Penjelasan Nabi meletakkan biji kurma diantara kedua jarinya

Penjelasan Nabi meletakkan biji kurma diantara kedua jarinya

Dalam sebuah hadits disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ، قَالَ: نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عَلَى أَبِي، قَالَ: فَقَرَّبْنَا إِلَيْهِ طَعَامًا وَوَطْبَةً فَأَكَلَ مِنْهَا ثُمَّ أُتِيَ بِتَمْرٍ، فَكَانَ يَأْكُلُهُ وَيُلْقِي النَّوَى بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ وَيَجْمَعُ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى
Dari 'Abdullah bin Busr, ia berkata : “Rasulullah ﷺ pernah bertamu di rumah bapakku, lalu kami hidangkan makanan dan watbah (sejenis makanan yang terbuat dari campuran susu, kurma, dan keju) kepada beliau ﷺ, dan beliaupun memakannya. Kemudian dihidangkan kurma kepada beliau ﷺ, lalu beliau ﷺ meletakkan bijinya diantara kedua jarinya, seraya menggabungkan antara jari telunjuk dan jari tengah" [Diriwayatkan oleh Muslim].

Gambarannya adalah sebagaimana dalam foto (bukan tangan saya lo ya...).

Saya sempat baca di media sosial, ada yang bilang/menulis bahwa sunnah saat makan kurma adalah meletakkan biji kurma dengan kaifiyyah seperti di foto. Bahkan dikatakan, sunnah yang terlupakan, sunnah yang sering dilalaikan.

Sependek pengetahuan saya, substansi pemahamannya tidak (tekstual) demikian. Dalam Shahih Muslim hadits di atas diletakkan dalam Bab:

باب استحباب وضع النوى خارج التمر.....
"Bab disunnahkannya memisahkan biji kurma di luar wadah kurma...."

An-Nawawiy rahimahullah menjelaskan:

وَلَمْ يُلْقِهِ فِي إِنَاء التَّمْر لِئَلَّا يَخْتَلِط بِالتَّمْرِ
"Beliau ﷺ tidak meletakkan biji kurma di wadah tempat kurma agar tidak tercampur dengan kurma" [ٍSyarh Shahiiih Muslim, 13/226].

Ibnu Muflih rahimahullah berkata:

ﻭَﻗَــﺎﻝَ ﺍﺑْﻦُ ﺍﻟْﺠَﻮْﺯِﻱِّ ﻓِﻲ ﺁﺩَﺍﺏِ ﺍﻟْﺄَﻛْﻞِ : ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺠْﻤَﻊُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﻨَّﻮَﻯ ﻭَﺍﻟﺘَّﻤْﺮِ ﻓِﻲ ﻃَﺒَﻖٍ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻪُ ﻓِﻲ ﻛَﻔِّﻪِ ﺑَﻞْ ﻳَﻀَﻌُﻪُ ﻣِﻦْ ﻓِﻴﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻇَﻬْﺮِ ﻛَﻔِّﻪِ ﺛُﻢَّ ﻳُﻠْﻘِﻴﻪِ 
"Ibnul-Jauziy berkata dalam adab-adab makan : Tidak mengumpulkan/mencampur antara biji kurma dengan kurma (tamr) dalam piring/wadah dan tidak mengumpulkannya dalam genggaman tangan. Akan tetapi (dianjurkan) meletakkan biji dari mulutnya di atas punggung telapak tangannya, kemudian membuangnya" [Aadaabusy-Syar'iyyah, 3/154].

Sebagian ulama menambahkan bahwa larangan mencampurkan antara biji dengan kurma dalam satu wadah karena dapat menyebabkan (cepat) rusaknya kurma. Biji yang keluar dari mulut seringkali tercampur dengan ludah, yang jika dicampur dengan kurma dalam satu wadah; akan menyebabkan rasa jijik (bagi orang lain). 

Dikatakan juga, ketika Rasulullah ﷺ meletakkan biji kurma yang keluar dari mulut beliau di bagian bagian atas jari telunjuk dan tengah adalah untuk mengajarkan adab kepada umatnya agar biji kurma yang tercampur dengan ludah tidak bersentuhan dengan bagian dalam jari yang digunakan mengambil kurma dari wadah [lihat : Ikmaalul-Mu'lim 6/525, Mir'aatul-Mafaatih 8/178, dan Mirqaatul-Mafaatih 4/1685]. Inilah yang disunnahkan.

Wallaahu a'lam.

source dony arif wibowo

Tidak ada komentar: