Kecil Besarnya tarif ngisi kajian berpotensi merusak hati yang rapuh, jangan salah niat

Dulu saya pernah menjadi 2 panitia di sebuh masjid, yang jarak kedua masjid tersebut antara 5 sampai 8 kilo.

Area masih terjangkau, tidak perlu beli tiket naik pesawat, bukan beda pulau atau provinsi.

Dan tarif keduanya berbeda-beda.
Keduanya mengeluarkan tarif di angka 300 ribu dan 750 ribu untuk setiap ceramah/kajian.

Dan kondisi kedua masjid dengan tarif yang berbeda itu sesuai kondisi, 300 ribu masjidnya menggunakan kipas biasa, 750 ribu masjidnya menggunakan AC dobel power di setiap sudut.

Singkat cerita kedua masjid itu saya yang membuat agenda susunan jadwal kajian dengan seorang pemateri yang sama.

Masjid dengan tarif 300 ribu jadwalnya pada waktu shubuh sampai syuruq, masjid dengan tarif 750 ribu jadwalnya pada jam 7 pagi, di hari yg sama.

Undangan panggilan pertama tidak ada masalah.

Undangan panggilan kedua dan seterusnya mulailah timbul troble dan banyak drama semacam sinetron di indosiar.

Sang pemateri tidak bisa dan minta izin untuk tidak bisa mengisi karena berbagai alasan yang berbeda-beda ketika di minta, antara tidak enak badan/sakit, sibuk dan berbagai alasan lainnya.

Yg pada intinya atau simpelnya gak mau.

Singkat cerita ketika sang pemateri meminta izin kepada saya untuk tidak bisa memberikan kajian di masjid pertama dengan alasan sakit, singkat cerita ketika saya keluar untuk mengecek masjid kedua, saya bertemu dan berpapasan langsung sekitar jam 6.30 di lokasi masjid, pemateri sedang sarapan di kawasan kuliner sekitar masjid dengan santai.

Memang di sekitaran lokasi masjid kedua itu banyak wisata kuliner dan berbagai macam jualan.

Saya berfikir keras bagaimana bisa shubuh kondisi tidak enak badan dan jam 6.30 langsung sembuh dan segar bugar.

Dengan kondisi tidak enak badan begitu bisanya dibela mati-matian dan diperjuangkan untuk bisa mengisi ceramah karena tarifnya 750 ribu, karena tarifnya lebih besar dari masjid yg pertama.

Kenapa untuk masjid yg pertama gak bisa, dan banyak kali alasannya ini itu.

Mungkin kalau masjid yg pertama lebih besar juga, pastinya akan diterima dan tidak ditolak.

Padahal kalau isi kepalanya terpakai, kalau diambil keduanya bisa dapat 1 juta lebih, dari shubuh sampai jam 8 pagi.

Tapi yah itulah manusia.

Dan ini sebagian dipakai oleh kalangan kita dan juga sebagian saya temui.

Semoga kita terlindungi dari hal sedemikian.

Mau kita berilmu tinggi, mau sudah senior, mau sudah bergelar (S.Ag, S.Pd, Lc, MA, Dr, Prof) dll.

Hati² dengan hal itu, kita bukanlah orang yg gak paham agama, atau orang yang baru belajar agama atau yang baru masuk islam.

Kita tahu hal sedemikian tidak baik.

Malu pada diri sendiri, kita menyampaikan dakwah, tapi tidak sesuai dengan diri sendiri atas apa yg kita sampaikan dan dakwahkan.

Saya yakin kalau kita sama² jujur dari hati yg bersih pasti hal sedemikian itu adalah suatu hal contoh yg tidak baik.

Tidak ada komentar: