Allah ﷻ itu sangat dekat dengan hambaNya.

Menjawab subhat kesesatan aqidah kaum syiah dan saudara-saudaranya yang menyatakan Allah ﷻ tidak berada diatas langit melainkan di mana-mana hingga di urat leher.

Allah ﷻ berfirman :

‎وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

‎إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.

‎مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

(Qaf 16-18)
Allah ﷻ itu sangat dekat dengan hambaNya.

Al Imam Ibnu Katsir as Syafi’i dalam Tafsir nya menulis :

Allah ﷻ menceritakan tentang kekuasaan-Nya atas manusia, bahwa Dialah yang menciptakannya, dan pengetahuan-Nya meliputi semua urusannya. Hingga Allah ﷻ mengetahui apa yang dibisikkan oleh hati manusia kebaikan dan keburukannya.

Di dalam hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda :

Sesungguhnya Allah memaafkan terhadap umatku apa yang dibisikkan oleh hatinya selama dia tidak mengucapkannya atau mengerjakannya.

Allah ﷻ berfirman :

dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Qaf: 16)

Yakni malaikat-malaikat Allah ﷻ lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. Dan menurut pendapat ulama yang menakwilkannya dengan pengertian ilmu Allah, sesungguhnya yang dimaksud hanyalah untuk menghapuskan pengertian dugaan adanya bertempat atau ke­manunggalan, karena kedua sifat tersebut merupakan hal yang mustahil bagi Allah ﷻ menurut kesepakatan semua ulama, Mahasuci Allah dari keduanya. Akan tetapi bila ditinjau dari segi teks, ayat tidak menunjukkan ke arah pengertian pengetahuan Allah, karena Allah ﷻ tidak mengatakan, "Aku lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." Dan yang Dia katakan hanyalah: dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Qaf: 16)

Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain sehubungan dengan orang yang sedang meregang nyawanya:

dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat. (Al-Waqi'ah: 85)

Yaitu malaikat-malaikat-Nya.

Dan sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr: 9)

Para malaikatlah yang turun membawa wahyu Al-Qur'an dengan seizin Allah ﷻ .

Demikian pula para malaikatlah yang lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya berkat kekuasaan Allah ﷻ yang diberikan kepada mereka untuk hal tersebut. Maka malaikat itu mempunyai jalan masuk ke dalam manusia sebagaimana setan pun mempunyai jalan masuk ke dalam manusia melalui aliran darahnya, seperti yang telah diberitakan oleh Nabi ﷺ .

Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya :

(yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya (Qaf: 17)

Yakni dua malaikat yang ditugaskan oleh Allah ﷻ untuk mencatat amal perbuatan manusia.

yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (Qaf: 17)

Artinya, keduanya selalu mengawasi.

Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Qaf: 18)

Yaitu tiada suatu kalimat pun yang dikatakannya, melainkan ada malaikat yang selalu mengawasinya dan mencatatnya; tiada suatu kalimat pun yang tertinggal, dan tiada suatu gerakan pun yang tidak tercatat olehnya.

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya :

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Infithar: 10-12)

Semoga bermanfaat.

Abu Aurel Reza

Tidak ada komentar: