HUKUM MEMBERI HADIAH KEPADA ISTERI GURU YANG MELAHIRKAN

HUKUM MEMBERI HADIAH

JAWAB :
Wa'alaikumussalam Warohmatullahi Wabarakatuh.
Berikut saya cuplikkan jawaban Faqîhuzzamån al-Allåmah Ibnu 'Utsaimîn rahimahullåhu

Beliau _rahimahullåhu_ pernah ditanya  :

بعض الطالبات تهدي لمعلمتها هدية في المناسبات ، فمنهن من تدرّسها الآن ، ومنهن من لا تدرّسها ولكن من المحتمل أن تدرسها في الأعوام المقبلة ، ومنهن لا احتمال أن تدرسها كالتي تخرجت . فما الحكم في هذه الحالات ؟
Sebagian pelajar puteri biasa memberikan hadiah kepada gurunya pada momen² tertentu. Diantara guru yang diberi hadiah tersebut :

  1. Ada yang mengajarnya sekarang.
  2. Ada yang belum mengajarnya sekarang namun ada kemungkinan kelak mereka akan mengajarnya pada tahun² berikutnya.
  3. Dan ada juga yang kemungkinan besar tidak mengajar mereka karena mereka sudah keluar misalnya.

Apa hukum (pemberian hadiah) yang seperti ini??

Maka Syaikh Rahimahullåhu menjawab :

"الحالة الثالثة لا بأس بها ، أما الحالات الأخرى فلا يجوز . حتى ولو كانت هدية لولادة أو غيرها ، لأن هذه الهدية تؤدي إلى استمالة قلب المعلمة" انتهى .
Kondisi ketiga 3 maka tidak mengapa. Adapun kondisi selain itu (yaitu kondisi 1 dan 2)  maka TIDAK BOLEH. Bahkan sekalipun itu hadiah melahirkan atau yang semisalnya. Karena, bentuk pemberian hadiah yang seperti ini berpotensi menjadikan sang guru condong kepadanya.

Beliau  رحمه الله juga berkata  :

" لا يجوز للمدرّسة أن تقبل هدية من الطالبة ؛ لأن هذا داخل في عموم الحديث الذي أخرجه أحمد في مسنده :
Tidak diperkenankan bagi seorang guru menerima hadiah dari muridnya, karena hal ini masuk ke dalam keumuman hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnad beliau :

(هدايا العمال غلول)
Hadiah bagi pekerja itu bentuk korupsi (kecurangan).

ولأن الهدية ستوجب المودة ، كما جاء في الحديث : (تهادوا تحابوا)
Karena hadiah itu menyebabkan timbulnya rasa cinta, sebagaimana di dalam hadis, "salinglah kalian memberi hadiah niscaya kalian saling mencintai."

فإذا ازدادت محبتها لهذه التلميذة يخشى عليها أن تحيف
Apabila rasa cinta sang guru bertambah kepada sang murid, maka dikhawatirkan dirinya jatuh kepada ketidak adilan.

 فيجب عليها أن ترفض ، أي: يجب على المعلمة أن ترفض الهدية وتقول : لا أقبل" انتهى .
Maka, wajib baginya menolaknya. Yaitu wajib bagi sang guru untuk menolak pemberian (muridnya) dan mengatakan, "saya tidak bisa menerimanya."

Liqo' al-Båb al-Maftůh_ (XVI/225)

Solusi : Menitipkan kepada sekolah hadiah tersebut agar sekolah yang menyampaikan. Wallahu a'lam.

Ustadz Abu Salma Al-Atsary hafidhohulloh

Sumber: Channel Telegram al-Wasathiyah wal I'tidâl

Tidak ada komentar: