PANAH-PANAH SAKTI PENAKLUK HATI

PANAH-PANAH SAKTI PENAKLUK HATI

Kita sebutkan beberapa akhlak terpuji yang punya pengaruh kuat untuk mengambil hati orang-orang yang ada di sekitar kita:

1. Senyuman ramah.

Ia bagai GARAM pada masakan, ia juga merupakan BUSUR yang paling cepat menaklukkan hati seseorang....

ditambah lagi ia merupakan ibadah dan amal sedekah, sebagaimana sabdanya

“Senyuman yang kau lemparkan ke wajah saudaramu adalah amal sedekah” [HR. Tirmidzi, hadits no 1879, dihasankan oleh syeikh Albani (silsilah shohihah hadits no 572)].

Sahabat abdullah bin harits berkata:

“Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih banyak tersenyum melebihi Rasulullah -shollallohu alaihi wasallam-“ [HR. Tirmidzi, hadits no 3574, dishohihkan oleh syeikh Albani (mukhtashorusy syama’il, hadits no 194)]
2. Memulai salam.

Ia adalah panah tajam yang akan menancap di hati orang yang kau salami, tapi JANGAN LUPA barengi juga dengan wajah damai, jabat tangan serta sambutan yang hangat dan akrab....

Dengannya kita juga mendapatkan pahala sekaligus ghonimah karena:
“Yang paling baik dari keduanya adalah orang yang MEMULAI dengan salam” [Muttafaqun Alaih (Bukhori hadits no 5613, Muslim hadits no 4643)].

Berkata Abu Amr an nadby:
“Aku pernah berjalan bersama Abdullah bin Umar, maka setiap berjumpa dengan orang ia langsung memberi salam , TAK PEDULI orang tersebut masih kecil ataupun sudah berumur”. [Mushonnaf Abdur Rozzaq, atsar no 19442]
3. Hadiah.

Ia memiliki pengaruh yang mengagumkan, karena bersentuhan langsung dengan pendengaran, penglihatan dan perasaan hati.

Karenanya Rosulullah -shollallohu alaihi wasallam- memberi perhatian khusus dalam masalah ini dalam sabdanya:
“Hendaklah kalian saling bertukar hadiah! niscaya kalian akan saling mencintai“ [HR. Bukhori fil adabil mufrod, dihasankan oleh syeikh Albani (Irwa’ul Gholil, hadits no 1601)]

4. Jadilah pendengar yang baik!

Dengan TIDAK MEMOTONG pembicaraan yang belum tuntas, inilah akhlak Rosul, beliau tidak memotong pembicaraan sehingga lawan bicaranya mengakhiri kalamnya.

Sungguh barangsiapa yang memperaktekkan ini, ia akan dikagumi oleh banyak orang, lain halnya dengan orang yang banyak NGOCEH dan SERING memotong pembicaraan orang lain.

Atho’ menceritakan dirinya berkaitan dengan sifat ini:
“Adakalanya seorang bercerita kepadaku dan aku diam mendengarkannya, seakan aku tidak pernah mendengarnya, padahal sebenarnya aku telah mendengar cerita itu jauh hari sebelum ia dilahirkan.” [Aljami’ li akhlaqir rowi wa adabis sami’, karangan Alkhotib albaghdadi, atsar no 352)]

5. Ulurkan bantuan dan jasa baikmu!

Pepatah mengatakan:

“Berbuat baiklah kepada orang lain! maka kamu akan mendapatkan hatinya sebagai tawananmu”.

Membantu orang lain juga merupakan sarana menggapai mahabbatullah, sebagaimana firmanNya:
“berbuat baiklah (kepada orang lain), Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” [Surat Albaqoroh, ayat 195.].

Begitu pula sabda Rosul -shollallohu alaihi wasallam-:
“Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat kepada manusia” [HR. Thobaroni, hadits no 13646, dihasankan oleh syeikh Albani (silsilah shohihah, hadits no 906)].
Ahibbati fillah!.... Sungguh mengherankan orang yang rela membeli hamba sahaya dengan uang, apa yang menghalangi mereka untuk membeli orang merdeka dengan jasa baiknya?!

Dan ingatlah orang yang banyak jasanya, akan banyak pula sahabatnya!

6. Penampilan yang baik.

Ini meliputi badan, pakaian dan bau yang HARUM, Rosulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu baik, menyukai sesuatu yang baik” [HR. Muslim, hadits no 131.].

Simak juga ketika Abdul Malik bin Abdul Hamid almaimuni mensifati Imam Ahmad:
“Sungguh aku tidak melihat ada orang yang lebih perhatian dengan KUMISNYA, rambut kepala dan tubuhnya serta tidak kulihat orang yang pakaiannya lebih BERSIH dan putih melebihi Ahmad bin Hambal.” [Shifatush Shofwah 2/340]
7. Berbaik-sangka dan memberikan udzur.
Hendaklah kita saling berbaik sangka dengan saudara-saudara seiman kita, selagi masih ada celah untuk itu.....

dan kalaupun ia memang telah melakukan kesalahan hendaklah kita menasehatinya dengan cara yang HALUS dan selanjutnya memberikan udzur yang pantas baginya, insyaAllah dengan begitu akan semakin kuat barisan umat ini.
8. Ungkapkan kecintaanmu kepada saudaramu!

Ketika anda menaruh rasa simpati kepada orang lain atau mungkin ia mendapat tempat tersendiri di hati anda, maka ungkapkanlah perasaan itu kepadanya, karena itu akan meluluhkan hatinya, oleh karenanya Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:
“Apabila ada yang menyukai sahabatnya, maka hendaklah ia datang ke rumahnya dan mengatakan bahwa dirinya menyukainya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala! [HR. Ahmad, hadits no 20332 (lihat silsilah shohihah, hadits no 417)]

Dalam riwayat yang lain
“Karena itu akan lebih mempererat tali persahabatan dan lebih menguatkan rasa kasih sayang antar keduanya”. [Tambahan hadits ini dihasankan oleh syeikh Albani (shohihul jami’, hadits no 280)]

Tapi tentunya dengan SYARAT, rasa kasih sayang tersebut karena Allah semata, bukan karena dunia, jabatan, harta, ketenaran, kecantikan atau ketampanan, karena setiap kecintaan yang dasarnya bukan lillahi ta’ala itu bagaikan DEBU.... ia akan lenyap atau malah berbalik menjadi permusuhan kelak pada hari kiamat, sebagaimana firman-Nya:
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. [Surat Azzukhruf, ayat 67.]

Hendaknya pula kita selalu menghadirkan dalam sanubari kita sabda Rosul -shollallohu alaihi wasallam-:

“Setiap orang akan bersama orang yang dicintainya (pada hari kiamat)”. [Muttafaqun Alaihi (shohih bukhori, hadits no 5702, shohih muslim, hadits no 4779)]

Intinya mengungkapkan rasa cinta & kasih sayang adalah merupakan cara yang sangat manjur untuk mempengaruhi hati seseorang dan menjadikan timbulnya rasa saling mencintai satu sama lain.

Dengan ini akan terbentuklah sebuah masyarakat yang dipenuhi rasa cinta, damai, masyarakat yang bersatu, kompak dan saling membantu.

Ahibbati fillah… dalam soal perasaan, emosi dan ‘atifah, kebanyakan orang berada pada dua kutub yang berlawanan, sungguh amat disayangkan!

▶ Ada yang mendahulukan akalnya, sehingga hubungan itu menjadi KAKU, kering dan tidak bersahabat....

▶ Disisi lain ada yang mendahulukankan perasaan dan emosinya, sehingga seringkali mengorbankan rasionalitas, bahkan tidak jarang sampai pada tingkatan ketergantungan dengan orang lain....

Memang memadukan dan mengkompromikan antara akal dan perasaan adalah pekerjaan yang susah, tidak semua orang bisa menuntaskannya, tapi.... itu merupakan fadhal (keistimewaan) yang Allah berikan kepada siapa yang dikehendakinya.

Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny Lc, MA
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam

Tidak ada komentar: