Bagai hujan yang menumbuhkan rerumputan
Menghijaukan bumi setelah gersang dan kekeringan
Dakwah salaf yang elok nan rupawan... menawan hati kaum yang beriman
Masjid-Masjid rumah Allah mulai ramai dikunjungi Yang sebelumnya sepi bagai kuburan
Lihatlah di kampus, pasar, terminal, stasiuan, mall dan perkantoran....Jilbab lebar nan anggun mulai berseliweran Yang sebelumnya hanyalah baju ketat dan rok mini yang kelihatan
Puasa dawud, senin kamis, dan puasa 3 hari tengah bulan mulai dijalankan Yang sebelumnya tiada yang mengenalnya kecuali sekedar puasa bulan ramadan
Doa-doa harian mulai terlafadzkan
Doa pagi dan petang terpanjatkan
Berkat karunia Allah kemudian pejuang2 dakwah panutan
Manusia mulai paham bahwa kuburan bukanlah tempat pemujaan
Orang awampun mulai mengerti bahwa selametan kematian dan tingkepan tiada tuntunan dari Nabi Akhir Zaman.
TV-TV dan Radio-radio sunnah mulai bersuara lantang...bak suara adzan yang mengingatkan manusia untuk mengingat Rabb Semesta Alam
Teruslah berlayar....bahtera dakwah...arungilah samudra yang luas untuk sampai di pulau impian
Teruslah berkibar.....panji-panji sunnah....menghiasi angkasa dengan gagah dan penuh kewibawaan
Meski musuh telah menggerutu....
Meski lawan telah menghadang....
Ucapkanlah terima kasih kepada musuhmu....karena mereka ikut andil untuk menyebarkan keagunganmu
Engkau semakin dicaci...engkau semakin dicari
Semakin dihadang engkau semakin berkembang....
Ingatlah ....sesungguhnya kayu Gaharu tidak tercium wangi dan harumnya sebelum dibakar dengan api yg menyala
Ingatlah pesan sang penyair:
Bila Allah berkehendak menyebarkan keutamaan yang tersimpan
Maka Dia memberi kesempatan lidah pendengki untuk ikut menyebarkan
Seandainya bukan karena rayapan nyala api
Maka wanginya kayu gaharu tidak akan diketahui
(Diwan Abu Tammam no. 45–46)
Dakwah salaf akan menjadi Masa Depan
Menawan hati kaum yang beriman....
Amin....
khukum fillah: Fadlan Fahamsyah
Sumber: CHANNEL LENTERA DAKWAH, Channel Telegram Ustadz Abu Ubaidah Yusuf AsSidawi hafidzohulloh
Menghijaukan bumi setelah gersang dan kekeringan
Dakwah salaf yang elok nan rupawan... menawan hati kaum yang beriman
Masjid-Masjid rumah Allah mulai ramai dikunjungi Yang sebelumnya sepi bagai kuburan
Lihatlah di kampus, pasar, terminal, stasiuan, mall dan perkantoran....Jilbab lebar nan anggun mulai berseliweran Yang sebelumnya hanyalah baju ketat dan rok mini yang kelihatan
Puasa dawud, senin kamis, dan puasa 3 hari tengah bulan mulai dijalankan Yang sebelumnya tiada yang mengenalnya kecuali sekedar puasa bulan ramadan
Doa-doa harian mulai terlafadzkan
Doa pagi dan petang terpanjatkan
Berkat karunia Allah kemudian pejuang2 dakwah panutan
Manusia mulai paham bahwa kuburan bukanlah tempat pemujaan
Orang awampun mulai mengerti bahwa selametan kematian dan tingkepan tiada tuntunan dari Nabi Akhir Zaman.
TV-TV dan Radio-radio sunnah mulai bersuara lantang...bak suara adzan yang mengingatkan manusia untuk mengingat Rabb Semesta Alam
Teruslah berlayar....bahtera dakwah...arungilah samudra yang luas untuk sampai di pulau impian
Teruslah berkibar.....panji-panji sunnah....menghiasi angkasa dengan gagah dan penuh kewibawaan
Meski musuh telah menggerutu....
Meski lawan telah menghadang....
Ucapkanlah terima kasih kepada musuhmu....karena mereka ikut andil untuk menyebarkan keagunganmu
Engkau semakin dicaci...engkau semakin dicari
Semakin dihadang engkau semakin berkembang....
Ingatlah ....sesungguhnya kayu Gaharu tidak tercium wangi dan harumnya sebelum dibakar dengan api yg menyala
Ingatlah pesan sang penyair:
وَإِذَا أَرَادَ اللهُ نَشْرَ فَضِيْلَةٍ طُوِيَتْ أَتَاحَ لَهَا لِسَانَ حَسُوْدِ لَوْلاَ اشْتِعَالُ النَّارِ فِيْمَا جَاوَرَتْ مَا كَانَ يُعْرَفُ طِيْبُ عَرْفِ الْعُوْدِ
Bila Allah berkehendak menyebarkan keutamaan yang tersimpan
Maka Dia memberi kesempatan lidah pendengki untuk ikut menyebarkan
Seandainya bukan karena rayapan nyala api
Maka wanginya kayu gaharu tidak akan diketahui
(Diwan Abu Tammam no. 45–46)
Dakwah salaf akan menjadi Masa Depan
Menawan hati kaum yang beriman....
Amin....
khukum fillah: Fadlan Fahamsyah
Sumber: CHANNEL LENTERA DAKWAH, Channel Telegram Ustadz Abu Ubaidah Yusuf AsSidawi hafidzohulloh
Tidak ada komentar: