manhaj dalam hal ini adalah tidak dengan menjauhinya, namun dengan menampakkan pembelaan terhadap yang haq dan menolongnya sehingga menang dan nyatalah al Haq itu sebagai al Haq dan padamlah kebathilan..

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar: