Perdana Menteri Ahmet Davutoglu telah menyerukan sikap 1 suara terhadap masalah yang dihadapi dunia Islam.
Menyampaikan pidato pembukaan pada 13 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) KTT di Istanbul pada hari Kamis, Davutoglu mengatakan:
"Meskipun perbedaan pendapat, kita perlu memaksimalkan hubungan politik dan meningkatkan kontak bilateral yang lebih serius sehingga kita bisa mendiskusikan semua masalah di dunia Muslim."
Perdana menteri mengatakan OKI harus meningkatkan efisiensi di daerah di mana minoritas Muslim telah bertemu kesulitan dan merasa sendirian.
"Indikator yang paling penting yang akan menunjukkan efektivitas OKI melindungi minoritas Muslim dan membebaskan tanah yang diduduki seperti Palestina, Karabakh dan Crimea," kata Davutoglu.
Turki menjadi tuan rumah KTT OKI untuk pertama kalinya sejak awal tubuh pada tahun 1969. Ini akan mengarah pada penyatuan untuk dua tahun ke depan.
Davutoglu juga memperingatkan bahwa beberapa negara Muslim dihadapkan dengan masalah separatisme: "Kita perlu menyusun sikap berprinsip terhadap risiko kehilangan hak setiap muslim dari beberapa negara."
Sebelum pidato pembukaan, Davutoglu mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, PM Libanon Tammam Salam dan Presiden Pakistan Mamnun Hussain. [aa]
Menyampaikan pidato pembukaan pada 13 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) KTT di Istanbul pada hari Kamis, Davutoglu mengatakan:
"Meskipun perbedaan pendapat, kita perlu memaksimalkan hubungan politik dan meningkatkan kontak bilateral yang lebih serius sehingga kita bisa mendiskusikan semua masalah di dunia Muslim."
Perdana menteri mengatakan OKI harus meningkatkan efisiensi di daerah di mana minoritas Muslim telah bertemu kesulitan dan merasa sendirian.
"Indikator yang paling penting yang akan menunjukkan efektivitas OKI melindungi minoritas Muslim dan membebaskan tanah yang diduduki seperti Palestina, Karabakh dan Crimea," kata Davutoglu.
Turki menjadi tuan rumah KTT OKI untuk pertama kalinya sejak awal tubuh pada tahun 1969. Ini akan mengarah pada penyatuan untuk dua tahun ke depan.
Davutoglu juga memperingatkan bahwa beberapa negara Muslim dihadapkan dengan masalah separatisme: "Kita perlu menyusun sikap berprinsip terhadap risiko kehilangan hak setiap muslim dari beberapa negara."
Sebelum pidato pembukaan, Davutoglu mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, PM Libanon Tammam Salam dan Presiden Pakistan Mamnun Hussain. [aa]
Tidak ada komentar: