DEBAT IMAM AL-BÂQILÂNÎ DENGAN PENDETA NASRANI

Dikisahkan oleh al-Khathîb al-Baghdâdî rahimahullâhu di dalam Târikh al-Baghdâd (V/379) - Cetakan Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah sebagai berikut :

Abû Bakr al-Bâqilânî Rahimahullâhu adalah termasuk salah satu ulama senior di zamannya. Karena itu, Raja Iraq mendelegasikan beliau pada tahun 371 H untuk berdebat dengan kaum Nasrani di Konstatinopel.

Ketika Raja Romawi mendengar kehadiran Abû Bakr al-Bâqilânî, maka dia pun memerintahkan para pengawalnya untuk memendekkan pintu masuk dengan maksud agar memaksa al-Bâqilânî saat memasuki kerajaan, menundukkan kepalanya dan membungkukkan badannya seperti orang yang sedang ruku, agar tampak rendah di hadapan Raja Romawi dan para pengawalnya!
tauhid

Saat al-Bâqilânî tiba, dia pun tahu tipu daya para pengawal kerajaan. Maka beliau pun membalikkan badannya ke belakang lalu menunduk (ruku) kemudian memasuki pintu dengan cara berjalan mundur. hal ini menjadikan beliau membelakangi Raja Romawi tidak menghadapnya. Sang Raja pun sadar, bahwa ia berhadapan dengan seorang yang cerdik.

Saat al-Bâqilânî masuk, beliau menyapa mereka tanpa mengucapkan salam kepada mereka, karena adanya larangan dari Rasulullâh ﷺ untuk memulai mengucapkan salam kepada ahli kitab. Kemudian beliau pun menoleh ke Rahib Utama, dan menyapanya :

"كيف حالكم وكيف الأهل والأولاد؟"
“Bagaimana kabar Anda, dan bagaimana kabar keluarga dan anak-anak anda?”

Sontak hal ini menyebabkan Raja Romawi marah dan berkata :
"ألم تعلم بأن رهباننا لا يتزوّجون ولا ينجبون الأطفال؟؟!!!"
“Tidakklah Anda tahu bahwa rahib-rahib kami tidak menikah dan tidak pula mempunyai anak!!?”

Al-Bâqilânî pun menukas :
الله أكبر !!! تُنَزّهون رهبانكم عن الزواج والإنجاب ثم تتهمون ربكم بأنه تزوج مريم وأنجب عيسى ؟؟؟!!!"
“Allâhu Akbar!!! Kalian mensucikan rahib-rahib kalian dari pernikahan dan mempunyai anak, namun kalian malah menuduh tuhan kalian menikahi Maryam dan melahirkan anak yang bernama Isa???!!!”

Sang Raja pun semakin murka, ia lalu berkata dengan penuh luapan emosi:
"فما قولك فيما فعلت عائشة ؟؟!!!"
“Kalau begitu, bagaimana pendapat anda terhadap yang dilakukan Aisyah??”

AL-Bâqilânî menjawab :
" إن كانت عائشة رضي الله عنها قد أتهمت (اتهمها المنافقون( فإن مريم قد أتهمت أيضا (اتهمها اليهود), وكلاهما طاهرة, ولكن عائشة تزوجت ولم تنجب, أمّا مريم فقد أنجبت بلا زواج ! فأيهما تكون أولى بالتهمة الباطلة وحاشاهما رضي الله عنهما ؟؟؟!!!"
“Apabila Aisyah Radhiyallâhu ‘anhâ dituduh oleh kaum munafikin (yaitu dituduh berzina), maka sesungguhnya Maryam pun juga demikian, beliau dituduh oleh bangsa Yahudi. Padahal keduanya adalah wanita yang suci (menjaga kehormatannya). Akan tetapi, Aisyah itu menikah namun tidak punya anak, sedangkan Maryam punya anak tanpa menikah! Sehingga beliau (yaitu Maryam) lebih layak untuk mendapatkan tuduhan yang batil, walau hal ini jauh dari keduanya Radhiyallâhu ‘anhumâ???!!!”

Hal ini semakin membuat sang Raja semakin menggila kemarahannya! Ia pun lalu berkata :
"هل كان نبيكم يغزو؟!"
“Apakah Nabi anda turut berperang?”

Al-Bâqilânî menjawab : “Iya”.

Raja lalu bertanya :
"فهل كان يقاتل في المقدمة؟!"
“Apakah ia ikut berperang di front terdepan?”

Al-Bâqilânî menjawab : “Iya”.

Raja lalu bertanya :
"فهل كان ينتصر؟!"
“Apakah ia menang?”

Al-Bâqilânî menjawab : “Iya”.

Raja bertanya kembali :
"فهل كان يُهزَم؟!"
“Apakah ia pernah kalah?”

Al-Bâqilânî menjawab : “Iya”.

Sang Raja lalu berkomentar :
"عجيب ! نبيٌّ ويُهزّم ؟؟؟!!!"
“Aneh sekali! Seorang Nabi tapi koq kalah??!!”

Al-Bâqilânî menjawab :
"أإله ويُصلَب؟؟؟!!!"
“Lah, (bukankah lebih aneh) tuhan tapi koq disalib (dibunuh)??!!”

Mereka pun terbungkam seribu Bahasa!!

📌 Risalah berbahasa Arab dinukil dari grup Nashâ`ih Asy-Syaikh al-Walîd yang diasuh oleh Syaikh Walîd Saifun Nashr Hafizhahullâhu (salah satu murid senior Syaikh al-Albânî).

✒ Dialihbahasakan oleh @abinyasalma

Tidak ada komentar: