Bagaimana mengatasi apabila seorang terkena panah iblis yang beracun itu?

Jawaban: 
Barangsiapa yang menderita luka beracun maka WAJIB atasnya mengeluarkan racun dan mengobati luka tersebut dengan pencegahan dan obatnya, yaitu dengan beberapa perkara berikut ini:

PERTAMA:

“Hendaklah ia MENIKAH atau memiliki hamba sahaya (yang didapatkan dari medan jihad, pen), karena Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila seseorang melihat kecantikan seorang wanita hendaklah ia segera mendatangi istrinya, karena apa yang ada pada wanita itu sama saja dengan yang ada pada istrinya.”

Maka obat ini akan mengurangi syahwat dan melemahkan penyakit mabuk cinta.”

KEDUA:
“Hendaklah ia menjaga shalat lima waktu dan senantiasa berdoa, merendahkan diri kepada Allah ta’ala (bersungguh-sungguh berdoa) di waktu sahur. Dan hendaklah shalatnya dengan kehadiran hati dan khusyu’ serta memperbanyak doa:

“Wahai (Rabb) Yang membolak-balikan hati tetapkanlah hatiku dalam agama-Mu, wahai (Rabb) yang memalingkan hati, palingkanlah hatiku kepada ketaatan kepada-Mu dan Rasul-Mu.”

Karena sesungguhnya, jika seseorang selalu berdoa dan merendah kepada Allah ta’ala maka hatinya akan dipalingkan dari penyakit tersebut, sebagaimana firman Allah ta’ala,

“Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” [Yusuf: 24]
Bagaimanamengatasi apabila seorang terkena panah iblis yang beracun itu?
image ilustration from indragoekil.wordpress.com
KETIGA:
“Menjauhi tempat tinggal lawan jenis tersebut, dan jangan bergaul dengan orang-orang yang mengenalnya, sehingga ia tidak lagi mendengarkan tentang kebaikannya (ketampanannya, kecantikannya, kekayaannya, dll), serta tidak lagi melihatnya dan merasakannya. Karena dengan berjauhan akan melupakannya, dan apabila sedikit penyebutan tentangnya maka melemah pula pengaruhnya di dalam jiwa, maka hendaklah ia lakukan perkara-perkara ini dan berusaha melihat hal-hal yang baru baginya (yang dapat melupakan si dia). Wallahu subhaanahu A’lam.

[Majmu’ Al-Fatawa, 5/32 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah]
sumber: group dakwah whatsapp

Tidak ada komentar: