Muliakan Diri dengan Ilmu dan Amal Shalih

Muliakan Diri dengan Ilmu dan Amal Shalih

Ibnul Qayyim -rahimahullah-: "Tidak ada yang lebih buruk pada diri seseorang, daripada LALAINYA dia dari fadhilah² agama, ilmu² yang bermanfaat, dan amal² yang saleh.

Orang yang keadaannya demikian, ... ... ... jika ia hidup, hidupnya tidak terpuji.

Jika ia mati, tidak ada yang merasa kehilangan.

Bahkan kematiannya bisa meringankan beban negeri dan masyarakatnya. Langit pun tidak menangis  karenanya".

[Kitab: Miftah Daris Sa'adah].
-----

Memang, bila kita renungkan.. di dunia ini, kita tidak lebih dari jasad dan apa yang kita miliki.. dan itu semua akan hilang dan lekang seiring berjalannya waktu..

Tubuh itu akan dimasukkan ke tanah.. dan apa yang kita miliki, baik harta, tahta, wanita, kolega, nama, dan yang lainnya, akan meninggalkan kita.. yang asalnya bisa menjadi kebanggaan, justru malah menjadi beban bagi kita, karena semuanya akan dihisab dan dipertanggung-jawabkan di hadapan-Nya.

Kita tidak melihat ada kemuliaan yang abadi, kecuali kemuliaan yang berasal dari agama.. hanya itu kemuliaan yang bisa langgeng dan memberikan manfaat, meski kita sudah tiada..

Cobalah kita renungkan kemuliaan para imam empat, nama mereka masih terus disebut dan didoakan, ilmu mereka masih terus diambil manfaatnya, padahal mereka telah wafat lebih dari 1000 tahun yang lalu.

Sebaliknya, lihatlah para raja, atau para saudagar kaya.. adakah dari mereka yang namanya selalu disebut atau didoakan oleh kaum muslimin..

Cobalah tanya orang di sekitar kita, adakah yang masih mengenal RAJA yang hidup di zaman Imam Syafi'i? Atau siapakah saudagar terkaya ketika itu? 

Nama² mereka hilang seiring berjalannya waktu, karena kemuliaan mereka berasal dari dunia, bukan dari agama.

Padahal di saat mereka semua masih hidup, tentu nama raja lebih dikenal dan diagungkan daripada nama seorang Imam Syafi'i -rahimahullah-.
Sungguh mengherankan, bila hari ini banyak orang berlomba-lomba meraih kedudukan duniawi, padahal kemuliaan yang dihasilkannya hanya sementara.. tapi di sisi lain, banyak dari mereka yang lalai akan kedudukan ukhrawi, padahal kemuliaan yang dihasilkannya tak akan lekang oleh masa..

Semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita, sehingga orientasi kita dalam hidup ini adalah kemuliaan ukhrawi, bukan kemuliaan duniawi.

Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny Lc, MA
Dewan Pembina RisalahIslam.or.id

Tidak ada komentar: