Rasulullah adalah teladan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam rumah tangga.
Berikut ini diantara gambaran bagaimana Rasulullah membahagiakan istrinya?
1. Rasulullah suka berbincang-bincang dengan istrinya di malam hari.
Pasangan suami istri yang tidak pernah berbagi cerita, tidak pernah berkomunikasi, tentu saja akan merasakan kekeringan dalam rumah tangga.
Berkata Ibnu Abbas : "Aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi), maka Rasulullah berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa lama kemudian beliau tidur". ( HR Al-Bukhari 1665, Muslim 763)
Suami yang baik adalah lelaki yang meluangkan waktunya untuk berbicara dengan istri. Berbincang seputar hal yang bermanfaat. Entah perkara dunia atau akhirat.
Hadits ini juga mengisyaratkan bhw rumah tangga yang harmonis terwujud manakala terjadi komunikasi yang baik antar anggota keluarga
2. Rasulullah suka membantu pekerjaan rumah tangga istrinya
Rasulullah bersikap tawadhu' dihadapan istri-istrinya, sampai-sampai beliau membantu istri-istrinya dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga, meskipun ditengah kesibukan beliau menunaikan kewajiban beliau untuk menyampaikan risalah Allah atau kesibukan mengatur kaum muslimin.
Aisyah berkata : "Rasulullah dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba waktu sholat maka beliaupun pergi sholat". (HR Al-Bukhari 5692)
Urwah bertanya kepada bibinya Aisyah : "Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?", Aisyah berkata, "Ia melakukan (seperti) apa yg dilakukan oleh salah seorg dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya & mengangkat air di ember". (HR Ibnu Hibban 6440)
Suami yang baik adalah lelaki yang tidak sungkan membantu istri menggarap pekerjaan rumah tangga. Bahkan bila suami adalah seorang tokoh masyarakat atau professional yang memiliki kesibukan luar biasa di luar rumah.
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga bukanlah sesuatu yang merendahkan derajat suami
3. Rasulullah menyatakan rasa cinta pada istrinya dengan terus terang.
Jangan biarkan istri menebak-nebak bagaimana sebenarnya perasaan suami terhadapnya, karena sungguh itu sangat menyedihkan.
Para istri akan sangat bahagia jika suami mau menyatakan cinta. Nabi bertutur tentang cintanya kepada Khodijah, tatkala Aisyah cemburu kepadanya karena Rasululloh sering menyebut nama Khodijah yang sudah meninggal untuk mengingat jasa-jasanya :
Berikut ini diantara gambaran bagaimana Rasulullah membahagiakan istrinya?
1. Rasulullah suka berbincang-bincang dengan istrinya di malam hari.
Pasangan suami istri yang tidak pernah berbagi cerita, tidak pernah berkomunikasi, tentu saja akan merasakan kekeringan dalam rumah tangga.
Berkata Ibnu Abbas : "Aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi), maka Rasulullah berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa lama kemudian beliau tidur". ( HR Al-Bukhari 1665, Muslim 763)
Suami yang baik adalah lelaki yang meluangkan waktunya untuk berbicara dengan istri. Berbincang seputar hal yang bermanfaat. Entah perkara dunia atau akhirat.
Hadits ini juga mengisyaratkan bhw rumah tangga yang harmonis terwujud manakala terjadi komunikasi yang baik antar anggota keluarga
2. Rasulullah suka membantu pekerjaan rumah tangga istrinya
Rasulullah bersikap tawadhu' dihadapan istri-istrinya, sampai-sampai beliau membantu istri-istrinya dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga, meskipun ditengah kesibukan beliau menunaikan kewajiban beliau untuk menyampaikan risalah Allah atau kesibukan mengatur kaum muslimin.
Aisyah berkata : "Rasulullah dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba waktu sholat maka beliaupun pergi sholat". (HR Al-Bukhari 5692)
Urwah bertanya kepada bibinya Aisyah : "Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?", Aisyah berkata, "Ia melakukan (seperti) apa yg dilakukan oleh salah seorg dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya & mengangkat air di ember". (HR Ibnu Hibban 6440)
Suami yang baik adalah lelaki yang tidak sungkan membantu istri menggarap pekerjaan rumah tangga. Bahkan bila suami adalah seorang tokoh masyarakat atau professional yang memiliki kesibukan luar biasa di luar rumah.
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga bukanlah sesuatu yang merendahkan derajat suami
3. Rasulullah menyatakan rasa cinta pada istrinya dengan terus terang.
Jangan biarkan istri menebak-nebak bagaimana sebenarnya perasaan suami terhadapnya, karena sungguh itu sangat menyedihkan.
Para istri akan sangat bahagia jika suami mau menyatakan cinta. Nabi bertutur tentang cintanya kepada Khodijah, tatkala Aisyah cemburu kepadanya karena Rasululloh sering menyebut nama Khodijah yang sudah meninggal untuk mengingat jasa-jasanya :
" إني قد رُزِقْتُ حُبَّها "
"Aku diberi rizki berupa rasa cinta kepadanya" (HR Muslim, 13513)
Hadits ini memberi anjuran untuk menyatakan cinta kepada istri. Menampakkan dan menyatakan rasa cinta kepada istri adalah di antara cara merekatkan hubungan cinta kasih antar lelaki dan wanita yang diikat dlm bingkai pernikahan
4. Rasulullah tidak pernah membenci istrinya.
Nabi bersabda : "Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya), jika ia membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya maka ia akan ridho dg sikapnya (akhlaknya) yang lain" (HR Muslim, 1469)
Suami yang paling sedikit mendapat taufiq dari Allah dan yang paling jauh dari kebaikan adalah seorang suami yang melupakan seluruh kebaikan-kebaikan istrinya, atau pura-pura melupakan kebaikan-kebaikan istrinya dan menjadikan kesalahan-kesalahan istrinya selalu di depan matanya.
5. Rasulullah tidak pernah memukul istrinya.
Suami yang ringan tangan, gemar menampar dan memukul istri adalah suami yang tidak mengerti bahwa Islam meninggikan perempuan.
Aisyah berkata : "Rasulullah tidak pernah memukul perempuan dan pelayan dengan tangannya. Dan beliau tidak pernah memukul sesuatu selain berjihad di jalan Allah"(HR Muslim, 6195)
Sesungguhnya lelaki sejati tidak akan pernah memukul istri semarah apapun yg bersangkutan kepada pasangannya. Memukul istri adalah akhlak pria durjana
6. Rasulullah Menghibur kesedihan istri
Tidak hanya bersenang-senang dengan istri di saat gembira, Rasulullah pun peduli pada istri di kala istrinya menangis dan bersedih.
Dari Shofiyah ummul mukminin :
"Suatu saat Shafiyah safar bersama Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena untanya berjalan lambat, lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti menangis" (HR Nasa'i)
Menghibur istri merupakan kewajiban suami. Berusaha menghilangkan kesedihan dan kesusahan istri adalah sesuatu yang disyariatkan Islam.
Suami yg baik tidak akan tahan dan tinggal diam manakala melihat istrinya menangis atau bersedih hati.
7. Mengajak safar (bepergian) istrinya.
Hadits ini memberi anjuran untuk menyatakan cinta kepada istri. Menampakkan dan menyatakan rasa cinta kepada istri adalah di antara cara merekatkan hubungan cinta kasih antar lelaki dan wanita yang diikat dlm bingkai pernikahan
4. Rasulullah tidak pernah membenci istrinya.
Nabi bersabda : "Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya), jika ia membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya maka ia akan ridho dg sikapnya (akhlaknya) yang lain" (HR Muslim, 1469)
Suami yang paling sedikit mendapat taufiq dari Allah dan yang paling jauh dari kebaikan adalah seorang suami yang melupakan seluruh kebaikan-kebaikan istrinya, atau pura-pura melupakan kebaikan-kebaikan istrinya dan menjadikan kesalahan-kesalahan istrinya selalu di depan matanya.
5. Rasulullah tidak pernah memukul istrinya.
Suami yang ringan tangan, gemar menampar dan memukul istri adalah suami yang tidak mengerti bahwa Islam meninggikan perempuan.
Aisyah berkata : "Rasulullah tidak pernah memukul perempuan dan pelayan dengan tangannya. Dan beliau tidak pernah memukul sesuatu selain berjihad di jalan Allah"(HR Muslim, 6195)
Sesungguhnya lelaki sejati tidak akan pernah memukul istri semarah apapun yg bersangkutan kepada pasangannya. Memukul istri adalah akhlak pria durjana
6. Rasulullah Menghibur kesedihan istri
Tidak hanya bersenang-senang dengan istri di saat gembira, Rasulullah pun peduli pada istri di kala istrinya menangis dan bersedih.
Dari Shofiyah ummul mukminin :
"Suatu saat Shafiyah safar bersama Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena untanya berjalan lambat, lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti menangis" (HR Nasa'i)
Menghibur istri merupakan kewajiban suami. Berusaha menghilangkan kesedihan dan kesusahan istri adalah sesuatu yang disyariatkan Islam.
Suami yg baik tidak akan tahan dan tinggal diam manakala melihat istrinya menangis atau bersedih hati.
7. Mengajak safar (bepergian) istrinya.
Dari Aisyah berkata :
كان رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إذا أرادَ سفرًا أَقْرَعَ بينَ أزواجِه ، فأيَّتُهنَّ خرَجَ سهمُها خرَجَ بها رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم معه
“Bahwa Rasululloh bila ingin bepergian beliau mengundi diantara istri-istrinyanya, maka manasaja yang keluar namanya dalam undian maka dialah yang bersama Rasulullah keluar bepergian. (HR Buhory 4141, Muslim 7615)
8. Menerima dan menghargai pendapat istrinya yang benar.
Dikala banyak suami memandang istrinya kurang akal dan agama, Rasulullah yang mulia tidak pernah segan atau merasa keberatan mendengar serta mengambil pendapat istrinya. Ini terlihat ketika beliau meminta pendapat Ummu Salamah dalam perjanjian Hudaybiyah.
Waktu itu beliau memerintahkan para sahabat untuk mencukur rambut dan menyembelih hewan kurban, namun mereka tidak mau melakukannya. Melihat respon para sahabat tersebut, Baginda Nabi masuk ke tenda Ummu Salamah.
Begitu beliau menceritakan kepada Ummu Salamah apa yang beliau terima dari para sahabat, Ummu Salamah langsung mengajukan pendapat yang cerdas.
Ia berkata : "Keluarlah, ya Rasulullah, kemudian engkau bercukur lalu potong hewan kurban lalu!"
Beliau pun keluar dari tenda, bercukur lalu memotong kurban. Melihat hal itu, sontak para sahabat bangkit; mereka serempak bercukur lalu memotong hewan kurban.[Al-Thabarî, Jâmi' al-Bayân, 2/ hal. 221].
9. Mengajak istri untuk beribadah.
Indah sekali sepasang suami-istri bangun malam hari. Keheningan suasana menambah ketenangan dan ketenteraman jiwa mereka. Di hadapan Sang Pencipta keduanya meratakan dahi, rukuk, sujud mengakui kelemahan diri, menyatakan kepasrahan total pada Sang Mahakuasa. Kedua tangan mereka lalu menengadah memohon yang terbaik dari Yang Mahabaik. Airmata mereka meleleh memastikan ketulusan doa dan asa yang mereka panjatkan pada Yang Maha Pengabul doa.
Rasululloh bersabda :
"Allah merahmati seorang suami yang bangun malam lalu shalat lalu membangunkan istrinya, kemudian istrinya juga shalat. Jika istrinya enggan bangun, ia memercikan air ke wajahnya. Allah merahmati seorang istri yang bangun malam, lalu shalat lalu membangunkan suaminya, kemudian suaminya juga shalat. Jika suaminya enggan bangun, ia memercikan air wajahnya." (HR Abu Dawud, 1308 disohihkan Al-Albany)
Dari Ummu Salamah berkata : "Nabi pernah terbangun disuatu malam dan berkata :
8. Menerima dan menghargai pendapat istrinya yang benar.
Dikala banyak suami memandang istrinya kurang akal dan agama, Rasulullah yang mulia tidak pernah segan atau merasa keberatan mendengar serta mengambil pendapat istrinya. Ini terlihat ketika beliau meminta pendapat Ummu Salamah dalam perjanjian Hudaybiyah.
Waktu itu beliau memerintahkan para sahabat untuk mencukur rambut dan menyembelih hewan kurban, namun mereka tidak mau melakukannya. Melihat respon para sahabat tersebut, Baginda Nabi masuk ke tenda Ummu Salamah.
Begitu beliau menceritakan kepada Ummu Salamah apa yang beliau terima dari para sahabat, Ummu Salamah langsung mengajukan pendapat yang cerdas.
Ia berkata : "Keluarlah, ya Rasulullah, kemudian engkau bercukur lalu potong hewan kurban lalu!"
Beliau pun keluar dari tenda, bercukur lalu memotong kurban. Melihat hal itu, sontak para sahabat bangkit; mereka serempak bercukur lalu memotong hewan kurban.[Al-Thabarî, Jâmi' al-Bayân, 2/ hal. 221].
9. Mengajak istri untuk beribadah.
Indah sekali sepasang suami-istri bangun malam hari. Keheningan suasana menambah ketenangan dan ketenteraman jiwa mereka. Di hadapan Sang Pencipta keduanya meratakan dahi, rukuk, sujud mengakui kelemahan diri, menyatakan kepasrahan total pada Sang Mahakuasa. Kedua tangan mereka lalu menengadah memohon yang terbaik dari Yang Mahabaik. Airmata mereka meleleh memastikan ketulusan doa dan asa yang mereka panjatkan pada Yang Maha Pengabul doa.
Rasululloh bersabda :
"Allah merahmati seorang suami yang bangun malam lalu shalat lalu membangunkan istrinya, kemudian istrinya juga shalat. Jika istrinya enggan bangun, ia memercikan air ke wajahnya. Allah merahmati seorang istri yang bangun malam, lalu shalat lalu membangunkan suaminya, kemudian suaminya juga shalat. Jika suaminya enggan bangun, ia memercikan air wajahnya." (HR Abu Dawud, 1308 disohihkan Al-Albany)
Dari Ummu Salamah berkata : "Nabi pernah terbangun disuatu malam dan berkata :
سبحانَ اللهِ ، ماذا أُنْزِلَ الليلةَ من الفتنةِ ، ماذا أُنْزِلَ من الخزائنِ ، من يُوقِظُ صواحبَ الحُجُرَاتِ ؟ يا رُبَّ كاسيةٍ في الدنيا عاريةٍ في الآخرةِ .
Subhânallâh. Fitnah apa yang telah diturunkan malam ini dan rahmat apa yang telah diturunkan. Siapa lagi yang akan membangunkan para penghuni kamar-kamar (istri-istri)? Duhai, betapa banyak yang berpakaian di dunia tapi telanjang di akhirat. (HR Al-Buhory 2315)
10. Menampakkan kemesraan dengannya.
Dari Anas bin Malik berkata :
"Nabi mendatangi Khoibar, tatkala Allah memenangkan beliau untuk membuka benteng Khoibar. Suami Shofiah (putri pembesar Yahudi) tewas dan tatkala itu Sofiyah masih pengantin baru. Maka Rasulullah pun memilihnya untuk menjadi istrinya.
Lalu keluarlah kami menuju kota Madinah... Anas berkata : "Aku melihat Nabi mempersiapkan kelambu di atas onta untuk Sofiyah lalu beliau duduk di dekat onta lalu meletakan lutut beliau, lalu Sofiyah menginjakkan kakinya di atas lutut beliau untuk naik di atas onta…". (HR Al-Bukhari II/778 no 2120, III/1059 no 2736)
Lihatlah…Nabi melakukan demikian dihadapan banyak orang (para sahabat)…!!!, kenapa…???, agar para sahabat meneladaninya…agar kita meneladaninya…!!
Sumber : mausu'ah fil hadits (( AD-DIINU AN-NASHIIHAH ))
10. Menampakkan kemesraan dengannya.
Dari Anas bin Malik berkata :
"Nabi mendatangi Khoibar, tatkala Allah memenangkan beliau untuk membuka benteng Khoibar. Suami Shofiah (putri pembesar Yahudi) tewas dan tatkala itu Sofiyah masih pengantin baru. Maka Rasulullah pun memilihnya untuk menjadi istrinya.
Lalu keluarlah kami menuju kota Madinah... Anas berkata : "Aku melihat Nabi mempersiapkan kelambu di atas onta untuk Sofiyah lalu beliau duduk di dekat onta lalu meletakan lutut beliau, lalu Sofiyah menginjakkan kakinya di atas lutut beliau untuk naik di atas onta…". (HR Al-Bukhari II/778 no 2120, III/1059 no 2736)
Lihatlah…Nabi melakukan demikian dihadapan banyak orang (para sahabat)…!!!, kenapa…???, agar para sahabat meneladaninya…agar kita meneladaninya…!!
Sumber : mausu'ah fil hadits (( AD-DIINU AN-NASHIIHAH ))
Tidak ada komentar: