AHLI IBADAH YANG MERUGI | Ustadz Sofyan Ruray

Allah ﷻ berfirman,

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا، الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
"Katakanlah: 'Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi amalannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya di kehidupan dunia ini, namun mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya'." [Al-Kahfi: 103-104]

PENJELASAN

Ayat yang mulia ini berbicara tentang orang-orang yang rajin ibadah tapi amalan mereka tertolak karena salah satu dari dua sebab:

1. Dosa syirik dan kufur yang mereka lakukan, menghalangi diterimanya amalan mereka.

Sahabat yang Mulia Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu’anhu berkata,

هُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى
"Mereka adalah ahlul kitab: Yahudi dan Nashoro." [Tafsir Ath-Thobari, 15/425]

Tabi'in yang Mulia Adh-Dhahak rahimahullah berkata,

هُمُ الْقِسِّيسُونَ وَالرُّهْبَانُ
"Mereka adalah para pendeta dan rahib." [Tafsir Ath-Thobari, 15/424]

2. Ibadah mereka tidak sesuai petunjuk Rasulullah ﷺ.

Sahabat yang Mulia Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata,

أَهْلُ حَرُورَاءَ مِنْهُمْ
"Ahlu Harura' (Golongan ahli bid'ah: khawarij) bagian dari mereka." [Tafsir Ath-Thobari, 15/426]

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah memberikan kesimpulan,

وَإِنَّمَا هِيَ عَامَّةٌ فِي كُلِّ مَنْ عَبَدَ اللَّهَ عَلَى غَيْرِ طَرِيقَةٍ مَرْضِيَّةٍ يَحْسَبُ أَنَّهُ مُصِيبٌ فِيهَا، وَأَنَّ عَمَلَهُ مَقْبُولٌ وَهُوَ مُخْطِئٌ وَعَمَلُهُ مَرْدُودٌ
"Ayat ini bermakna umum, mencakup setiap orang yang beribadah kepada Allah ﷻ dengan cara yang tidak Dia ridhoi, orang itu pun mengira ia telah benar dalam ibadahnya dan amalannya diterima, padahal ia salah dan amalannya tertolak." [Tafsir Ibnu Katsir, 5/180]

PELAJARAN PENTING

1. Tauhid adalah pondasi amalan, apabila tauhid rusak karena dosa syirik dan kufur maka amalan tidak diterima.

Allah ﷻ berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
"Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: 'Jika kamu berbuat syirik, maka terhapuslah amalmu dan kamu termasuk orang-orang yang merugi." [Az-Zumar: 65]

Allah ﷻ juga berfirman,

وَمَن يَكْفُرْ بِٱلْإِيمَٰنِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُۥ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
"...Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka terhapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi." [Al-Maidah: 5]

2. Ibadah harus berdasarkan dalil, tidak boleh hanya berdasarkan perkiraan, perasaan, tradisi, mimpi-mimpi dan lain-lain.

Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada padanya maka ia tertolak.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]

Dalam riwayat Muslim,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهْوَ رَد
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada padanya petunjuk kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah

Tidak ada komentar: