Cinta Tanah Air - pituah buya hamka

Tanah tumpah darah tempat kita dilahirkan, adalah daerah yang kita cintai. Supaya tahu betapa mendalamnya chinta kita kepada tanah-air, cobalah tinggalkan agak sekali. Niscayalah terasa pada kita rindu kepadanya. Merantau jauh 2, terbayang- lah kampung halaman. Dan apabila bendera bangsa2 berkibar digedung P.B.B. di New York, maka yang terlebih dahulu dilihat oleh mata kita ialah dimana terletaknya bendera merah putih.
alahan panjang

Ketika itu kita tidak berfilosofi, tetapi perasaanlah yang tersinggung. Kita cintai dia karena keindahannya, karena gunung2nya, sawah2nya yang berjenjang, rimba dan belukarnya, lautan dan daratannya. Apabila kita melintasi Reviera, teringatlah kita pantai Painan. Apabila kita lihat danau Onandaga di Amerika, terbayanglah keindahan danau Manindjau dan danau Toba.

Kita percaya kepada Tuhan dan kita mengabdi kepada Tuhan. Kita bersyukur kepadaNya karena kita dilahirkan di- atas setumpak dunia vang indah. Tanah air adalah ni’mat Ilahi kepada kita. Diatas bumiNya kita dibesarkan, hasil buminya yang kita makan, airnya yang mengalir yang kita minum.
Jadi dapatlah dikatakan, bahwasanya karena mencintai Tuhanlah maka timbul cinta kita kepada tanah air. Rumpun cinta yang seperti ini dari Tauhidlah asalnya.
Tetapi cinta itu kadang2 terlepas dari uratnya, terbongkar dari asalnya, sebagaimana juga pada segi2 yang lain, cinta itu terlepas dari urat tauhid, lalu menjadi mushrik.

Maka rasa kebanggaan inilah yang dibangkitkan orang apa- bila suatu bangsa hendak dinaikkan kepada derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia diantara bangsa.

(Hamka : Pandangan Hidup Muslim)

republish from whatsapp group

Tidak ada komentar: