ZAKAT FITRAH TIDAK DISYARI'ATKAN IJAB KABUL


Imam As-Suyuthi (Lhr 849 H), Ulama bermadzhab syafiiyah dalam karyanya tentang kaidah fikih, Al-Asybah wa An-Nadzair, membagi beberapa akad muamalah berdasarkan ada tidaknya ijab qabul menjadi 5 bagian.

Beliau mengatakan :

تقسيم ثالث من العقود ما لا يفتقر إلى الإيجاب، والقبول لفظا. ومنها: ما يفتقر إلى الإيجاب والقبول لفظا. ومنها: ما يفتقر إلىالإيجاب لفظا، ولا يفتقر إلى القبول لفظا. بل يكفي الفعل. ومنها: ما لا يفتقر إليه أصلا، بل شرطه: عدم الرد ومنها: ما لا يرتد بالرد. فهذه خمسة أقسام
“Pembagian yang ketiga dalam akad. Akad yang tidak membutuhkan ijab qabul dengan dilafalkan, akad yang membutuhkan ijab qabul dengan dilafalkan, akad yang membutuhkan ijab dengan dilafalkan dan tidak membutuhkan qabul dengan dilafalkan, namun cukup tindakan. Akad yang tidak membutuhkan ijab qabul sama sekali, bahkan syaratnya, tidak bisa dibatalkan. Akad yang tidak bisa kembali, meskipun dibatalkan. Itulah lima pembagian akad”.

Kemudian Imam As-Suyuthi menyebutkan contohnya masing-masing.

Diantara contoh yang Imam As-Suyuthi sebutkan,
فالأول منه: الهدية، فالصحيح أنه لايشترط فيها الإيجاب والقبول لفظا، بل يكفي البعث من المهدي، والقبض من المهدى إليه… ومنه: الصدقة قال الرافعي: وهي كالهدية، بلا فرق
Contoh yang pertama, hadiah. Pendapat yang benar, tidak disyaratkan adanya ijab qabul dengan dilafalkan. Namun cukup memberikan hadiah dari si pemberi, dan diterima oleh orang yang mendapatkannya… Termasuk juga 'Sedekah'. Ar-Rafii mengatakan, ‘Sedekah seperti hadiah, tidak ada perbeda'an. (Al-Asybah wa An-Nadzair, 1/468).

Berdasarkan keterangan diatas, zakat tidak dipersyaratkan harus ada ijab qabul, apalagi saling jabat tangan. Karena zakat termasuk akad searah, sebagaimana hadiah dan sedekah, seperti yang disebutkan Imam As-Suyuthi diatas.

Sehingga statusnya sah dengan diserahkan kepada yang berhak, sekalipun tidak ada kesepakatan.

Allahu a’lam

Oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com).

Tidak ada komentar: