-->

hasil studi menyebutkan jenggot dicukur lebih beresiko terpapar infeksi

kumpulankonsultasi- Satu demi satu ajaran Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad Sholallahu 'alaihi wassalam 15 abad lampau, banyak sekali hikmahnya yang kebenarannya dapat dibuktikan secara ilmiah.

Salah satunya adalah sunnah memelihara Jenggot.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى
“Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.” (HR. Muslim no. 623).


Pada 21 Januari 2016 Independent.co.uk melansir hasil studi terbaru bahwa janggut (jenggot/beards) pada dagu para pria mengandung bakteri yang berpotensi menjadi antibiotik baru.

Sebuah laporan menyebutkan para peneliti menemukan fakta bahwa pria dengan dagu atau wajah tercukur bersih sebenarnya berisiko terpapar infeksi akibat bakteri yang resistan pada antibiotik, ketimbang para pria yang membiarkan dagunya ditumbuhi janggut atau bulu wajah.

Studi yang dipublikasikan Jurnal Hospital Infection, melakukan uji coba pada 408 staf rumah sakit, dengan menyeka wajah mereka, baik yang ditumbuhi rambut wajah maupun yang bersih dari rambut-rambut pada wajah.

Hasilnya, pria dengan wajah tercukur bersih ternyata tiga kali lebih banyak membawa "methicillin-resistant staph auerus (MRSA)" pada pipi mereka, ketimbang rekan-rekan mereka yang masih membiarkan rambut-rambut atau bulu tumbuh pada wajahnya.

Berdasarkan keterangan dari laman kantor Centers for Desease Control and Prevention yang berbasis di Atlanta, Amerika Serikat, Methicillin-resistant Staphylococcus aureus atau MRSA adalah bakteri yang resistan terhadap banyak antibiotik. Sebagian besar infeksi kulit disebabkan oleh MRSA. Bahkan laman ini menyebutkan MRSA juga berpotensi menimbulkan infeksi jalan darah, radang paru-paru dan infeksi pada saat dilakukan pembedahan.

Kembali pada fakta hasil studi tadi, diketahui bahwa pria yang wajahnya tercukur bersih juga berisiko 10 kali lipat terpapar koloni Staphylococcus aureus pada wajah mereka. Staphylococcus aureus ini adalah bakteri yang bisa menyebabkan infeksi pernapasan dan kulit, dan keracunan makanan.

Para peneliti memperkirakan, infeksi tadi diakibatkan oleh abrasi mikro yang terjadi saat bercukur. Situasi ini memungkinkan terjadinya kolonisasi dan penyebaran bakteri lewat lubang mikro pada kulit akibat abrasi tadi.

Pada hasil studi yang dipublikasikan di Jurnal Hospital Infection tersebut, tertulis bahwa secara umum kolonisasi (bakteri) sama terjadi baik pada pekerja dengan bulu pada wajah maupun pada pria dengan wajah yang tercukur bersih. Namun demikian spesies bakteri tampak lebih banyak terdapat pada wajah pria tanpa bulu atau janggut.

Dr Adam Roberts, seorang mikrobiologis dari University College London dalam analisisnya yang terpisah mengemukakan bahwa pada wajah berjanggut yang telah menjalani tes usapan pada wajahnya, bertumbuh lebih dari 100 bakteri berbeda. Dan setelah dilihat melalui piringan kaca penelitian, dari sekitar 100 bakteri tadi ia melihat kehadiran mikroba yang mampu membunuh bakteri lainnya.

Kemudian Dr Roberts mengisolasi mikroba tadi dan menguji kemampuannya atas bakteri E.Coli yang dikenal bisa menyebabkan infeksi saluran kencing, dan didapati fakta bahwa mikroba tersebut mampu membunuh E.Coli secara efisien.

baca juga: aceh dulu dan sekarang pasca tsunami

Banyak sekali hadits yang menunjukkan wajibnya memelihara jenggot, diantaranya:

Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:

انْهَكُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى! (رواه البخاري: 5893)ـ
Dari Ibnu Umar r.a., Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: Potong tipislah kumis kalian, dan biarkanlah jenggot kalian! (HR. Bukhori: 5893)

Dari Abu Huroiroh r.a., Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: Potonglah kumis kalian, panjangkanlah jenggot kalian, dan selisihilah Kaum Majusi. (HR. Muslim: 260, lihat juga Syarah Shohih Muslim karya Imam Nawawi, dan Fathul Bari Syarah Shohih Bukhori karya Ibnu Hajar hadits no: 5892)

Imam Al-Gozzali rahimahullah berkata:

وأما نتفها في أول النبات تشبها بالمرد فمن المنكرات الكبار فإن اللحية زينة الرجال
"Adapun mencabuti jenggot di awal munculnya, agar menyerupai orang yang tidak punya jenggot, maka ini termasuk kemungkaran yang besar, karena jenggot adalah penghias bagi laki-laki" (Ihya’ Ulumiddin 1/280)

Akan tetapi Imam al-Gozali memberi keringanan jika jenggot yang panjangnya lebih dari satu genggam boleh untuk dipotong, dengan syarat tidak sampai mencukur gundul jenggot tersebut. Beliau rahimahullah berkata :

والأمر في هذا قريب إن لم ينته إلى تقصيص اللحية
"Perkaranya dalam masalah ini adalah mendekati, jika tidak sampai mencukur habis jenggot" (Ihyaa Uluumiddin 1/277)
hasil studi menyebutkan jenggot dicukur lebih beresiko terpapar infeksi
image ilustration from bacaterus.com
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :

والصحيح كراهة الاخذ منها مطلقا بل يتركها على حالها كيف كانت، للحديث الصحيح واعفوا اللحي. وأما الحديث عمرو بن شعيب عن ابيه عن جده “ان النبي صلي الله عليه وسلم كان يأخذ من لحيته من عرضها وطولها” فرواه الترمذي باسناد ضعيف لا يحتج به
"Yang benar adalah dibencinya perbuatan memangkas jenggot secara mutlak, tapi harusnya ia membiarkan apa adanya, karena adanya hadits shohih “biarkanlah jenggot panjang“. Adapun haditsnya Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya: “bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dahulu mengambil jenggotnya dari sisi samping dan dari sisi panjangnya”, maka hadits ini telah diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dengan sanad yang lemah dan tidak bisa dijadikan hujjah. (al-Majmu’ 1/343)

Imam An-Nawawi juga berkata :
والمختار ترك اللحية على حالها وألا يتعرض لها بتقصير شيء أصلا
"Pendapat yang terpilih adalah membiarkan jenggot apa adanya, dan tidak memendekkannya sama sekali" (Al-Minhaaj Syarah Shohih Muslim, 3/151, hadits no: 260)

sumber: stikesmadani.ac.id
Baca Juga
    Info Penting:
    langganan artikel | menerima tulisan, informasi dan berita untuk di posting | menerima kritik dan saran, WhatsApp ke +62 0895-0283-8327

    Tidak ada komentar: