Pasca wafatnya ustadzuna Abu Sa'ad rahimahullah, rasanya banyak orang yang semakin tersadar betapa kecil dan sedikitnya bekal mereka.
Mereka sadar, selama ini di sisi mereka, di tengah mereka, ada orang yang mencurahkan hampir sebagian besar waktunya untuk ummat, untuk dakwah, untuk Islam. Sibuk dengan ma'aliyal umuur (perkara-perkara yang mulia).
Mereka sadar, selama ini di sisi mereka, di tengah mereka, ada orang yang mencurahkan hampir sebagian besar waktunya untuk ummat, untuk dakwah, untuk Islam. Sibuk dengan ma'aliyal umuur (perkara-perkara yang mulia).
Bukan cuma tataran RT, RW, atau kecamatan, bahkan di belahan bumi lainnya tertinggal bekas-bekas amalannya. Yang -insya Allah- terus mengalirkan pahala kepadanya.
Lah kita ngapain aja nih?
Masih mikirin cara ngredit rumah?
Masih mikirin gimana cara bisa beli mobil?
Masih ngumpulin duit buat traveling ke raja ampat dan tempat lainnya?
Yang begituan doang ambisi dan pikiran kita? Sibuk dengan safasiful umuur (perkara-perkara kerdil). Betapa kerdil dan miskinnya kita...!
Kira-kira apa yang bisa kita bawa ke akherat nanti?
Ada ngga bekas-bekas amalan setelah ajal menjemput kita nanti?
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat" (QS. Asy Syuura: 20).Status: ust.Yulian Purnama hafidzahullah
Tidak ada komentar: