95 persen menyatakan setuju jika BPIP dibubarkan, Fadli Zon Tetap GAS Bubarkan BPIP

Kegaduhan lomba penulisan yang diselenggarakan Badan Pengembangan Ideologi Pancasila atau BPIP belum berujung. 

Lomba penulisan itu sebelumnya memicu gerakan membubarkan BPIP. 

Kini, walaupun Plt Sekretaris Utama BPIP, Karjono, telah meminta maaf dan mengganti tema lomba penulisan, ternyata desakan untuk membubarkan BPIP tidak juga berhenti. 

Salah satunya adalah desakan dari Politisi Gerindra, Fadli Zon yang juga menjabat Wakil Ketua DPR RI.  

Lomba penulisan itu sebelumnya memicu gerakan membubarkan BPIP. 

Kini, walaupun Plt Sekretaris Utama BPIP, Karjono, telah meminta maaf dan mengganti tema lomba penulisan, ternyata desakan untuk membubarkan BPIP tidak juga berhenti. 

Salah satunya adalah desakan dari Politisi Gerindra, Fadli Zon yang juga menjabat Wakil Ketua DPR RI. 

Dalam postingan instagramnya @fadlizon justru semakin menarik gas agar BPIP dibubarkan. 

"Akhirnya @BPIPRI minta maaf dan ganti tema lomba. Lebih baik begitu. Saya yakin mayoritas masyarakat tak melihat gunanya lembaga ini dan ingin @BPIPRI dihapus termasuk efisiensi. Survei kilat saya di twitter, 96% setuju @BPIPRI dibubarkan," tulis @fadlizon. 

PEMINAT CPNS BPIP CUKUP TINGGI
Pertanyaannya, apabila BPIP dibubarkan, bagaimana nasib PNS dan para CPNS yang baru mendaftar pada tahun 2021 ini. 

Ya, pelamar CPNS 2021 di BPIP diketahui cukup membeludak walaupun sebagian besar formasi jabatan diperuntukkan bagi mereka yang berijazah S-2. 

Total terdapat 6.210 pelamar CPNS 2021 di BPIP yang dinyatakan memenuhi syarat dan bakal mengikuti seleksi SKD CPNS 2021. 

Ya, sementara itu, nantinya hanya 64 orang yang akan diterima menjadi CPNS BPIP. 

Pertanyaannya, mau dikemanakan 64 CPNS 2021 ini apabila nanti BPIP dibubarkan? 

POLLING PEMBUBARAN BPIP
Sementara itu, Politisi Partai Gerindra Fadli Zon membuat sebuah polling di akun Twitternya.

Fadli ingin meminta tanggapan publik mengenai keberadaaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Polling dari Fadli Zon tersebut dibuat menyusul protes keras sejumlah pihak tentang lomba menulis yang digelar BPIP.

Dalam poster yang diunggah akun @BPIP RI, badan itu mengumumkan lomba penulisan artikel tingkat nasional itu digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021 Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Namun, yang menjadi sorotan adalah tema yang diusung dalam kompetisi tersebut.

Ada dua tema utama yang dipersyaratkan.

Tema pertama, Hormat Bendera Menurut Hukum Islam. 

Adapun tema kedua, Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam.

Terkait polling, Fadli Zon bertanya "@BPIPRI dibubarkan?"

Hingga pukul 7.45, sudah 795 warganet memberikan suara.

Hasilnya, sebanyak 95 persen menyatakan setuju jika BPIP dibubarkan.

Sisanya, tidak setuju BPIP dibubarkan.

Sebelumnya, Fadli Zon juga memberikan kritik atas tema yang diangkat dari kompetisi menulis itu.

Fadli menyebut, pemilihan tema yang diangkat tersebut membuktikan bahwa BPIP sangat dangkal dalam memahami antara Islam dan Pancasila.

Bahkan, Fadli Zon memandang, ada upaya untuk menuduh Islam mempermasalahkan hormat kepada bendera dan menyanyikan lagu Indonesia raya.

"Tema lomba BPIP ini menunjukkan betapa dangkalnya BPIP memahami Islam dan Pancasila. Ini produk Islamophobia akut dan cenderung menuduh Islam mempermasalahkan hormat bendera dan lagu kebangsaan Indonesia Raya," tulis Fadli Zon di Twitter, dikutip pada Jumat (13/8/2021).

"Segeralah ganti tema agar tidak memecah belah bangsa," imbuhnya

Tema tendensius

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera juga merasa geram dengan kompetisi menulis yang digelar oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)

Mardani menilai, tema yang diangkat dalam lomba tersebut cukup tendensius.

"Aneh temanya dan terkesan tendensius. Jadi buka luka lama saat dikatakan musuh Pancasila itu agama. BPIP mestinya menyatukan bukan buat kontroversi," tulis Mardani di Twitter, Jumat (13/8/2021).

Mardani mengungkapkan, masih banyak tema lain yang bisa dipilih dalam lomba yang digelar untuk memeringati Hari Santri tersebut.

"Ada ide tema lain yang lebih visioner dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional seperti “Pandangan Santri dalam bahaya Perubahan Iklim”. Atau “Santri untuk Indonesia bebas korupsi”."

"Tapi mengubah tema hanya permukaan, paradigma BPIP mestinya menyatukan dan menguatkan peran agama dalam bingkai harmoni. BPIP perlu evaluasi total," tandasnya

Dibully warganet

Sejumlah warganet juga mempermasalahkan pemilihan tema dalam lomba berhadiah Rp5 juta tersebut.

Sebagian menanyakan apa motif BPIP yang membandingkan dua sudut pandang seorang pemeluk agama dalam bernegara dan bernegara.

Lainnya menganggap bahwa tema tersebut hanya akan menimbulkan perdebatan bahkan bisa memecahbelah kerukunan masyarakat.

"Saya jadi penasaran melihat cara berpikir anggota lembaga ini… bikin lomba tapi ga ada kaitannya… lagi mau ngumpulin bahan buat alasan ya??? Malu sekali saya," tulis @AwudM

"Kenapa mencari tema yg seakan 'membenturkan' Pancasila dg Islam? Tdk adakah tema lain yg lebih 'pas'?" tulis @Triyanto805

Adapula warganet yang memberikan saran ide agar BPIP tidak menjadi bahan bullyan dari netizen.

"Gue kasih ide tema yak, biar gak dibully netizen.. - Semangat gotong royong santri dalam menghadapi krisis pandemi. - Pendidikan pesantren dalam pencegahan tindakan korupsi," tulis @qoidf12

Sumber tribunnews

Tidak ada komentar: