Kisah Orang yang Sangat dikenal Kejujurannya di masa Pemerintahan Al-Hajjaj bin Yusuf


Kisah Orang yang Sangat dikenal Kejujurannya (dan Hidup) di Masa Pemerintahan Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi

Dimasa itu ada seseorang yang sangat Masyhur kejujurannya yang bernama Rib’i, dia dari qabilah suku Asyja’i dan kaumnya menyanjungnya, dikatakan bahwa Rib’i tidak pernah berdusta sama sekali, karena keshalihannya beliau selalu jujur.

Hingga ada seseorang yang mungkin karena kebenciannya entah karena apa, memusuhi atau membenci kepada Rib’i Ibnu Hirasy sehingga dia mencoba menyiapkan laporan yang tidak baik kepada gubernur Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi yang diketahui kejam dalam menegakkan hukuman ta'zir (efek jera) di pemerintahannya. 

Disebutkan oleh imam Ibnul Mandzur dalam kitabnya "Mukhtashor Tarikh Dimasyqa", (pada pembahasan biografi Rib'i bin Hirasy), bahwa Al-Ash'ma'i menceritakan:

أتى رجل الحجاج بن يوسف فقال: إن ربعي بن حراش زعموا لا يكذب، وقد قدم ابناه عاصيين، فابعث إليه فاسأله فإنه سيكذب؛ فبعث إليه الحجاج، (وفي السير أعلام النبلاء: فإذا هو شيخ مِنحن) فقال: ما فعل ابناك يا ربعي؟ قال: هما في البيت والله المستعان، فقال له الحجاج: هما لك. وأعجبه صدقه. (وفي السير أعلام النبلاء: قال منصور بن معتمر: فحمله وكساه وأوصى به خيرا). ويقال: إنه لم يكذب كذبةً قط.
"Ada seorang lelaki (yang buruk) menyampaikan sebuah laporan kepada gubernur Al-Hajjaj, seraya berkata: bahwa ada orang dari Asyja’i yakni Rib’i yang kaumnya memujinya bahwa orang ini tidak pernah berdusta, (tapi hari ini dia pasti akan berdusta kepadamu karena terkait anaknya), dan sungguh telah datang kedua anaknya (yang disuruh wajib militer) namun enggan/ menolaknya (alias pulang ke rumahnya lagi). 

Maka kirimkanlah seorang utusan untuk mendatangi rumahnya Rib'i dan tanyakan tentang keberadaan kedua anaknya (pasti tidak akan jujur demi melindungi anaknya). 

Setelah itu diutuslah seorang utusan ke rumah Rib'i, untuk memenuhi panggilan Al-Hajjaj, (disebutkan dalam Siyar A'lamin Nubala': ternyata Rib'i telah berusia sangat tua dan sudah bungkuk), setelah menghadap kepada Al-Hajjaj, lalu Al-Hajjaj bertanya: “Dimana kedua anakmu?” Rib’i dengan jujur menjawab; “Dua anakku ada dirumah, Wallahul Musta'an”. Setelah mendengar jawabannya, Al-Hajjaj sangat kagum kejujuran Rib'i bin hirosy, Al-Hajjaj berkata lagi: "kedua anakmu untuk engkau (tidak perlu berperang)". 

(dalam Siyar A'lamin Nubala' disebutkan: lalu Al-Hajjaj membawanya pulang, memberi hadiah pakaian-pakaian yang bagus, dan diwasiatkan oleh Al-Hajjaj agar diberi kebaikan (dengan ditanggung semua kebutuhan keluarganya)".

Dikatakan bahwa Rib'i dikenal tidak pernah berdusta sama sekali."
=====

Duga'an orang tadi yang ingin merusak, menginginkan fitnah dan kejelekan akan berdusta Rib’i dan tentunya Rib’i pun akan dipenggal karena menyembunyikan anaknya.

Tapi setelah mendengar jawaban dari Rib'i, Al-Hajjaj mengetahui bahwa dia berkata jujur, dan dia tahu bahwa ini termasuk resiko besar jika menjawab dengan Jujur.

Karena kejujurannya Allah Ta’ala selamatkan Rib’i, bahkan dari Hajjaj sekalipun.

Ada hal yang menarik tentang kisah Rib’i bin Hirasy di akhir hayatnya, yaitu:

Disebutkan dalam Imam Abu Nu'aim dalam Hilyatul Auliya', dan kitab-kitab lainnya, menyebutkan bahwa Al-Harits Al-Ghonawi rahimahullah berkata:

آلى ربيع بن حراش ألا تفتر أسنانه ضاحكاً حتى يعلم أين مصيره؛ فما ضحك إلا بعد موته. وآلى أخوه ربعي بعده ألا يضحك حتى يعلم أفي الجنة هو أو في النار. قال الحارث الغنوي: فلقد أخبرني غاسله، أنه لم يزل متبسماً على سريره ونحن نغسله حتى فرغنا منه.
"Keluarga Robi' bin Hirasy tidak ingin tertawa terbahak-bahak sampai dia tau dimana tempat kembalinya (di akhiratnya nanti), 

Keluarga saudaranya Rib'i juga tidak ingin tertawa terbahak-bahak sampai dia tahu tempat kembalinya di surga ataukah di neraka.

Al-Harits Al-Ghonawi berkata: orang yang memandikan keluarga Rib'i mengabarkan kepadaku bahwa: jenazah Rib'i dalam keadaan tersenyum di tempat pemandian jenazah sampai kami selesai memandikannya."

Maksudnya keluarga Robi' bin hirasy ini adalah Robi' itu sendiri, adapun keluarga saudara ada dua, yaitu Rib'i Ibnu Hirasy dan Mas’ud Ibnu Hirasy. Ketiga bersaudara ini semuanya shalih, Rib'i sendiri termasuk perowi soduq, imamul qudwah, Al-Hafidz Al-Hujjah, sebagian lainnya menilai tsiqah. sebagaimana yang disebutkan oleh imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A'lamin Nubala'. 

Referensi:
- Mukhtashor Tarikh Dimasyqa, imam Ibnul Mandzur
- Hilyatul Auliya', imam Abu Nu'aim Al-Asbahani

Oleh: Lilik Ibadurrahman, M.Pd

Tidak ada komentar: