Surat cintaku untukmu " Sekali lagi, janganlah engkau bersedih..."

Hidup di atas As-Sunnah itu memang berat, penuh dengan ujian dan cobaan tak terkecuali Rasulullah ﷺ sendiri yang dicaci maki, dituduh gila, penya'ir, diusir hingga ancaman pembunuhan tentu ini sudah tidak asing karena tantangan da'wah memang demikian berat, sampai hal itu kita dapati di negeri ini Indonesia, negeri dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia yang mencapai kurang lebih 200 juta jiwa adalah muslim, 80 - 90% penduduknya adalah muslim. 

Namun menjadi ironis ialah tatkala jumlah populasi muslim terbesar ada saja segelintir oknum atau kelompok tertentu yang mendemo atau bahkan menolak pembangunan masjid yang di dalamnya dibacakan al-Qur-an dan Hadits Nabi ﷺ, diajarkannya Kitabullah dan As-Sunnah Nabi ﷺ dengan pemahaman Salafush Shalih, Ahlus Sunnah wal Jama'ah. 
demo masjid imam ahmad bin hambal

Inilah tantangan da'wah bagi mereka wali-wali Allah سبحانه و تعالىٰ. Karena memang telah dikhabarkan oleh Rasulullah ﷺ bahwa orang-orang yang berpegangteguh di atas Islam dan As-Sunnah dengan manhaj Salaful Ummah (para Shahabat رضي الله تعالىٰ عنهم اجمعين) seperti menggenggam bara api, hidup dengan keterasingan meskipun ditengah-tengah kaum muslimin yang menunjukkan asingnya Islam dan ajaran Islam itu sendiri sebagaimana yang dibawa, diajarkan dan dida'wahkan oleh Rasulullah ﷺ terlebih hidup di akhir zaman yang penuh dengan fitnah (pemutarbalikan fakta).

Dari Abu Tsa'labah al-Khansyari رضي الله تعالىٰ عنه, ia berkata,

Rasulullah ﷺ bersabda,

"Sesungguhnya di masa yang akan datang ada hari-hari yang harus dilalui dengan penuh kesabaran. Bersabar (dalam memegang kebenaran) pada waktu itu laksana memegang bara api, dan orang yang mengamalkan (berpegang teguh) dengan Sunnah di hari (zaman) itu dia akan mendapatkan pahala lima puluh orang."

Para Shahabat bertanya,

"Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud adalah pahala lima puluh orang dari kalangan kami, ataukah dari kalangan mereka?"

Beliau ﷺ menjawab,

"Pahala lima puluh orang dari kalangan kalian (Shahabat)."

(Shahiih, HR. Abu Dawud, II/493, no. 3778, Ibnu Hibbaan, II/108, dan Ibnu Majah, II/1330, no. 4004)

Dari Abu Hurairah رضي الله تعالىٰ عنه, ia berkata,

Rasulullah ﷺ bersabda,

"Sesungguhnya Islam mula-mula datang dalam keadaan asing, dan kelak akan kembali asing sebagaimana awal kemunculannya, maka beruntunglah bagi orang-orang yang asing (al-Ghurabaa')."

(Shahiih, HR. Muslim, kitab al-Iimaan, bab Bayaanu annal Islam Bada-a Ghariiban wa Saya'uudu Ghariiban, I/130, no. 145, 146, Ahmad, I/398, at-Tirmidzi, IV/129, no. 2764, dan Ibnu Majah, II/1319 - 1320, no. 3986)


Sedangkan makna al-Ghurabaa' adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh 'Abdullah bin 'Amr رضي الله تعالىٰ عنهما ketika suatu hari Rasulullah ﷺ menerangkan tentang makna al-Ghurabaa'.

Beliau ﷺ bersabda,

"Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang buruk (agamanya), orang yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada yang mentaati mereka."

(Shahiih, HR. Ahmad, II/177, 222, dan Ibnu Wadhdhah, no. 168)

Rasulullah ﷺ bersabda mengenai makna al-Ghurabaa' :

"Yaitu, orang-orang yang senantiasa memperbaiki (ummat) di tengah-tengah rusaknya manusia."

(Shahiih, HR. Abu Ja'far ath-Thahawi dalam Syarah Musykilil Aatsaar, II/170, no. 689, al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I'tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama'ah, no. 173, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 1273)
Dalam riwayat lain disebutkan :

"(Al-Ghurabaa') yaitu orang-orang yang memperbaiki Sunnahku sepeninggalku sesudah dirusak oleh manusia."

(Shahiih, HR. At-Tirmidzi, no. 2630, Hidaayatur Ruwaat, I/133, no. 168)

Maka asingnya Islam dapat dilihat dari ucapan sebagian kaum muslimin itu sendiri...

Tatkala...Jenggot mereka katakan teroris.

Tatkala... Cadar mereka katakan ninja.

Tatkala... Tidak isbal, dengan menggunakan celana di atas mata kaki bagi laki-laki mereka katakan kebanjiran dst...

Hingga masjid yang di dalamnya mengajarkan 'aqidah ash-Shahiihah dan tauhid diatas Kitabullaah (al-Qur-an) dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih, Ahlus Sunnah wal Jama'ah mereka demo, mereka tolak dengan tuduhan memecah-belah persatuan kaum muslimin...

Ini adalah salah satu tanda dan fenomena sebagian kaum muslimin Indonesia yang lebih mempedulikan "persatuan" hingga lantas harus menolak dan mengabaikan kebenaran dengan dalih persatuan yang pada hakikatnya merekalah yang menolak bersatu di atas kebenaran yaitu di atas Kitabullaah dan As-Sunnah Nabi ﷺ dengan manhaj Salaf, Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Imam Al-Auza'i رحمه الله تعالىٰ berkata,

"Bersabarlah di atas Sunnah (Rasulullah ﷺ). Berhentilah pada batasan Shahabat Rasulullah ﷺ berhenti. Ucapkanlah sesuatu yang telah mereka ucapkan. Tahanlah dirimu dari sesuatu yang mereka tahan, serta berjalanlah di atas jalan Salafush Shalih, karena suatu yang baik buat mereka pasti baik untukmu."

(Diriwayatkan oleh as-Suyuthi dalam Al-Amr bin Ittiba' wan Nahyu Anil Ibtida', hal. 22, Ibnu Qudamah dalam Syarh Lum'atul I'tiqaad, hal. 42, Ibnul Jauzi dalam Talbisul Iblis, hal. 10, dan Al-Laalika-i dalam Syarh Ushuul I'tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama'ah, I/174, no. 315)

Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno رحمه الله تعالىٰ pernah berkata,

"Cobalah pembaca renungkan sebentar 'Padang Pasir' dan 'Wahhabisme' itu. Kita mengetahui jasa Wahhabisme yang terbesar; ia punya kemurnian, ia punya keaslian, murni dan asli sebagai udara padang pasir. Kembali kepada asal, kembali kepada Allah سبحانه و تعالىٰ dan Nabi Muhammad ﷺ, kembali kepada Islam di zamannya Muhammad ﷺ."

(Di Bawah Bendera Revolusi)

Yaa Allah, ampunilah dosa dan kesalahan saudara-saudara kami, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahuinya.

Via FB Abu 'Aisyah Aziz Arief

Tidak ada komentar: