Jika di zaman sekarang ada kepala negara yang dihardik rakyatnya, “Apa kau sudah gila?”, kira-kira apa yang akan dilakukannya? Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah mengalaminya.
Salah satu kebiasaan Umar bin Abdul Aziz adalah menghabiskan siang hari untuk mengurusi rakyatnya dan menghabiskan malam hari untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.
“Jika Umar bin Abdul Aziz masuk ke rumahnya,” kata Fathimah binti Abdul Malik bin Marwan memberikan kesaksian tentang kebiasaan suaminya, “dia langsung membungkukkan diri dalam persujudannya, dia terus saja menangis hingga tertidur. Saat ia terbangun, ia kembali menangis dan menangis lagi. Dia menghabiskan sebagian besar malamnya seperti itu.”
Suatu malam, karena padatnya aktifitas, Umar bin Abdul Aziz belum sempat pulang. Setelah selesai urusannya, ia pergi ke masjid. Tanpa sengaja, ia menginjak seseorang yang tidur di masjid itu hingga Umar bin Abdul Aziz terjatuh.
Rupanya, orang tersebut terbangun dan langsung memarahi Umar bin Abdul Aziz. “Apa kau sudah gila?” hardiknya.
“Tidak,” jawab Umar bin Abdul Aziz dengan tetap tenang.
Ajudan Umar bin Abdul Aziz tidak terima amirul mukminin diperlakukan seperti itu. Ia bersiap untuk menyerang lelaki tersebut, namun Umar mencegahnya. “Dia hanya bertanya apakah aku sudah gila dan sudah kujawab “tidak”.”
Demikianlah sosok pemimpin mulia itu. Yang oleh banyak ulama termasuk Khalid Muhammad Khalid, ia dimasukkan sebagai salah satu khulafaur rasyidin. Umar bin Abdul Aziz dipercaya sebagai khalifah rasyidah kelima setelah Abu Bakar Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dan Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Ia tak mudah marah oleh hinaan dan cacian yang menyerang pribadinya. Ia juga tak terpancing dengan tindakan bodoh orang yang tak berilmu. Kesabaran dan kebijaksanaannya itu kemudian semakin menambah kemuliaannya.
Dan benarlah nasehat kakeknya, Umar bin Khattab: “Jangan memutus apa pun berdasarkan hawa nafsu dan jangan menghukum orang saat marah.”
Umar bin Abdul Aziz telah lulus dalam ujian mengendalikan marah dan menghadapi kemarahan orang lain. Fa insya Allah, ia mendapatkan jaminan dari Allah melalui lisan Rasul-Nya: La taghdhab walakal jannah. Jangan marah dan bagimu surga. [Muchlisin BK/Bersamadakwah]
Salah satu kebiasaan Umar bin Abdul Aziz adalah menghabiskan siang hari untuk mengurusi rakyatnya dan menghabiskan malam hari untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.
“Jika Umar bin Abdul Aziz masuk ke rumahnya,” kata Fathimah binti Abdul Malik bin Marwan memberikan kesaksian tentang kebiasaan suaminya, “dia langsung membungkukkan diri dalam persujudannya, dia terus saja menangis hingga tertidur. Saat ia terbangun, ia kembali menangis dan menangis lagi. Dia menghabiskan sebagian besar malamnya seperti itu.”
Suatu malam, karena padatnya aktifitas, Umar bin Abdul Aziz belum sempat pulang. Setelah selesai urusannya, ia pergi ke masjid. Tanpa sengaja, ia menginjak seseorang yang tidur di masjid itu hingga Umar bin Abdul Aziz terjatuh.
Rupanya, orang tersebut terbangun dan langsung memarahi Umar bin Abdul Aziz. “Apa kau sudah gila?” hardiknya.
“Tidak,” jawab Umar bin Abdul Aziz dengan tetap tenang.
Ajudan Umar bin Abdul Aziz tidak terima amirul mukminin diperlakukan seperti itu. Ia bersiap untuk menyerang lelaki tersebut, namun Umar mencegahnya. “Dia hanya bertanya apakah aku sudah gila dan sudah kujawab “tidak”.”
Demikianlah sosok pemimpin mulia itu. Yang oleh banyak ulama termasuk Khalid Muhammad Khalid, ia dimasukkan sebagai salah satu khulafaur rasyidin. Umar bin Abdul Aziz dipercaya sebagai khalifah rasyidah kelima setelah Abu Bakar Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dan Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Ia tak mudah marah oleh hinaan dan cacian yang menyerang pribadinya. Ia juga tak terpancing dengan tindakan bodoh orang yang tak berilmu. Kesabaran dan kebijaksanaannya itu kemudian semakin menambah kemuliaannya.
Dan benarlah nasehat kakeknya, Umar bin Khattab: “Jangan memutus apa pun berdasarkan hawa nafsu dan jangan menghukum orang saat marah.”
Umar bin Abdul Aziz telah lulus dalam ujian mengendalikan marah dan menghadapi kemarahan orang lain. Fa insya Allah, ia mendapatkan jaminan dari Allah melalui lisan Rasul-Nya: La taghdhab walakal jannah. Jangan marah dan bagimu surga. [Muchlisin BK/Bersamadakwah]
Tidak ada komentar: