ORANG-ORANG YANG TIDAK TERSENTUH NERAKA (Bagian Pertama)

[1]- Beberapa Hadits Yang Menyebutkan Adanya Orang-Orang Yang Tidak Tersentuh Neraka Dan Mereka Pasti Masuk Surga

Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- mengabarkan tentang adanya orang-orang yang diharamkan atas Neraka oleh Allah -Subhaanahu Wa Ta’aalaa-. Diantaranya adalah:

1- Sabda Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-:

فَإِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ؛ يَبْتَغِيْ بِذٰلِكَ وَجْهَ اللهِ
“Sungguh, Allah mengharamkan atas Neraka: orang yang mengucapkan “Laa Ilaaha Illallaah”; dengan mengharapkan wajah Allah.” [HR. Al-Bukhari (no. 425) dan Muslim (no. 33), dari ‘Itban -radhiyallaahu ‘anhu-]

2- Juga sabda beliau -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-:

مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُـحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ؛ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ، إِلاَّ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ
“Tidak ada seorang pun yang bersyahadat “Laa Ilaaha Illallaah” dan bahwa Muhammad Rasulullah -dengan jujur dari hatinya-; melainkan Allah mengharamkannya atas Neraka.” [HR. Al-Bukhari (no. 128) -ini lafazhnya- dan Muslim (no. 32), dari Mu’adz bin Jabal -radhiyallaahu ‘anhu-]
ORANG-ORANG YANG TIDAK TERSENTUH NERAKA

Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- juga mengabarkan tentang orang-orang yang dipastikan masuk Surga.

3- Beliau bersabda:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَنِّـيْ رَسُوْلُ اللهِ، لاَ يَلْقَى اللهَ بِـهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيْهِمَا، إِلاَّ دَخَلَ الْـجَنَّةَ
“Aku bersyahadat: Laa Ilaaha Illallaah dan bahwa aku adalah Rasulullah; tidaklah seorang hamba bertemu Allah dengan dua )kalimat syahadat) tersebut -dengan tidak meragukan keduanya-; melainkan dia pasti masuk Surga.” [HR. Muslim (no. 27), dari Abu Hurairah -radhiyallaahu ‘anhu-]

4- Beliau -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada Abu Hurairah:

اذْهَبْ بِنَعْلَيَّ هَاتَيْـنِ، فَمَنْ لَـقِـيْتَ مِنْ وَرَاءِ هٰذَا الْـحَائِطَ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ مُسْتَيْـقِـنًا بِـهَا قَلْبُهُ؛ فَبَشِّرْهُ بِالْـجَنَّةِ
“Pergilah dengan membawa dua sandalku ini, maka barangsiapa yang engkau temui di belakang kebun ini dengan bersyahadat “Laa Ilaaha Illallaah” -dengan yakin dari hatinya-; maka berikanlah berita gembira dengan Surga.” [HR. Muslim (no. 30)]

[2]- Lahiriah Hadits-Hadits Di Atas
“Lahiriah dari kabar tersebut…menuntut bahwa semua yang bersyahadat dengan dua kalimat syahadat: maka tidak akan masuk Neraka, karena lafazhnya umum dan juga ada penguat (dalam kalimatnya).

Akan tetapi menurut Ahlus Sunnah: ada dalil-dalil pasti yang menunjukkan bahwa sekelompok ahli maksiat dari kaum mukminin akan diadzab, kemudian mereka akan keluar dari Neraka dengan Syafa’at.” [Fat-hul Baarii (I/273- Daarul Hadiits)]

[3]- Jawaban Para Ulama

Maka para ulama memiliki beberapa jawaban tentang masalah ini:

- Di antaranya: bahwa diharamkannya Neraka atas orang yang bersyahadat dengan dua kalimat syahadat; adalah diikat dengan orang yang beramal shalih; karena sabda beliau: “dengan mengharapkan wajah Allah”; yakni: bahwa orang yang mencari wajah Allah; pasti akan beramal semaksimal mungkin agar bisa meraih apa yang dicari. Karena setiap orang yang mencari; pasti dia akan berusaha mendapatkan apa yang dicari. [Lihat: Al-Qaulul Mufiid (I/77) karya Syaikh Al-‘Utsaimin -rahimahullaah-]

- Di antaranya: bahwa Hadits-Hadits di atas adalah: disabdakan oleh Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- sebelum diwajibkan amalan-amalan, sehingga setelah diwajibkan amalan-amalan; maka seseorang harus menyertai Syahadat-nya dengan amalan. [Lihat: Shahih Muslim (I/456)]

[4]- Jawaban Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -Dan Para Ulama Yang Sependapat-

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -dan para ulama lainnya- berpendapat bahwa diharamkannya Neraka atas orang yang bersyahadat dengan dua kalimat syahadat adalah:

- Bagi orang yang mengucapkannya dengan Ikhlas dari hatinya, dengan jujur dan yakin, serta tanpa keraguan, dan itulah ikatan-ikatan yang disebutkan dalam Hadits-Hadits di atas.

- Dan Ikhlas adalah: tertariknya hati ini menuju kepada Allah secara total; dengan bertaubat dari semua dosa dengan taubat yang sebenar-benarnya. Karena orang yang mengucapkan “Laa Ilaaha Illallaah” dengan keikhlasan dan keyakinan yang sempurna; maka dia tidak akan terus-menerus dalam dosa -sama sekali-. Karena kesempurnaan keikhlasan dan keyakinannya menuntut agar Allah menjadi yang paling dicintainya melebihi segala sesuatu, sehingga tidak tersisa dalam hatinya sedikitpun keinginan terhadap apa yang Allah haramkan, dan juga tida ada kebencian terhadap apa yang Allah perintahkan. Dan inilah orang yang diharamkan atas Neraka -walaupun sebelumnya dia banyak dosa-.

- Maka, kalau dia mati dalam keadaan ini; dia akan mendapatkan keutamaan tersebut; yakni: termasuk golongan orang-orang yang diharamkan atas Neraka oleh Allah. Dan hal ini ditunjukkan oleh sabda Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ؛ دَخَلَ الْـجَـنَّـةَ
“Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah “Laa Ilaaha Illallaah”; maka dia pasti masuk Surga.” [HR. Abu Dawud (no. 3116)]

Karena orang yang mendekati kematian: hampir-hampir tidak mengucapkannya melainkan dengan Ikhlas, dengan Taubat dan dengan dipenuhi penyesalan atas dosa-dosanya yang telah lalu, dan dia bertekad untuk tidak mengulanginya.

[Lihat: Fat-hul Majiid (hlm. 76-78- tahqiiq Syaikh Walid Al-Furayyan) dan Jaami’ul ‘Uluum Wal Hikam (I/558 - cet. Daar Ibnil Jauzi)]

-ditulis oleh Ahmad Hendrix-

Tidak ada komentar: