kumpulankonsultasi- Upacara sembahyang atau pesta arwah ditemukan dalam ajaran YANG,seperti yang terdapat di negeri Mongolia, Korea, Jepang, Vietnam, Laos, Kamboja, Birma, Thailand, Indonesia dan sekitarnya, di kalimantan dinamakan Samyang Marua sedangkan diJawa disebut sedekah Rewah (penamaan ini diberikan ketika islam masuk ke Indonesia khususnya jawa.yang diambil dari kata sidqah dan arwah yang mana kedua kalimat ini berasal dari bahasa arab)
Pada masa Hindu dan Budha
Negara China, Korea, Jepang dan sekitarnya merupakan Negara yang mayoritas penduduknya beragama budha, ketika salah seorang kerabat mereka meninggal dunia,perayaan kematian dan pesta arwah disesuaikan dengan ajaran budha.
Negara China, Korea, Jepang dan sekitarnya merupakan Negara yang mayoritas penduduknya beragama budha, ketika salah seorang kerabat mereka meninggal dunia,perayaan kematian dan pesta arwah disesuaikan dengan ajaran budha.
Adapun upacara kematian bagi pemeluk agama hindu disesuaikan dengan ajaran hindu, adapun mayoritas mereka bermukim di asia tenggara dan asia kecil (india), pada hari 100 kematian mereka baur pesta kematian dengan upacara Syaddha yaitu pelepasan roh dari ikatan dunia.
Pada masa islam
Ketika islam mulai berkembang di asia tenggara dan sekitarnya, pesta arwah ini masih dilakukan oleh penduduk setempat yang masih minim akan ajaran islam yang benar serta taqlib buta kepada adat, akan tetapi upacara kematiannya dibaur dengan warna/nuansa islami, seperti isi bacaan pada upacara pesta diganti dengan bacaan surat yasin, solawat, surat-surat pendek dari al-qur’an, pahala bacaan ini dihadiahkan kepada si mayyit/arwah sebagai mana mereka kiaskan dengan memberikan sesajian makanan kepada arwah untuk ia makan, pada akhir acara disuguhi para undangan dengan makanan dan minuman dan sebagian dibekali untuk lebai
Ketika islam mulai berkembang di asia tenggara dan sekitarnya, pesta arwah ini masih dilakukan oleh penduduk setempat yang masih minim akan ajaran islam yang benar serta taqlib buta kepada adat, akan tetapi upacara kematiannya dibaur dengan warna/nuansa islami, seperti isi bacaan pada upacara pesta diganti dengan bacaan surat yasin, solawat, surat-surat pendek dari al-qur’an, pahala bacaan ini dihadiahkan kepada si mayyit/arwah sebagai mana mereka kiaskan dengan memberikan sesajian makanan kepada arwah untuk ia makan, pada akhir acara disuguhi para undangan dengan makanan dan minuman dan sebagian dibekali untuk lebai
lagi tahlilan |
Di jawa, bulan sya’ban dinamakan bulan rewah (rewah),pada tanggal 15 rewah, diadakan sedekah arwah dengan menyajikan makanan dan minuman bagi arwah, konon pada bulan rewah, arwah yang disiksa dilepaskan selama 15 hari dan mereka turun ke bumi, pada tanggal 15 rewah, mereka kembali keneraka (kepercayaan kejawen)
Sungguh dalam islam tidak ada upacara kematian 1-3-7-9-15-40-100-1000 hari, tidak ada haul,peringatan hari kematian dan tidak ada namanya sidqoh arwah (sedekaha arwah), upacara ini merupakan sisa ajaran agama Yang yang menjadi benalu terhadap agama sesudahnya, khususnya agama islam yang, dalam islam tidak berpondasi dari kurafat dan adat tapi berdasarkan Al-qur’an dan sunnah nabi sesuai pemahaman salaful ummah
Adapun dalam islam mengurus mayat cukup seperti yang tercantum dalam sunnah nabi shallallahu a’laihi wasssalam,yaitumemandikan, mengafani, menyolati dan menguburkan si mayyit.
Sumber referensi dari buku parasit aqidah A.D. EL. MARZDEDEQ
Adapun dalam islam mengurus mayat cukup seperti yang tercantum dalam sunnah nabi shallallahu a’laihi wasssalam,yaitumemandikan, mengafani, menyolati dan menguburkan si mayyit.
Sumber referensi dari buku parasit aqidah A.D. EL. MARZDEDEQ
Tidak ada komentar: