kisah dusta tentang pengemis yahudi buta yang di suapi nabi Muhammad

KISAH POPULER TAPI PALSU : TENTANG SEORANG YAHUDI BUTA YANG DISUAPI RASULULLAH DI PASAR MADINAH

Banyak beredar postingan vedio di sosmed tentang kisah seorang Yahudi miskin lagi buta yang suka mencaci maki dan menghujat Rasulullah, namun beliau tiap pagi dengan penuh kesabaran dan kesantunan menyuapinya.

Adapun kisah lengkapnya sebagai berikut:

Di pasar madinah ada seorang Yahudi miskin lagi buta, dia selalu memeringatkan kepada siapapun yang melewatinya akan keburukan Rasulullah. Dia berkata, Muhammad adalah pendusta, dan tukang sihir, sambil mencaci maki dan menghujatnya. Meskipun begitu Rasulullah menemuinya tiap pagi untuk menyuapinya tanpa mengajak bicara dan memberitahu siapakah sebetulnya dia. Beliau terus-menerus menyuapinya hingga wafat, akhirnya makanan terputus darinya.
Pada suatu hari, Abu Bakar menanyakan kepada Aisyah, apakah masih ada sunnah-sunnah Rasul yang belum dia kerjakan. 

Maka Aisyah menjawab, Sesungguhnya semua sunnah Rasul telah Engkau kerjakan kecuali satu, yakni Rasulullah setiap pagi menyuapi seorang Yahudi buta.

Maka Abu Bakar pergi dengan membawa makanan untuk menyuapinya, namun si Yahudi tahu bahwa orang yang menyuapinya sekarang berbeda dengan orang sebelumnya. 

Akhirnya si Yahudi bertanya tentang dia dan dikabarkan bahwa orang yang menyuapinya selama ini adalah Rasulullah. Maka si Yahudi menangis dan menyesal selama ini berlaku buruk kepada Rasulullah, padahal selama ini beliau yang menyuapinya.

Abu Bakar pun menangis kemudian Yahudi pun masuk Islam

Jawab:

Sesungguhnya kisah di atas dusta dan sanadnya batil sehingga haram bagi seorang Muslim mempercayainya dan menyebarkannya dengan beberapa alasan sebagai berikut:

>> Pertama, kalau kisah tersebut di atas terjadi di Mekah, maka masih memungkinkan untuk ditolelir karena kaum Muslimin dalam kondisi lemah. Sedangkan di Madinah, kaum Muslimin dalam posisi kuat, maka kaum Muslimin membiarkan penghinaan seperti itu jelas tidak mungkin, apalagi Yahudi ketika itu dalam kondisi lemah dan hina dina.

>> Kedua, bagaimana ada seorang Yahudi dibiarkan menghujat Rasulullah, sementara ada Yahudi yang melecehkan wanita muslimah saja di sebuah pasar Madinah, dengan segera Rasulullah mengirim pasukan dan menghukum Yahudi yang melakukan pelecehan kepada wanita tersebut. Maka suatu perkara yang janggal, justru Abu Bakar malah datang kepada Yahudi yang mencaci maki Rasulullah untuk menyantuninya.

Kalau shahabat marah hanya karena suatu kata-kata yang tidak senonoh yang ditujukan kepada Nabi bagaimana mungkin membiarkan Yahudi mencaci maki dan menghujat Nabi?
Dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah berkata, Ketika ada seorang Yahudi yang menawarkan barang dagangan lalu ditawar dengan harga yang dia tidak disukainya maka dia berkata, Tidak, demi dzat yang telah memilih Nabi Musa diatas seluruh manusia! Maka ketika ada seorang Anshar yang mendengarnya maka langsung menampar wajah Yahudi tersebut. Dan orang Anshar itu berkata kepadanya, Lancang sekali kamu berkata, demi dzat yang telah memilih Musa diatas seluruh manusia, sedangkan Rasulullah masih hidup di tengah kita.

>> Ketiga, seandainya peristiwa itu betul-betul terjadi berarti Yahudi tersebut termasuk kafir dzimmi yang melanggar perjanjian, sementara siapapun dari orang-orang kafir dzimmi atau muahad yang mencaci maki Rasulullah berarti dia telah melanggar perjanjian maka boleh dibunuh. Bahkan penghujat Nabi meskipun Muslim wajib dibunuh berdasarkan ijma seperti penuturan Ibnu Mundzir, alQadhi Iyadh, alQurthuby, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Hajar, BAGAIMANA KALAU YANG MENGHUJAT YAHUDI!!!

>> Keempat, sebetulnya menjelang wafatnya Rasulullah sudah tidak ada lagi seorang pun dari Yahudi yang tinggal di Madinah, bahkan di antara mereka ada yang dibunuh seperti Bani Quraidhah dan yang lainnya dibunuh karena melanggar perjanjian dan khianat. Dan tidak ada yang dibiarkan hidup kecuali kaum wanita dan anak-anak.

Bahkan di antara mereka diusir dan dideportasi dari Madinah seperti Bani Qainuqa' dan Bani Nadzir yang telah berencana membunuh Nabi sallallahu alaihi wasallam. Bahkan mereka diusir hingga perbatasan Syam.

Semua Yahudi terusir dan dibunuh hingga tidak tersisa seorang Yahudi pun di Madinah sebelum wafatnya Rasulullah.
Imam Ibnu Qayyim berkata, Kaum Yahudi diadili (pada zaman Rasul) dalam beberapa kasus; ketika Rasulullah datang di Madinah mereka diajak berdamai oleh Rasulullah, kemudian Bani Qainuqa' memeranginya namun beliau sanggup mematahkan serangan mereka. Ternyata Bani Quraidhah juga melakukan hal sama, namun beliau sanggup mengalahkan akhirnya mereka dibunuh. Dan kemudian penduduk Khaibar juga memeranginya namun beliau sanggup mematahkan mereka tetapi beliau membiarkan tinggal di Khaibar kecuali yang telah dibunuh oleh Rasulullah. Setelah Saad bin Muadz memberi putusan hukum pada Bani Quraidhah, para pasukan perang dipenggal lehernya, sementara anak-anak dan kaum wanita mereka ditawan serta harta mereka dijadikan rampasan perang. Maka Rasulullah mengabarkan bahwa putusan hukum tersebut sesuai dengan putusan Allah dari atas langit yang tujuh.

Maka bisa disimpulkan bahwa siapa pun yang melanggar perjanjian maka akan berdampak pada dibolehkan menawan kaum wanita dan anak-anak mereka. Dan bila mereka melanggarnya dalam posisi perang maka akan juga berdampak pada pasukan perang. Dan demikian itu hukum Allah yang berlaku pada mereka.

Masih banyak cerita dusta seperti ini yang beredar di tengah masyarakat yang dipasarkan para juru dakwah kompromistis dan toleran kepada kaum kuffar namun sebetulnya bunuh diri di hadapan ahli kitab.

Ustadz Zainal Abidin Syamsuddin

Tidak ada komentar: