Berarti kita rame rame download aplikasi tok tik?

Jangaaaan, saya tidak setuju bila anda bukan pendakwah yang pandai buat konten kreatif tentang ilmu/dakwah islam menjadi warga negara tok tik.

Pertahankan diri anda tetap sebagai warga masjid, minimal di depan tv dakwah atau radio dakwah atau kitab.

Yang saya maksud adalah warga negara tok tik harus ada yang mendakwahi…. Bukan seruan agar anda migrasi jadi warga tok tik.

Dulu juga ada yang komplain, kalau para dai sibuk nyampaikan materi dakwah di TV& radio, maka nanti warga masjid eksodus dari majlis majlis ilmu di masjid, akhirnya suatu saat masjid sepi dari penuntut ilmu.

Saya jawab: 
1. Yang melakukan itu memang bukan levelnya thullabul ilmu calon ulama’, namun sekedar jajan, atau incip incip saja.

2. Sasaran utama dakwah via tv dan radio memang warga tv&radio yang sedari awal penonton, adapun para santri, ya jangan pada keluar dari pondok atau meninggalkan kajian kitab, daurah, dan mulazamah.

Kalau mereka keluar, maka mungkin mereka memang gagal menuntut ilmu.

3. Di rumah saya ada tv, namun kadang berlalu satu bulan tidak saya nyalakan walau hanya sekali, karena saya sibuk ngajar, baca kitab, sedangkan keluarga saya lebih milih ikuti daurah semisal HSI & grup dirosat islamiyah via WA.

4. Faktanya masing masing media dan sarana memiliki pangsa pasar sendiri sendiri.

Semoga menyegarkan pagi anda kawan.

Ustadz Arifin Badri
_______
Jadi intinya, ustadz menjelaskan bagi orang yang tak kuat iman alias coba-coba dan bukan tujuan dakwah maka sebaiknya jangan download. Sama halnya kita kiaskan seperti kampung yang terkenal tempat maksiat maka perlu sentuhan dakwah di daerah itu dengan mengirim da'i yang kuat imannya dan memang tujuannya dakwah agar bisa merubah kampung tersebut menjadi kampung yang menerapkan syariat Islam dan tidak dikenal tempat sarangnya maksiat, atau minimal bisa menarik beberapa orang untuk bertaubat atau jika tidak juga, semoga jadi hujjah di akhirat bahwa ada da'i yang berdakwah di kampung tersebut. Allahu alam

Tidak ada komentar: