sering dengar tapi tak paham, Kenapa Disebut Wahabi? sebaiknya anda baca ini

TENTU kita sudah tidak asing lagi dengan kata-kata ‘Wahabi’. Mungkin yang terlintas di benak kita jika pertama kali mendengar kata-kata wahabi adalah sebuah kelompok Islam garis keras yang di kenal tidak toleran dengan kelompok Islam lainnya.

Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman yang saya lihat, dengar dan rasakan selama ini. Tentang kelompok yang bernama Wahabi, sering saya lihat dan dengar banyak di antara kita yang memusuhi mereka. Tulisan ini bukan juga untuk membela kelompok Wahabi, tetapi selalu saja muncul di benak saya, Mengapa demikian? Apa sebenarnya penyebab utama mereka selalu di benci?
Kenapa Disebut Wahabi?

Wahabi dikenal sebagai kelompok yang dengan mudah mengkafirkan umat muslim lainnya yang tak sepaham degan mereka. Wahabi juga dikenal sebagai kelompok ekstrem. Awalnya saya juga mengira demikian, dikarenakan saya kurang mendalami ilmu Agama ini. Namun setelah saya mempelajari ilmu Agama ini lebih dalam lagi, akhirnya saya mengerti mengapa demikian.

Ketika saya mempelajari biografi dari Syeikh Muhammad bin Abdul wahhab itu sendiri, saya hampir tidak menemukan sesuatu yang ganjal di sana. Malah saya kagum dengan kegigihan beliau dalam menegakan Tauhid di tanah Arab yang mulanya mendapat penolakan keras dari masyarakat sekitar. Cita-cita beliau hanya menegakan Al-Qur’an dan As-Sunnah, memurnikan ajaran Islam ini dari kesyirikan dan kebid’ahan.

Dalam media sosial saya selalu menemukan postingan yang menghina dan menyesatkan kelompok Wahabi. Namun ketika saya tanya, sejak kapan dan di mana kelompok wahabi menamakan mereka sebagai wahabi? Siapa orang yang pertama kali mendeklarasikan kelompok wahabi? mengapa mereka mendirikan kelompok wahabi? Siapa rujukan mereka? Tapi tak ada satupun jawaban yang memuaskan. Jawaban mereka cuma mengambil dari referensi web, ataupun video seorang ustadz yang mencaci maki perbuatan Wahabi.

Seharusnya kita tidak diperbolehkan untuk langsung percaya jika ada saudara kita dari kalangan Muslim yang melakukan keburukan sampai kita mempunyai bukti nyata. Kenapa kita dengan mudah percaya dengan berita-berita demikian? Bahkan yang sering saya pertanyakan, apakah pantas untuk seorang Ustadz atau Aliim Ulama untuk mencaci maki kelompok Muslimin yang lain? Sudah banyak biografi tentang Ulama terdahulu yang saya baca. Dan saya belum menemukan ulama terdahulu yang terkenal Ilmu dan Akhlaknya untuk mencaci maki Muslimin yang lain.

Nabi Muhammad Shallallahu alahi wasallam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk membuat suatu kelompok atas nama Islam. Agama ini sudah sempurna, tidak bisa kita menambah atau mengurangkan ajaran Agama ini. Namun berdasarkan yang saya alami selama ini, jika kita mengamalkan Islam ini sebagai mana yang di contohkan oleh Rasulullah Shallallahu alahi wasallam dan menolak dari yang selainnya maka setidaknya kita akan disebut sebagai orang wahabi atau Islam ekstrem.

Meskipun kita tidak pernah ikut-ikut kelompok seperti itu, tapi itulah kenyataannya. Dari situ juga saya pelajari bahwa sebutan Wahabi hanya sebuah gelar untuk orang-orang yang memegang teguh Sunnah Nabi Shallallahu alahi wasallam dan akan dimusuhi banyak orang.

Sejak pertama kali Islam ini turun, sudah banyak yang tidak senang dan memusuhinya. Jadi bukan lagi sesuatu yang mustahil untuk kita jika mengamalkan Islam yang murni sesuai tuntunan Nabi Shallallahu alahi wasallam maka akan dimusuhi dan di benci oleh banyak orang. Dengan berbagai cara mereka yang tidak suka dan memusuhi ajaran Islam ini untuk mengahancurkannya menggunakan berbagai fitnah.

Tetapi sebenarnya musuh yang paling berbahaya bagi kita umat Muslim adalah orang-orang munafik. Yang notabenenya orang muslim, sudah bersyahadat, ikut sholat, puasa, zakat bahkan Haji tetapi membenci Syariat Islam, menganggap bodoh orang yang mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu alahi wasallam dengan mengejek orang berjenggot dan lain sebagainya. Sungguh tak pantas di sebut orang Muslim tapi apa daya kita yang hanya Manusia tak bisa menghakimi orang seperti itu. Yang terpenting kita bisa menyelamatkan diri kita sendiri dan keluarga kita dari api neraka. Selebihnya serahkan kepada Allah Ta’ala. Wallahu a’lam. []

Oleh: Hanura Diarjo, hanuradiarjo@gmail.com
source: islampos.com

Tidak ada komentar: