Nostalgia dengan para ustadz pengusung dakwah Sunnah di tahun 90an

Beberapa hari yang lalu Ustadz Ghufron mampir ke rumah…
Kamipun ngobrol ngalor ngidul sambil bernostalgia, diselingi tawa dan kadang kesedihan...

Beliau diantara para asatidzah yang dulu mengenalkan dakwah Sunnah di kampus kami sekitar tahun 1993, bersama :

Ustadz Ridwan Abdul Aziz, pengasuh Ma'had Tauhidullah Surabaya
murid Ustadz Rahmat alumni UIM, pimpinan Ponpes Daarul Hijrah Wajak Malang

juga Ustadz Hanan Bahanan, rahimahullah,
dulu ketua Remaja Al Irsyad Surabaya dan pernah menimba ilmu ke Syaikh Muqbil Daarul Hadits, Yaman
Beliau pula yang mengadakan kajian Ustadz Yazid Jawas dan Ustadz Ja'far Umar Thalib di Masjid Al Irsyad Surabaya,

Adapun Ustadz Ghufron setelah sempat bekerja di Kalimantan, perbatasan Indonesia-Malaysia sekitar 1970an, beliau lalu diberi surat pengantar oleh Ustadz Muammal Hamidy Bangil untuk menghadap ketua MUI Jatim di Masjid Al Falah Surabaya, akhirnya beliau direkrut DDII

Di DDII beliau angkatan ke-10, satu tingkat dibawah Ustadz Aunur Rofiq Ghufron (Al Furqon Gresik) yang di DDII angkatan ke-09

Penugasan pertama beliau adalah di Manado sekitar 1980an untuk mengisi kajian Islam para mahasiswa Sam Ratulangi dan masyarakat sekitar, beliau didampingi oleh anak angkatnya Buya Hamka (dulunya anak pendeta lalu menjadi mualaf dan diterjunkan untuk membendung misionaris)

Ustadz Ghufron juga sempat ke Johor Malaysia dan berdakwah disana bersama kenalan Pak Natsir, lalu diminta pulang ayahnya untuk membina rumah tangga

Beliau dikenalkan dengan seorang gadis oleh kenalan beliau yang masih satu marga dengan Ustadz A Hassan/ PERSIS Bangil, maka beliaupun menikah dan mengisi kegiatan dakwah diantaranya di kampus kami…

Saat terjadi peristiwa pembantaian muslimin yang dilakukan oleh Nasrani di Ambon sekitar tahun 2000an, beliaupun ikut terjun bersama para relawan Laskar Jihad untuk membela muslimin 

Qadarullah kemudian terjadi peristiwa penganiayaan oleh sebagian oknum LJ pada beliau sehingga mengalami luka parah

Belakangan para pelaku penganiayaan telah menemui beliau dan meminta maaf, beliaupun dengan besar hati memaafkan mereka karena paham bahwa mereka hanya menjalankan tugas perintah

Diantara yang beliau sampaikan adalah agar kita menjauhi sikap ghuluw karena akan melahirkan sikap fanatik buta sehingga tidak mampu berpikir jernih 

Mari lebih dewasa dalam bersikap menghadapi fitnah dakwah dan berlapang dada dalam perbedaan pendapat ijtihadiyah…

Semoga berbagai upaya merajut ukhuwah diantara para rekan dan asatidzah Ahlussunah diberikan kemudahan sehingga kembali dalam satu barisan...

Pict : Ustadz Abu Nida' & Ustadz Ja'far Umar Thalib rahimahullah

Tidak ada komentar: