Ciri- ciri syiah

Ciri- ciri syiah

Dalam kunjungannya ke Solo 25 Januari lalu, Ust. Anung Al-Hamat, Lc., M.Pd.I sempat memberikan ceramah di Gedung Islamic Centre Dewan Dakwah Islam Indonesia, Pabelan Kartasura. Pada kesempatan itu, Direktur Forum Studi Sekte-Sekte Islam itu membeberkan cara mudah mengenali ajaran Syiah.

Materi ini penting, mengingat akidah taqiyah yang dilakukan oleh Syiah mengkaburkan jati diri mereka. Akibatnya, banyak yang menganggap mereka adalah Ahlus Sunnah karena yang dikaji adalah kitab-kitab mu’tabar Ahlus Sunnah, padahal itu hanyalah perantara untuk mengenalkan akidah mereka sesungguhnya.

Berikut ini rangkuman ceramah Ust. Anung Al-Hamat, Lc., M.Pd.I yang dikirimkan kontributor kiblat.net di Surakarta:

Metode Syiah dalam mengajarkan pemahamannya

Orang Syiah akan mengajarkan pemahaman Syiah dengan cara bertingkat. Pada tingkat awal belum diajarkan pemahaman Syiah, justru yang diajarkan bagaimana membahas kitab-kitab Ahlussunnah seperti membahas Kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Bulughul Maram, Sunan Abu Dawud dan Kitab Sunnah lainnya. Namun pada setiap sesi pemberian pemahaman kitab-kitab tersebut akan terus digiring untuk diberikan doktrin tentang mazhab Ahlul Bait.

Penggunaan Mazhab Ahlul Bait (Mazhab keluarga Nabi) merupakan ciri tersendiri bagi orang Syiah. Mereka tidak menamakan Mazhab Syiah agar menarik dan tidak membuat gusar orang yang sedang belajar kepada mereka.

Setelah pada tahapan semisal akhir kelas 5, maka mulailah diajarkan perbandingan Syiah-Sunni. Kemudian baru diajarkan hakikat Syiah pada kelas 6. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh kalangan yang pernah berinteraksi dengan Pesantren YAPI Bangil atau Yayasan Muthahhari Bandung. Dan metode ini tidak menutup kemungkinan digunakan juga di pondok pesantren yang terindikasi Syiah yang ada di Solo atau daerah lainnya. Meskipun tidak semua santrinya mendapatkan materi seputar pemahaman Syi’ah. Dalam arti hanya santri atau kalangan-kalangan tertentu saja yang diberikan materi tersebut.

Isu Persatuan

Isu persatuan akan terus dikampanyekan oleh orang Syiah sebagai kamuflase manakala mereka belum mempunyai kekuatan secara jumlah dan persiapan sarana pra sarana. Hal ini terjadi pada revolusi Iran dan peristiwa di Iraq. Ketika jumlah mereka sedikit maka kata persatuan terus diucapkan. Tetapi ketika jumlah sudah mencukupi untuk mengalahkan kelompok Ahlus Sunnah, maka isu persatuan akan mereka tenggelamkan dan yang ada memilih: Syiah atau mati. Bahkan tidak tangung-tanggung mereka mengikat kerja sama dalam persenjataan dengan Amerika dan Zionis Israel.

Tidak ada komentar: