Secuil Kisah Tentang Ustadz Ahmad Farhan Ibnu Musaddad

Di saat tengah menonton televisi, kebetulan hari ini tidak masuk kerja karena flu berat sejak kemarin sore. Ibuku dari Sukabumi mengabarkan kalau salah satu paman kami, yaitu mang Farhan, hari ini bertolak ke Riyadh, Saudi Arabia.

Keberangkatan tersebut tak lain dan tak bukan adalah untuk melanjutkan studi lanjut di salah satu universitas di negeri kaya minyak tersebut, keberangkatan ini memang sudah dijadwalkan sebelumnya, bahkan menurut pengakuan mang Farhan, ketika kami melakukan komunikasi terakhir dengannya, seharusnya ia berangkat lebih awal, namun karena ada beberapa warkat keimigrasian yang belum tuntas, akhirnya ditunda.
Secuil Kisah Tentang Ustadz Ahmad Farhan Ibnu Musaddad

Bagi kami, saudara sekaligus teman sekelasnya, tak mengherankan bila beliau akhinya menempuh studi di luar negeri, bakatnya sebagai seorang calon kyai ketika itu, sudah terlihat sejak Dini, ia lebih suka menghafal Alquran, mengajar ngaji setiap ba'da maghrib, menjadi penceramah pembuka pengajian malam jum'at bapak-bapak di kampung kami, dan suka mengajak siapa pun untuk makan bersama.

Ketika aku memilih kuliah di PTAIN, ia lebih memilih melanjutkan studi pada sebuah kampus dakwah dan berbasis boarding di salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Utara. Kelak kemudian aku diajaknya pula untuk menjadi Dosen yang bertugas sebagai tim peneliti di lembaga penelitian kampus tersebut.

Keberhasilan itu pula yang kemudian membawanya diterima di LIPIA kampus Jakarta. Perlu diketahui, ia merupakan putera An-Nuur pertama yang berhasil menembus kokohnya tembok LIPIA, dan sekarang sepupu kami Ust. Ahmad Muhsin mengikuti jejaknya disana.

Tak lama setelah selesai dari LIPIA, ia pun kembali ke Deli Serdang, Sumatera Utara, dan langsung dipercaya untuk menjadi salah satu pimpinan di kampus tersebut, berkatnya pula, saat ini aku diberi kesempatan untuk melakukan sebuah penelitian di sebuah SMA Islam di kota Bekasi, dan hampir tiap Bulan Ramadhan mendapat jatah kurma yang jumlahnya cukup banyak dan bisa dibagi untuk warga RT kami.

Kami yang selalu bersama dari mulai SD, MTs, dan MA, bahkan satu tim Sepakbola turut bangga dan bersyukur, akhirnya salah satu kader terbaik Madjid An-Nuur Kampung Babakan Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi dapat menempuh studi di universitas bergengsi di Negeri para Nabi.

Insya Allah, keberangkatan beliau ke Saudi Arabia menjadi motivasi bagi generasi penerus masjid An-Nuur agar tak bosan untuk menuntut ilmu, mendalami dan mengamalkan ajaran agama, sekaligus membuka harapan bahwa kesempatan itu selalu ada bagi orang yang mau berusaha, berjuang, dan berkorban demi kemaslahatan ummat.

Selamat jalan paman, selamat jalan ustadz, do'a kami menyertaimu, semoga ilmumu kelak bermanfaat bagi bangsa, Negara, dan agama.

Wallahu a'lam bi al-shawwaab.

repost from group arrisalah foundation

Tidak ada komentar: