Pelajaran dari Kisah Isra’ dan Mi’raj

1. Isra dan mi’raj ini termasuk sebesar-sebesar tanda yang menunjukkan kebesaran dan kemuliaan Allah Ta’ala.

2. Peristiwa ini juga menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam di atas seluruh nabi dan rasul ‘alaihimus shalatu wassalam.

3. Isra dan mi’raj terjadi dengan jasad dan ruh beliau, dalam keadaan tidak tidur.

4. Keutamaan air zam-zam, yang digunakan Jibril untuk mencuci hati.
masjid alaqsha


5. Allah adalah Dzat Yang Maha Tinggi, tinggi sifatnya dan tinggi Dzat-Nya. Allah berada di atas langit ketujuh, di atas ‘arsy-Nya, dan terpisah dari makhluk-Nya. Inilah aqidah kaum muslimin, aqidah ahlus sunnah wal jamaah dari dahulu hingga sekarang.

6. Mengimani perkara-perkara gaib yang disebutkan dalam hadis di atas, seperti: Buraq, Mi’raj, para malaikat penjaga langit, adanya pintu-pintu langit, Baitul Ma’mur, Sidrotul Muntaha beserta sifat-sifatnya, surga, Qolam (pena) yang menuliskan takdir, dan selainnya.

7. Diwajibkan meminta izin sebelum masuk ke rumah orang lain.

8. Ketika pemilik rumah bertanya kepada orang yang minta izin masuk dengan pertanyaan, “Siapa?” Maka orang tersebut harus menyebutkan namanya dan tidak menjawab dengan ucapan, “Saya”.

9. Penetapan tentang hidupnya para Nabi di kubur-kubur mereka. Akan tetapi dengan kehidupan barzakhiah, bukan seperti kehidupan mereka di dunia.

Imam Al-Baihaqy telah mengarang satu kitab khusus berjudul Hayatul Anbiya`i fii Quburihim (“Hidupnya Para Nabi di Kubur-Kubur Mereka”).

Syaikh Sholih Alu Asy-Syaikh menyebutkan dalam Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thohawiyah beliau bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam dalam Mi’raj menemui ruh para Nabi kecuali Nabi Isa, karena beliau belum wafat.

10. Banyaknya jumlah para malaikat dan tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah.

11. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam juga adalah kalimur-Rahman (Orang yang diajak bicara langsung oleh Ar-Rahman).

12. Allah ‘Azza wa Jalla memiliki sifat kalam (berbicara) dengan pembicaraan yang sebenar-benarnya.

13. Tingginya kedudukan shalat wajib yang lima.

14. Kasih sayang dan perhatian Nabi Musa ‘alaihissalam terhadap ummat Islam.

15. Penetapan adanya nasakh (penghapusan hukum) dalam syariat Islam, serta bolehnya menasakh suatu perintah walaupun belum sempat dikerjakan sebelumnya.

16. Rahmat dan kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala atas ummat ini.

17. Surga dan neraka sudah ada sekarang, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam telah memasuki keduanya ketika mi’raj.

18. Bolehnya mengakhirkan penjelasan sampai kepada waktu yang dibutuhkan. Di sini Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam baru diberikan kewajiban shalat lima waktu secara umum, tapi belum diberitahu tentang rukun-rukunnya, syarat-syaratnya, serta waktu-waktunya.

Disadur dari KonsultasiSyariah.com

Tidak ada komentar: