Ini Dia Obatnya Lupa Dalam Al-Quran

Terkadang sebagian dari kita mengeluhkan seringnya lupa beberapa ilmu yang telah dipelajari atau susah mengingat. Maka ini solusi dari *Al-Quran*.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin* _rahimahullah_ berkata,

قلنا: نعم له دواء ـ بفضل الله ـ وهي الكتابة، ولهذا امتن الله عز وجل على عباده بها فقال: {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ * خَلَقَ الإِنسَـنَ مِنْ عَلَقٍ * اقْرَأْ وَرَبُّكَ الاَْكْرَمُ * الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ}. (العق: 1 ـ 4). فقال (اقرأ) ثم قال: {الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ } يعني اقرأ من حفظك، فإن لم يكن فمن قلمك، فالله تبارك وتعالى بين لنا كيف نداوي هذه العلة، وهي علة النسيان وذلك بأن نداويها بالكتابة، والان أصبحت الكتابة 
أدقُّ من الأول، لأنه وجد ـ بحمد الله ـ الان المسجِّل
Ini Dia Obatnya Lupa Dalam Al-Quran
gaulfresh.com
“Kita katakan, iya. Lupa ada obatnya –dengan karunia dari *Allah*- yaitu menulisnya. Karenanya *Allah* memberi karunia kepada hamba-Nya dengan surat *Al-Alaq*. Yaitu _“iqra’”_ kemudian _“mengajarkan dengan perantara pena”_. Maksudnya, bacalah dengan hapalannya, jika tidak hapal maka dengan tulisanmu.

*Allah* _Tabaraka Ta’ala_ menjelaskan kepada kita bagaimana mengobati penyakit ini yaitu penyakit lupa dan kita obati dengan menulis. Dan sekarang menulis lebih mudah dibanding dahulu karena mudah didapatkan dan segala puji bagi *Allah*, sekarang bisa direkam.”[1]

Mengikat ilmu dengan menulis

Daya ingat manusia terbatas, oleh karenanya ilmu perlu diikat denga tulisan. Sebagaimana sabda *Rasulullah* _shallallaahu ‘alaihi wa sallam_,
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
“Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya”_[2]

Bahkan *Beliau* _shallallaahu ‘alaihi wa sallam_ memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah *Abdullah bin ‘Amru* _rodiallohu anhuma_. *Beliau* _shallallaahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda kepadanya:
اكْتُبْ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا خَرَجَ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ
“Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran”_[3]

Imam Syafi’I* _rahimahullah_ berkata,
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ]
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya_
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat_
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja._[4]

Sampai-sampai *Asy-sya’bi* _rahimahullah_ berkata,
إِذَا سَمِعْتَ شَيْئًا فَاكْتُبْهُ وَلَوْ فِي الْحَائِطِ
“Apabila engkau mendengar sesuatu ilmu, maka tulislah meskipun pada dinding”_[5]

*Ikatlah dengan amal*

Sebagian lagi mengatakan bahwa di zaman seperti sekarang ini.
قيد العلم بالعمل
_“ikatlah ilmu dengan mengamalkannya"_

Ilmu lebih layak diikat dengan amal karena ilmu yang telah diikat dikitab-kitab telah banyak dilupakan.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina *Muhammad* wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam_

Catatan Kaki:

[1] Mutshalah Hadits syaikh Al-Utsaimin

[2] Silsilah Ash-Shahiihah no. 2026

[3] HR. Ahmad 2/164 & 192, Al-Haakim 1/105-106, shahih

[4] Diwan Syafi’I hal. 103

[5] Al-‘Ilmu no. 146 oleh Abu Khaitsamah

@Pogung Kidul, Yogyakarta Tercinta

🏻Penyusun: Raehanul Bahraen, Sumber: Artikel muslimafiyah

Tidak ada komentar: